Graduate Record Examination (GRE) Test – My one test to Germany!

GRE 1

Sumber gambar : http://makemycareer.com/siteadmin/upload_image/entrance_exam/exam20_04_11_00_31_36.jpg

Alhamdulillah akhirnya ada ide untuk menulis artikel! Yak kali ini saya melalui website LPDP Jerman-yang-kece-pake-bingit ini akan membagikan informasi mengenai tes GRE atau Graduate Record Examination. Tes GRE merupakan suatu tes yang diakui internasional yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan dasar (matematis dan Bahasa Inggris) dari seseorang. Hasil skor GRE ini seringkali diperlukan sebagai dokumen yang harus dipenuhi untuk dapat mendaftar di universitas-universitas luar negeri (khususnya untuk jurusan-jurusan teknik, untuk MBA dan beberapa jurusan lainnya biasanya yang diperlukan adalah skor Graduate Management Admissiont Test / GMAT, bukan GRE). Saya sendiri mendaftar di jurusan master of electrical power engineering di RWTH Aachen yang juga memerlukan skor GRE. Jadi dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, butuh atau tidaknya tes ini.

Apa aja yang ada di tes GRE?

  1. Verbal Reasoning, di sini kemampuan berbahasa Inggris kita akan benar-benar diuji. Bila anda mampu mendapat skor toefl diatas 600, belum tentu anda mampu menguasai tes yang satu ini. Tes ini mencakup 3 hal: Reading comprehension, text completion, & sentence equivalent. Tes verbal disajikan dalam sesi Multi-Stage-Test (MST). Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  2. Quantitative Reasoning, tes matematika dasar. Disini kemampuan berhitung anda akan diuji. Menurut pendapat pribadi sebetulnya soal-soal ini tidak terlalu sulit secara matematis, namun sulit karena disajikan dalam Bahasa Inggris, jadi harus bisa mencerna soal lebih dalam. Oh ya, untuk tes ini tidak diperbolehkan membawa kalkulator ya, tapi disediakan kalkulator desktop bila diperlukan, menurut saya justru malah buang waktu menggunakan ini. Tes quantitative disajikan dalam 3 sesi MST. Untuk setiap sesi diberikan waktu 35 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  3. Analytical Writing. Tes ini dibagi 2 sesi: Analyze an Issue dan Analyze an Argument. Intinya kita diminta untuk berfikir secara kritis untuk menanggapi isu dan argument yang diberikan. Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit.

Sesi writing selalu diberikan di awal dalam rangkaian tes GRE, sementara untuk sesi lainnya diberikan secara acak. Kalau dari pengalaman saya, rangkaian sesi tes GRE yang saya alami yaitu: writing analyze an issue – writing analyze an argument – quantitative sesi 1 – verbal sesi 1 – quantitative sesi 2 – verbal sesi 2 – quantitative sesi 3.

Apa itu Multi-Stage-Test?

Multi-Stage-Test pada dasarnya ingin menilai betul seberapa besar kemampuan anda dalam berbahasa (verbal) atau berhitung (quantitative). Karena test ini dibagi dalam beberapa sesi, tingkat kesulitan pada soal-soal sesi berikutnya bergantung pada nilai anda pada sesi sebelumnya, jadi tentu kalau anda dapat mengerjakan soal-soal dengan baik pada sesi pertama, soal-soal pada sesi ke-2 akan lebih sulit lagi. Wuhuuuuw!

Bagaimana penilaiannya?

Skoring untuk verbal dan quantitative diberikan dalam range 130 – 170. Sementara untuk analytical writing diberikan dalam range 0.0 – 6.0. Konversi nilai menjadi persentase dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

GRE 2GRE 3

*tabel diambil dari http://www.ets.org/s/gre/pdf/gre_guide_table1a.pdf

Kalau ada, coba dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, kadang disediakan berapa rata-rata skor GRE peserta yang diterima di jurusan tersebut. Untuk jurusan saya contohnya, rata-rata nilai skor GRE pendaftar yang diterima adalah 151 untuk verbal dan 162 untuk quantitative. Bayangan skor ini tentu membantu kita menentukan target berapa skor yang kita butuhkan.

Gimana cara daftar tes GRE? Dimana tesnya? Berapa biayanya?

Anda bisa daftar secara online di www.ets.org/gre . Perlu dilihat yang dibutuhkan biasanya adalah GRE General Test, karena ada tes lain yaitu GRE Subject test yang kadang dibutuhkan untuk beberapa spesifikasi tertentu. Tempat tes GRE di Indonesia sayangnya hanya di 4 kota: Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar. Tesnya dikerjakan dengan menggunakan perangkat komputer. Biayanya adalah $195, mahal (menurut saya >,<), jadi tolong dipersiapkan dengan matang sebelum mengikuti test ini. Pembayarannya dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Untuk jadwal test nya dapat dilihat di website ETS tersebut.

Gimana supaya dapat skor yang oke?

Ya belajar, hahaha. Semua butuh disiapkan, terutama tes verbal yang memang sulit sekali. Butuh waktu untuk menghafal sekian ratus vocabulary baru agar mendapatkan nilai maksimal. Saran saya kalau memang baru ingin mempersiapkan tes GRE, siapkan waktu paling sedikit 2 bulan. Beberapa tips dari saya untuk tes GRE:

  • Belajar rutin, misal tiap hari menghafal 5-10 kata-kata baru, mengerjakan soal-soal matematika dasar, menulis artikel, dll.
  • Jangan pelit beli buku. Di bawah nanti saya berikan list publisher buku GRE yang bisa digunakan.
  • Gunakan simulasi tes dengan waktu secara rutin. Ini penting untuk melihat sudah sampai mana kemampuan kita. Beberapa buku juga memberikan akses secara online agar kita dapat melakukan simulasi mengerjakan tes GRE, manfaatkan dengan maksimal.

Beberapa bahan belajar buku GRE yang bisa digunakan:

  • Kaplan
  • Barron’s
  • Peterson
  • Cliffs Notes
  • Princeton Review
  • CD, DVD, Internet, dan lain-lain.

Untuk hasil tes verbal dan quantitative sudah bisa dilihat seusai mengerjakan tes GRE. Sementara untuk hasil writing akan keluar pada 10-15 hari setelah tes. Skor ini bisa langsung dikirimkan ke universitas-universitas yang kita inginkan (maksimal 4 universitas). Merasa skor kurang bagus? Anda diperbolehkan untuk mengikuti tesnya lagi (bayar lagi pastinya :v) minimal 21 hari setelah tanggal tes terakhir, dan maksimum 5 kali tes dalam janga waktu 1 tahun.

 

Fuuhhh. Saya rasa cukup untuk GRE nya, kalau ada pertanyaan bisa ditanyakan ke saya melalui FB. Jangan segan untuk membagikan info ini ke kawan-kawan yang memerlukan, karena ilmu itu ada untuk dibagi.

Salam.

Penulis : Fauzan Saputra (Awardee LPDP -Jerman, S2 RWTH Aachen)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *