Siapa nama lengkap kamu, asal, dari PK berapa?
Nama lengkap saya adalah Muhammad Ardiyansyah. Kota kelahiran saya adalah Pasuruan, Jawa Timur dan kota domisili di Indonesia adalah Yogyakarta. Saya mengikuti PK 74 LPDP RI.
Apa yang membuatmu menyenangi matematika?
Matematika adalah cabang ilmu yang sangat umum dan dapat dikolaborasikan dengan berbagai bidang keilmuan yang lain. Saya menyenangi matematika karena menurut saya, memecahkan persoalan-persoalan yang ada di dalam matematika, seperti bermain peran detektif. Saya dituntut kreatif untuk menyelesaikan suatu kasus dengan berbagai kumpulan petunjuk yang telah ada dan harus sesuai dengan suatu set aturan yang berlaku. Sekarang, saya sedang mendalami bidang Applied Algebra, lebih spesifiknya yaitu tentang Phylogenetics. Di bidang ini, saya berupaya mencari model yang paling pas secara biologi dan matematika guna memodelkan proses evolusi spesies.
Ceritain dong perjalanan kamu bisa sampai ke Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universitat Bonn, Jerman dengan beasiswa LPDP?
Pada tahun 2015, tahun terakhir S1 di UGM, saya berupaya mencari LoA dari universitas di Eropa yang dikenal memiliki jurusan matematika yang berkualitas top. Singkat cerita, akhirnya saya memperoleh LoA tersebut dari Rheinische Friedrich-Wilhelms-Universitaet Bonn Jerman, yang menjadi kampus terdepan di Jerman dalam bidang penelitian matematika. Saya mendaftar di Bonn tersebut karena proses pendaftaran yang mudah dan semuanya bisa dilakukan secara online, tidak ada biaya pendaftaran alias gratis dan yang paling penting lagi adalah saya dibebaskan dari persyaratan kualifikasi bahasa Inggris dikarenakan oleh pengalaman yang saya peroleh selama setahun menjadi siswa pertukaran di Amerika Serikat sewaktu SMA.
Singkat cerita, barulah setelah lulus dan diwisuda dari UGM pada tahun 2016, saya memberanikan diri untuk mendaftar salah satu beasiswa paling bergengsi untuk orang Indonesia, yaitu beasiswa Magister LPDP. Alhamdulillah, setelah melalui serangkain seleksi yang tidak mudah, saya berhasil lolos sebagai salah satu awardee beasiswa LPDP 2016. Selang beberapa bulan kemudian, barulah saya berkesempatan untuk mengikuti PK ke 74 LPDP dimana saya memperoleh banyak bekal untuk menjalani perkuliahan master di Jerman. Alhamdulillah, dua bulan setelah mengikuti PK, saya sudah menginjakkan kaki saya di Jerman untuk memulai kuliah master.
Bagaimana pengalaman kuliah sambil ditemani istri yang sedang hamil dan kemudian melahirkan? Seru, deg-degan? Bagaimana cara kamu membagi waktu antara kuliah dan mengurus keluarga?
Pengalaman mempunyai anak di tanah rantau tidak menjadi beban buat saya. Saya menganggap semua hal ini adalah karunia dari Allah SWT karena hal ini semakin menambah pengalaman dan cerita dari tanah rantau yang bisa saya bagikan. Meskipun terkadang banyak hal-hal baru yang harus dipelajari sebagai orang tua baru di tanah rantau, hal ini tidak memadamkan semangat saya dalam belajar tentang hal-hal baru tersebut. Sebenarnya proses belajar hal-hal baru ini adalah tantangan yang sebenarnya harus dihadapi karena di tanah rantau, saya dan istri harus bisa mandiri mengurus si kecil dan mengelola keluarga kecil yang kita miliki. Semua hal tersebut malah menjadi dorongan semangat tersendiri untuk belajar membagi waktu, menentukan skala prioritas dan untuk lebih efektif dalam belajar dan bekerja. Sebenarnya tujuan yang ingin dicapai adalah konsep work-life balance, dalam artian bahwa studi dan riset berjalan baik dan kualitas waktu bersama keluarga dan kehidupan sosial juga tetap terjaga.
Sebagai contoh, selama kehamilan, saya harus bisa memprioritaskan waktu sedemikian sehingga saya selalu bisa menemani istri dalam setiap kontrol rutin ke dokter kandungan karena saya meyakini bahwa keberadaan pasangan yang sebenarnya adalah untuk memperkuat pasangannya dan memang penting bagi saya untuk mengetahui perkembangan proses kehamilan. Setelah kelahiran, saya selalu mendampingi istri ketika ada pemeriksaan dan imunisasi rutin untuk si kecil. Selain itu, salah satu contoh kerja efektif yang saya maksudkan di atas adalah bagaimana kita bisa saling membantu dan membagi peran dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Pada akhirnya, semua hal ini akan terasa menyenangkan untuk dilakukan apabila kita sudah mendapatkan konsep yang pas untuk diri kita.
Saat ini kamu tengah dalam persiapan melanjutkan studi Doktoral di Aaalto University, Finlandia. Bagaimana ceritanya? Apakah pengalaman studi di Jerman mendorongmu untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya?
Saya memulai studi Doktoral di Aalto University, Helsinki, Finlandia sejak 01.09.2019. Setelah lulus dari program Master tahun 2018, saat itu saya berupaya untuk mendapatkan posisi PhD di berbagai tempat dari informasi-informasi yang saya peroleh dari supervisor master thesis maupun media online. Saya mendapatkan info mengenai open position di salah satu riset grup matematika di Aalto University ini melalui online platform. Setelah melalui beberapa tahapan wawancara, akhirnya saya dinyatakan diterima sebagai Research Assistant. Tetapi untuk mendapatkan status sebagai PhD student, saya masih harus melamar secara terpisah. Alhamdulillah, pada bulan Agustus 2019, saya mendapat status sebagai Doctoral Candidate juga.
Hal lain yang patut mendapat perhatian adalah proses pengurusan izin tinggal atau residence Permit. Kalau di Jerman, pada awalnya kita diwajibkan mengurus visa studi, di Finlandia, semenjak sebelum keberangkatan, apabila pelamar berencana untuk tinggal lebih dari 6 bulan, maka pelamar diwajibkan untuk membuat residence permit terlebih dahulu. Proses yang saya dan keluarga lakukan memakan waktu lebih kurang selama 3 bulan. Residence permit yang kita lamar adalah dengan tujuan bekerja karena memang tujuan utama datang ke Finlandia adalah sebagai researcher. Dengan izin tinggal jenis ini pula, saya dan keluarga akan memiliki hak dan kewajiban yang sama seperti dengan permanent residence di Finlandia.
Pengalaman studi di Jerman sedikit banyak terlah membantu saya untuk bisa mendapatkan posisi PhD ini. Salah satu alasannya adalah Supervisor PhD paham bahwa background matematika yang telah saya miliki sudah mumpuni karena saya berkuliah di salah satu tempat dengan kelas penelitian matematika terbaik di Jerman. Secara personal beliau juga memahami bahwa Jerman adalah tempat yang baik untuk melakukan riset matematika, terutama di Max Planck Institute for Mathematics karena beliau mendapat PhD di Jerman dan sering berkolaborasi dengan peneliti dari Max Planck.
Adakah pesan untuk teman-teman di Indonesia yang hendak mengikuti kesuksesanmu?
Jangan takut untuk bermimpi, walaupun mimpimu terlihat kecil dan sepele. Perubahan yang besar pasti diawali oleh langkah/langkah kecil. Jaga mimpimu. Pupuk mimpimu dengan semangat, motivasi dan inspirasi kesuksesan orang lain. Biarkan mimpimu tumbuh menjadi sebuah pohon kesuksesan yang besar. Merasa lelah dalam menjaga pohon kesuksesan ini memang wajar. Segera kembalilah memberi pupuk dan menyiraminya dengan air ketika kamu ingat ada pohon yang harus kamu rawat. Kelak di masa depan, kamu sendirilah yang akan menikmati buah yang engkau tanam dan jaga selama ini. Usaha tidak akan mengkhianati hasil.