Menjadi HiWi: Dibayar untuk belajar, siapa yang tidak tertarik?

Jerman adalah salah satu Negara yang memberikan banyak kenyamanan dan kesempatan tidak hanya untuk warga Jerman itu sendiri, melainkan juga untuk mahasiswa asing. Selain biaya hidup dan biaya pendidikan yang cenderung lebih terjangkau dibanding dengan Negara Eropa lainnya, pemegang student visa juga diperbolehkan untuk bekerja dengan ketentuan yang berlaku. Jenis pekerjaan yang bisa kita lakukan di Jerman sangat variatif; dari mulai penjaga stand pameran hingga menjadi pemeran figuran senetron (apabila berbakat, ya!). Kita tinggal memilih pekerjaan mana yang paling cocok dan sanggup kita lakukan tanpa harus mengorbankan niat utama kita, yaitu untuk belajar. Ada gak sih pekerjaan yang bisa menunjang proses belajar kita sekaligus juga dibayar oke? Jawabannya: ada banget!

Menjadi seorang research assistant, atau dalam istilah bahasa Jerman biasa disebut dengan HiWi (Hilfswissenschaftler) di perguruan tinggi tempat kita belajar adalah salah satu pekerjaan yang bisa kita lakukan tanpa harus mengganggu tugas utama kita untuk belajar, bahkan, pekerjaan ini bisa membantu kelancaran kuliah kita juga lho! Apabila kita bekerja sebagai research atau teaching assistant, terutama di departemen/fakultas yang sama dengan yang kita ambil, maka secara tidak langsung kita akan belajar hal-hal yang berkaitan dengan disiplin ilmu kita. Menarik kan? Ilmu kita makin banyak dan bonusnya kita mendapatkan bayaran 🙂

How to be a research assistant?

Biasanya ada dua cara yang dilakukan oleh pihak universitas dalam melakukan rekrutmen HiWi; publikasi di kampus atau dosen itu sendiri yang memilih research assistant yang mereka inginkan. Apabila informasi itu dipublikasikan di kampus, maka proses yang berlaku sama dengan proses rekruitmen pekerjaan pada umumnya: mengirim surat lamaran dan curriculum vitae, seleksi, interview, dan terakhir tanda tangan kontrak apabila diterima. Biasanya, proses rekruitmen ini akan banyak bermunculan di setiap akhir summer semester karena banyak research assistant yang sudah lulus kuliah.

Cara kedua adalah secara langsung ditawarkan dan dipilih oleh professor yang bersangkutan. Nah, untuk yang satu ini kita harus cerdas dalam melakukan “tebar pesona”. Hampir semua professor merekrut research assistant dari mahasiswa yang dia ajar atau direkomendasikan oleh kolega sesama professor. Prosesnya lebih singkat dan sederhana dibandingkan dengan cara pertama tadi. Karena mereka sudah tahu profile kita (dari CV yang kita kirim untuk daftar kuliah dan keseharian kita di kelas), maka kita hanya perlu datang untuk mendapatkan penjelasan tentang tugas kita dan melakukan tanda tangan kontrak di kantor kepegawaian. Harus pintar dan dapet IPK 1.0 dong? Oh tidak perlu! Biasanya professor akan mencari mahasiswa yang specialist, bukan generalist. Satu professor bisa memiliki satu hingga empat orang research assistants, dan setiap research assistant memiliki keahlian masing-masing. Jadi, kita tidak perlu pintar dalam segala bidang, cukup beberapa saja yang menjadi keahlian kita.

Apa saja tugas research assistant?

Tugas utama seorang research assistant adalah membantu dalam segala hal yang berhubungan dengan penelitian yang akan atau sedang dilaksanakan oleh professor tersebut seperti melakukan literature review, mengumpulkan dan menganalisa data, menyiapkan proposal dan materi untuk komite dan calon donator, membuat presentasi untuk seminar atau conference, melakukan korespondensi, menghadiri project meetings, dan menulis laporan research progress. Selain tugas utama yang disebutkan tadi, seorang research assistant juga bertugas untuk me-maintain perkembangan studi mahasiswa (baik itu mahasiswa S1 ataupun mahasiswa S2 dengan “kebutuhan khusus”) seperti mengirim tugas, memonitor paper assignment deadline, dan melakukan coaching atau konsultasi untuk mahasiswa yang tidak lulus dalam mata kuliah tertentu (lumayan kan bisa dikenal sama junior atau senior?).

Ruang kerja, face to face terus dengan professor
Ruang kerja, face to face terus dengan professor

Berapa working hours yang diperbolehkan?

Jumlah jam bekerja yang diperbolehkan oleh regulasi pemerintah Jerman untuk mahasiswa asing berbeda-beda, tergantung dari mana kita berasal. Untuk mahasiswa yang berasal dari Austria, Belgium, Bulgaria, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Greece, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Latvia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherlands, Norway, Poland, Portugal, Romania, Sweden, Switzerland, Slovakia, Slovenia, Spain dan the United Kingdom, diperbolehkan bekerja sebanyak mungkin. Namun, seperti yang juga berlaku untuk mahasiswa Jerman, apabila bekerja lebih dari 20 jam dalam seminggu, maka diwajibkan untuk membayar sejumlah pajak kepada German social security system.

Untuk mahasiswa yang berasal dari selain Negara tersebut diatas, termasuk dari Indonesia, maka kita diperbolehkan untuk bekerja selama maksimal 120 hari (full-day works) atau 240 hari (half-day works), atau rata-rata 80 jam per-bulan. Apabila kita bekerja sebagai research assistant, maka kita diperbolehkan untuk bekerja lebih dari 120 jam dalam setahun asalkan kita melapor kepada Alien Registration Office (sumber: Study in Germany). Ingat ya! Harus lapor kepada Alien Registration Office, karena apabila kita tidak melapor akan dianggap sebagai bentuk pelanggaran dan kita bisa dipulangkan ke Negara kita karena telah menyalahgunakan hak kita sebagai pemegang student visa.

Pantry, bisa digunakan untuk menghangatkan bekal makan siang dan bikin kopi
Pantry, bisa digunakan untuk menghangatkan bekal makan siang dan bikin kopi

How much do we earn?

Berapa jumlah bayaran yang kita peroleh akan sangat bergantung pada jenis pekerjaan kita, prior knowledge and experience, lokasi/kota tempat kita bekerja, dan faktor lainnya. Untuk pekerjaan sebagai research assistant, biasanya kita akan dibayar EUR 10 hingga EUR 14 per-jam. Pembayaran akan dilakukan disetiap akhir bulan yang langsung ditransfer oleh pihak universitas ke rekening kita. Jadi dengan bekerja selama 10 jam saja per-minggu, kita sudah bisa mendapatkan uang tambahan (selain dari beasiswa atau dari orang tua) sebanyak EUR 400 – EUR 560 dalam sebulan. Saya yakin, bekerja 10 jam seminggu tidak akan mengganggu kuliah kita ko! Anggap saja itu alokasi nongkrong sambil haha hihi di warung kopi. Selain itu, waktu kerja yang fleksibel menjadi kelebihan tersendiri, kita bisa bekerja kapanpun kita mau selama tidak ada janjian meeting dan pekerjaan kita selesai tepat waktu.

Apakah kita wajib membayar pajak?

Berbicara soal pajak dan dana pensiun yang diambil dari gaji setiap orang yang bekerja di Jerman memang akan sangat panjang. Persentase pajak yang diambil akan sangat tergantung kepada jumlah penghasilan, marital status (jomblo pajaknya lebih besar lho!), dan aspek lainnya. Nah, untuk mini-job dengan penghasilan perbulan dibawah EUR 450, kita tidak diwajibkan pajak dan bisa memilih untuk tidak ikut dana pensiun. Apabila mahasiswa berpenghasilan lebih dari EUR 450 per-bulan, maka akan dikenakan pajak. Namun, pajak yang kita bayarkan bisa kita ambil kembali, atau dikenal dengan istilah income tax return, yang bisa kita ambil di setiap akhir tahun atau pada saat kita akan kembali ke Negara masing-masing dan tidak bekerja lagi di Jerman. Dalam beberapa kasus, penghasilan dibawah EUR 450 juga akan dikenakan income tax, namun tetap nantinya akan dikembalikan juga. Jadi, itung-itung nabung saja!

Bagaimana dengan potongan uang pensiun? Hanya mahasiswa berpenghasilan lebih dari EUR 850 akan dikenakan iuran pensiun penuh sebanyak 9.45%. Apabila mahasiswa bekerja lebih dari 80 jam per-bulan (Ingat ya harus lapor Alien Registration Office), maka selain dikenakan pension insurance, akan dikenakan juga health and unemployment insurance. (sumber: Deutsches Studentenwerk).

Bagi sebagian orang, bekerja sambil kuliah di Jerman merupakan suatu tuntutan. Namun, selain tentunya mendapatkan financial benefit, ada hal lain yang lebih penting dari sekedar mendapat penghasilan yang dengan bekerja di Indonesia pun sebenarnya bisa kita peroleh. Belajar dan mengenal secara langsung bagaimana bekerja bersama orang-orang Jerman (dan warga negara lainnya), di institusi Jerman, dan langsung di Negara Jerman tentunya lebih berharga dibandingkan sejumlah Euro yang kita dapatkan. Selain itu, network yang kita bangun selama bekerja disini, suatu saat akan kita butuhkan kembali. So, masih tertarik untuk menjadi HiWi?

Salah satu corporate partner untuk research dibidang cargo
Salah satu corporate partner untuk research dibidang cargo

Penulis:

Abdul Mu’ti Sazali – Mahasiswa program MBA Aviation Management di Frankfurt University of Applied Sciences (FRA-UAS) / Research Assistant for Aviation and Logistics at FRA-UAS.

2 thoughts on “Menjadi HiWi: Dibayar untuk belajar, siapa yang tidak tertarik?”

  1. keren sekali pak tulisannya. Apakah memang betul pajak jomblo itu besar pak? saya siap untuk menggugurkan status jomblo tersebut, bagaimana pak?

  2. Wah, saya baru tahu ternyata status jomblo bisa berefek negatif ke finansial juga..
    Kemudian, Menurut mas, metode “Tebar Pesona” yang bagaimana yang paling efektif untuk bisa menarik hati profesor terkait?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *