Aachen merupakan kota kecil di negara bagian North Rhine Westphalia/Nordrhein-Westfälischen (NRW) yang terletak di bagian paling barat dari negara Jerman. Kota ini berbatasan langsung dengan Belanda dan Belgia. Dalam Bahasa Belanda Aachen dibaca Aken sedangkan orang Perancis menyebutnya Aix-la-Chapelle. Jangan heran ketika anda membaca peta ataupun petunjuk yang tertera di beberapa tempat di sini dengan tulisan Aken ataupun Aix-la-Chapelle, itu maknanya sama yaitu Aachen. Kata Aachen itu sendiri berasal dari kata „Aach“ berarti „sungai“ yang dalam bahasa latin yaitu Aquae, artinya sumber mata air.
Kota Aachen mulai familiar di Indonesia setelah hadirnya film Habibie dan Ainun di akhir tahun 2012 yang mengangkat kisah nyata dari Bapak Prof. B. J. Habibie dan almarhumah istrinya, Ibu Hasri Ainun Habibie. Yup, mantan presiden Republik Indonesia yang ketiga tersebut pernah menjalankan masa mudanya di Aachen dalam rangka menuntut ilmu di kampus RWTH-Aachen (Rheinisch-Westfaellische Technishce-Hoschschule). Selain itu, kota Aachen juga pernah menjadi tempat dilaksanakannya Muktamar dan Silaturrahim FORMAL-Jerman (Forum Mahasiswa LPDP-Jerman) pada tahun 2015 yang dihadiri oleh para penerima beasiswa LPDP se Jerman. Dan, jauh sebelum itu, kota Aachen sudah terkenal di mata dunia karena sosok Charlemagne (Charles I), yang lebih dikenal sebagai Charles the Great atau Karl der Große (748-814), kaisar bangsa Romawi yang berhasil menyatukan sebagian Eropa Barat. Beliau menjadikan Aachen sebagai pusat pemerintahannya. Beliau juga membangun istana dan katedral di Aachen selama menjabat sebagai Kaisar.
(Baca juga yuk : Silaturrahim dan Muktamar Kedua FORMAL-Jerman di Aachen. Link: silaturrahim dan Muktamar kedua FORMAL Jerman )
Transportasi di Aachen
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, Aachen adalah kota kecil sehingga di sini tidak akan ditemui tram atau kereta listrik yang beroperasi di dalam kota. Kereta dari dan menuju kota lain seperti Cologne, Düsseldorf, dll hanya akan melewati beberapa tempat yaitu stasiun pusat (Hauptbahnhof), Westbahnhof, Aachen Schanz dan Rothe Erde. Sedangkan transportasi di dalam kota Aachen hanya ada bus yang biasanya beroperasi selama 24 jam. Tiket bus dapat dibeli di beberapa terminal bus atau bisa langsung dibeli kepada sopir bus tersebut. Untuk harga tiket bisa dicek di sini. Bagi yang melakukan one day trip, ada baiknya membeli tiket harian (Tages-ticket) karena lebih murah dan lebih praktis.
Napak Tilas Perjuangan Pak Habibie
Meskipun Aachen merupakan kota kecil, akan tetapi ada banyak hal yang dapat dinikmati di sini dan serasa ada suatu keharusan untuk dikunjungi terutama bagi warga Indonesia yang sedang berada di Eropa. Bagi mereka yang mengagumi semangat dan kegigihan pak Habibie dalam menuntut ilmu bisa menapak tilas jejak beliau dengan mengunjungi gedung-gedung kampus RWTH-Aachen. Sebagai informasi, Pak Habibie mendapatkan gelar Diplom-Ingeniur pada tahun 1960 dan langsung bekerja sebagai Research Assistant di Institut für Leichtbau (ILB). Melihat ke dalam gedung ILB yang lokasinya di Wüllnestrasse 7 sembari membayangkan adegan-adegan dalam film Habibie dan Ainun, mengingatkan kita pada perjuangan beliau dalam menyelesaikan pendidikannya. Pada tahun 1962, pak Habibie juga bekerja paruh waktu sebagai penasehat pada perusahaan Talbot yang sedang mengerjakan dua proyek dari Deutsche-Bundesbahn, perusahaan transportasi milik negara Jerman. Melihat kinerja Pak Habibie, Pimpinan Konstruksi Kereta perusahaan kereta api Makosh pernah menawarkan posisinya yang akan pensiun kepada pak Habibie akan tetapi pak Habibie menolak tawaran tersebut. Kemudian, Pak Habibie mendapatkan gelar Dr.-Ing (Doktor der Ingenieur) pada tahun 1965 dengan disertasi berjudul Beitrag zur Temperaturbeanspruchung der ortophen Kriegscheibe. Dan, setelah meraih gelar doktor, pak Habibie juga ditawarkan untuk melanjutkan risetnya dan mengikuti Habilitation sebagai salah satu syarat menjadi profesor di RWTH-Aachen, tetapi beliau menolak tawaran tersebut. Satu lagi, Boeing dan Airbus sangat tertarik dengan disertasi pak Habibie yang pada saat itu dianggap sangat inovatif, menawarkan beliau untuk bekerja di perusahaan tersebut, dan pak Habibie juga menolak tawaran ini. Pada akhirnya beliau memilih tawaran pekerjaan dari perusahaan Messerschmitt-Bölkow-Blohm yang berlokasi di Hamburg. Di sinilah pak Habibie menghasilkan teori-teori tentang Termodinamika, Konstruksi dan Aerodinamika (dikenal dengan Habibie-Faktor, Habibie-Theorem & Habibie-Methode).
Elisenbrunnen, Katedral dan Rathaus
Tiga landmark yang paling sering dikunjungi di Aachen adalah Elisenbrunnen, Katedral dan Rathaus (City Hall). Ketiganya berada di pusat kota dan letaknya sangat berdekatan sehingga bisa dijelajahi dengan berjalan Kaki.
- Elisenbrunnen (The Elisa Fountain)
Lokasinya yang di pusat kota, tepat di pinggir jalan dan desain bangunan dengan struktur neoklasik yang unik menjadikan Elisenbrunnen sebagai salah satu objek wisata yang paling sering dikunjungi di Aachen. Elisenbrunnen dibangun pada tahun 1827 yang desainnya dibuat oleh arsitektur Cremer dan Schinkel. Pada bangunan ini terdapat salah satu air mancur yang menjadikan Aachen terkenal sebagai kota spa. Di belakang Elisenbrunnen terdapat taman yang sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya warga Aachen bersama keluarga menghabiskan sore, taman tersebut dikenal dengan nama Elisengarten. Berbagai acara kultur sering dilaksanakan di taman ini.
- Katedral Aachen (Aachener Dom/Aachen Cathedral)
Gereja Katedral Aachen merupakan salah satu gereja tertua di Jerman yang mulai dibangun pada sekitar tahun 796 di masa kekaisaran Charlemagne. Katedral ini menyimpan banyak harta peninggalan diantaranya Tahta Charlemagne (tahun 800), Altarpiece emas (tahun 1000), Mimbar emas (tahun 1020), Kuil emas Charlemagne (tahun 1215), tempat suci Perawan Maria (tahun 1238), dan lainnya. Charlemagne atau dikenal juga sebagai Karl der Große dalam bahasa Jerman, adalah Kaisar suci pertama di Romawi. Beliau wafat dan dikuburkan di Katedral tersebut.
Kapel Palatine merupakan bagian dari Katedral digambarkan sebagai karya Arsitektur Carolingian. Kapel ini dijadikan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1978. Kapel Palatine terinspirasi dari gereja Bizantium San Vitale di Ravenna, Italia. Charlemagne meninggalkan berbagai peninggalan selama hidupnya dan menyimpannya di Gereja Katedral Aachen. Selama ratusan tahun Katedral Aachen menjadi tempat penobatan 30 raja dan 12 ratu Jerman.
- Balai Kota Aachen (Rathaus Aachen/City Hall Aachen)
Balai kota Aachen mulai dibangun pada tahun 1330 terletak di samping Katedral, tepatnya di antara Marktplatz (lapangan pasar) dan Katschof. Rathaus Aachen merupakan tempat penjamuan pada kegiatan pengangkatan raja dan ratu. Balai penobatan mahkota tersebut berada di lantai pertama balai kota. Di dalamnya terdapat lima lukisan dinding karya Alfred Rethel yang memperlihatkan adegan-adegan tentang kehidupan Charlemagne (Karl der Große) beserta tanda tangan Kaisar. Di dalam gedung ini juga terdapat replika dari Imperial Regalia.
Air Mancur
Ada banyak air mancur di kota Aachen, diantaranya adalah air mancur Karlsbrunnen (Karl der Große), Puppenbrunnen (air mancur boneka perunggu), dan Kreislauf des Geldes (Air mancur “Circulation of Money”). Ketiga air mancur tersebut berada dekat dengan kawasan landmark Elisenbrunnen, Rathaus dan Katedral.
- Karlsbrunnen. Air mancur ini berada di tengah Marktplatz, tepatnya di depan Rathaus (City Hall) Aachen. Di atas air mancur ini terdapat replika dari patung Karl lengkap dengan mahkota, tongkat, dan baju besinya.
- Puppenbrunnen. Air mancur dengan beberapa boneka yang terbuat dari perunggu ini terletak di sebelah kanan dari Katedral. Boneka-boneka ini memiliki arti tertentu seperti boneka kuda dan penunggangnya melambangkan Aachen terkenal dengan “tradisi” Festival berkuda yang diselenggarakan setiap tahunnya, boneka “market woman” sebagai simbol Aachen sebagai kota dagang, dll. Puppenbrunnen terasa lebih menarik karena beberapa bagian tubuh dari boneka perunggu ini bisa digerakkan.
- Kreislauf des Geldes (Air mancur “Circulation of Money”) atau Geldbrunnen terletak di belakang elisengarten (taman Elisen) dan di samping kiri Katedral. Air mancur ini bercerita tentang peredaran uang. Di pinggir kolam terdapat beberapa boneka perunggu melambangkan sesuatu hal yang berhubungan dengan uang yaitu kemiskinan, kekikiran dan keserakahan. Di sudut yang lain terdapat dua boneka perunggu yang menggambarkan seorang ayah mengajarkan anak perempuannya tentang bagaimana menggunakan dan mengelola uang. Banyak pengunjung melemparkan uang koin ke dalam kolam tersebut.
Masjid Bilal dan Masjid Imam Malik di Aachen
Setelah puas berkeliling menjelajahi elisenbrunnen dan sekitarnya, bagi yang muslim dan ingin melaksanakan sholat bisa dilakukan di beberapa masjid di kota Aachen. Yang pertama dan paling besar adalah masjid Bilal (Bilal Moschee) yang berada di sekitar area Westbahnhof. Dari pemberhentian bus Elisenbrunnen (berada di seberang elisenbrunnen) naik bus no. 24 atau 33 dan turun di westbahnhof. Bangunan masjid ini letaknya di dataran tinggi sehingga beberapa bagian bangunannya dapat dilihat dari jalan. Atau bisa juga ditempuh dengan berjalan setelah mengelilingi Elisenbrunnen dan Rathaus. Dari sini butuh waktu sekitar 20 sampai 30 menit sampai ke masjid Bilal. Adapun rutenya bisa melalui jalan yang dilewati bus ke westbahnhof, bisa juga melalui jalan lain melewati beberapa kampus RWTH-Aachen seperti gedung Audimax dan Gedung Prof. Pirlet strasse (PPS). Masjid Bilal berada di belakang gedung PPS tersebut dan juga bersebelahan dengan lapangan tenis RWTH-Aachen.
Selain masjid Bilal, di Aachen juga ada masjid Imam Malik (Al-Imam Malik Moschee). Berbeda dengan masjid Bilal yang memiliki bangunan tersendiri, bangunan masjid Imam Malik terletak di antara gedung (toko), tepat di sebelah toko „Multimedia Aachen“. Lokasi tepatnya adalah di Ottostrasse 87 sekitar 10 atau 15 menit jalan kaki dari Elisenbrunnen menuju Kaisarplatz dan menyeberang jalan besar Adalbersteinweg. Jalan Otto (Ottostrasse) berada di sisi kiri dari jalan besar Adalbersteinweg tersebut. Banyak bus yang melewati jalan ke masjid Imam Malik di antaranya no. 2, 12, 22, 73, 25, 35, 45, dll turun di halte Scheibenstrasse, menyeberang jalan Adalbersteinweg dan berjalan ke arah kiri sekitar 5 menit dari halte tersebut.
Tanah Perbatasan Tiga Negara (Dreiländereck bei Aachen/Three Countries Border)
Satu lagi lokasi yang menjadi daya tarik kota Aachen adalah Dreiländereck di mana tempat ini merupakan titik pertemuan tiga negara yaitu Jerman, Belanda dan Belgia. Berbagai kegiatan outdoor bisa dilakukan di sini seperti bersepeda gunung (ada banyak rute untuk mereka yang hobi bersepeda dengan tingkat adrenalin yang tinggi), ataupun hanya sekedar hiking. Di sini juga terdapat beberapa menara yang digunakan untuk melihat keindahan panorama ketiga negara tersebut. Dan ada juga permainan labyrin dengan disain kupu-kupu raksasa. Bus menuju area lokasi adalah bus no. 25, 35 dan 45 dari Elisenbrunnen dan turun di halte Westfriedhof, dan dari sini jalan kaki sekitar 30 menit. Atau bisa juga dengan bus no. 33 menuju Vaals busstation dan turun di halte Vaalserquartier Schmiedgasse. Dari sini hanya butuh waktu 15 sampai 20 menit ke lokasi.
Nobis Printen, Chickenpont, Aquis Plaza, Pabrik coklat Lindt
Ada hal unik lainnya dari Aachen, yaitu kue semacam biskuit yang disebut Printen. Printen ini terbuat dari coklat, madu dan rempah-rempah. Nobis Printen merupakan salah satu pabrik terbesar penghasil printen. Toko Nobis ini tersebar di hampir seluruh sudut kota Aachen. Selain printen, juga ada kue lain seperti Berliner, Croissant dll.
Tempat makan yang menjadi lokasi favorit bagi warga Aachen (khususnya mahasiswa) adalah Pontstrasse karena lokasinya yang dekat dengan kampus RWTH-Aachen dan di sepanjang jalan setapak ini juga terdapat gerai yang menjual berbagai masakan khas beberapa daerah seperti masakan China, Jepang, Thailand, Arab dan Turki dll. Ada juga gerai es krim di sini. Dari semua gerai tersebut yang paling disukai penulis dkk adalah CHICKENPONT dengan menu halbhänchen mit Pommes und salat. Selain rasa yang sesuai dengan selera, harga yang sesuai dengan beasiswa menjadi pertimbangan dalam menetapkan chickenpont sebagai gerai favorit. Ada ungkapan bahwa anda dikatakan belum mengunjungi kota Aachen jika belum merasakan halbhänchen-nya chickenpont (ini ungkapan versi penulis ya).
Bagi yang ingin merasakan suasana perkotaan, bisa mengunjungi mall/plaza di pusat kota Aachen yaitu Aquis Plaza. Plaza ini merupakan satu-satunya plaza/mall yang ada di Aachen dan baru diresmikan akhir tahun 2015. Ada banyak gerai di dalamnya termasuk Rewe, Saturn, dll. Dari Elisenbrunnen jalan kaki menuju Adalbertstrasse. Di kiri kanan jalan Adalbert ini juga terdapat Galeria dan berbagai toko baju murah meriah seperti H&M dan New Yorker.
Untuk oleh-oleh, bisa mengunjungi pabrik coklat Lindt yang berada di Süsterfeldstrasse 130. Berbagai macam jenis dan rasa coklat bisa didapatkan di sini dengan harga yang lebih murah dibandingkan coklat Lindt yang dijual di tempat lain.
Sebenarnya masih banyak tempat ataupun lokasi yang dapat dijelajahi di kota Aachen. Mungkin suatu saat akan ditambahkan oleh penulis ataupun rekan-rekan yang sedang kuliah di sini. Dan, selamat menikmati kota kecil Aachen, yang meskipun kotanya kecil tapi banyak orang-orang besar yang pernah tinggal dan membuat sejarah mereka di kota ini.
Kontributor: Dedi Rosa Putra Cupu, Institute Machine Elements and Machine Design, RWTH Aachen.