Tinggal di Jerman awalilah dengan Bürgeramt: Langkah Awal Kedatangan di Kota Tujuan

HERLIZH WILLKOMMEN IN DEUTSCHLAND, ini pasti kalimat pertama yang akan rekan-rekan baca setelah hampir 13-16 jam di udara dan kaki kembali menyentuh darat tiba di bandara (flughafen) Jerman, senang rasanya bisa tiba selamat di negara tujuan apalagi terbayang rencana kedepan terbentang indah selama kita menyelesaikan studi.Bayangan indah kehidupan di Jerman pasti sudah mengisi ruang-ruang otak kita kan? Tunggu dulu cerita indah itu HANYA BISA TERJADI dan HANYA AKAN TERJADI ketika kita sudah melakukan langkah birokrasi yang satu itu. Ya, proses registrasi kependudukan (Anmeldebestätigung) di Kantor Kecamatan (Bürgeramt) di kota tempat kita tinggal dimanapun alamat apartement kita berlokasi.

Sebelum lebih jauh, saya jelaskan dulu arti Anmeldebestätigung biar rekan-rekan tidak kebingungan membedakan dengan Anmeldebescheinigung. Pada saat kita datang, kewajiban yang disyaratkan oleh Uni/FH/Hochschule sebelum memulai perkuliahan adalah REGISTRASI, dan dokumen yang diminta saat registrasi perkuliahan tiada lain salah satunya KTP kita tinggal di kota tersebut itulah yang disebut Anmeldebescheinigung yang artinya Surat Keterangan Penduduk. Adapun proses untuk mendapatkan dokumen itu disebut Anmeldebestätigung atau proses registrasi. Lalu pertanyaannya bagaimana cara melakukan registrasi? Nah kalau penasaran lanjutkan baca ke paragrap selanjutnya ya.

Setelah kita memiliki tempat tinggal tetap/sementara, kita wajib membawa dokumen kontrak (Mietvertrag) atau Surat Keterangan care of (c/o) yang tertera nama kita berikut alamat jelas disertai paspor aseli, visa terstempel imigrasi di Jerman serta kemampuan bahasa Jerman basic. Pasti ada yang bertanya emang gaboleh pake bahasa Inggris? Boleh aja sih cuma form isiannya gada yang ditulis dalam bahasa selain Inggris, artinya tanpa ngerti bahasa Jerman agak sulit mengisi form dimaksud, kecuali nanya ke mukimin Indonesia yang sudah fasih berbahasa Jerman. Form ini bisa diperoleh dengan mudah di front office kantor Bürgeramt kok gratis hanya tinggal isi. Begini penampakan formular nya:

buergeramt 1       burgeramt 2

Saat mengambil form kita akan diberikan secarik kertas nomor antrian (persis kaya di bank di tanah air). Setelah mengisi form dua lembar di atas maka antrilah di ruang tunggu Kantor Kecamatan untuk menunggu giliran dipanggil. Saya kasih tips jitu cara proses registrasi kependudukan apabila kita belum membuat appoinment adalah, DATANG SEPAGI MUNGKIN saat hari Senin (di Berlin, Senin khusus layanan tanpa appoinment dan jam 7 kantor kecamatan sudah buka) jangan harap dapat antrian kalau anda datang setelah jam 9, karena banyak “pendatang tanpa termin” yang juga mencari peruntungan registrasi. Oh ya, begitu kita dipanggil kita akan ditanya kontrak rumah asli serta no paspor dan tanggal lahir. Pengalaman saya karena akan membawa keluarga, saya daftarkan pula dependant yang akan menyertai kita selama studi ditulis pada tabel di hal kedua form agar kita tidak perlu lagi melakukan registrasi saat keluarga kita datang. Tidak butuh waktu lama (pengalaman saya 10 menit) sudah bisa kita peroleh SATU LEMBAR KERTAS BERHARGA untuk kehidupan kita dalam berbagai urusan di Jerman kedepan. Beginilah surat Anmeldebescheinigung yang SANGAT PENTING tersebut:

burgermat 3

Pasti ada yang bertanya, apa sih pentingnya KTP secuir ini (pake kertas burem pulak)? Nih saya kasi tahu manfaat Surat Sakti ini bagi kehidupan anda 2, 4 atau 5 tahun kedepan:

  1. TIDAK MUNGKIN MEMBUKA REK BANK (BANK KONTO) tanpa ada surat ini.
  2. TIDAK MUNGKIN MENDAFTAR ASURANSI (KRANKENVERSICHERUNG) tanpa ada surat ini.
  3. TIDAK MUNGKIN MENDAPAT SEMESTER TICKET (STUDIERENDEAUSWEIS) tanpa ada surat ini.
  4. TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (online payment) tanpa ada alamat terdaftar.
  5. TIDAK MUNGKIN LAPOR DIRI KE KBRI/KONJEN tanpa ada surat ini.
  6. TIDAK MUNGKIN BISA PERWALIAN (WS/SS) tanpa ada surat ini.
  7. Masih banyak lagi hal-hal lain yang TIDAK MUNGKIN DIPENUHI tanpa surat ini.

So cukup jelas dan ngeri-ngeri sedap kan kegunaannya selembar Anmeldebescheinigung ini bahkan kalau saja budaya laminating ada di Jerman, saya pasti akan melaminasi Anmeldebescheinigung ini agar tetep kinclong dan mulus. Selanjutnya pasti sampai kapan berlakunya Anmeldebescheinigung ini. KTP ini HANYA BERLAKU apabila kita masih tinggal di alamat saat kita tinggal saat ini, dengan kata lain kalau kita pindah rumah/alamat maka kita WAJIB melakukan registrasi ulang. Kok repot amat??? Bayangkan begitu kita pindah tanpa mengurus penggantian alamat, seluruh dokumen dari pihak ketiga akan terkirim ke alamat lama kita. Terbayang ga sih info berakhirnya kontrak rumah, rek koran (Kontoauszug), Semester Ticket atau paket pos sampai ke alamat lama dan petugas pos tidak menemukan nama kita di alamat dimaksud? Kebiasaan di Jerman, hampir seluruh urusan birokrasi dikirim via pos (hampir jarang yang dikirim via email apalagi sms, line, whatsap atau facebook hehe. So jangan anggap enteng hal yang mudah ini, karena indahnya hidup di Jerman akan serta merta hancur berantakan tanpa mengurus alamat baru. Jangan ragu-ragu, proses ini jauh dari sulit, mintalah kolega anda di kota tujuan untuk mencarikan alamat kantor kecamatannya, khusus anda pengunjung web FORMAL Jerman dimanapun kota anda tinggal kami Keluarga LPDP Jerman akan senang hati membantu anda mengurus hal-hal seperti ini. Semoga bermanfaat, selamat bergabung dengan keluarga FORMAL Jerman dan selamat menjelajah Jerman yang penuh sejarah ya…

Awal musim panas 2015

Penulis : Ron Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

 

Daftar Sekolah Penerima Kartu pos #nasipadang (sampai 31 Maret 2015)

Berikut daftar sekolah-sekolah penerima kartu pos #nasipadang yang telah mengisi formulir penerima #nasipadang :

Daftar Sekolah Tujuan Program #nasipadang (Menanam Inspirasi pada Generasi Mendatang)

Catatan bahwa kartu pos telah dikirimkan dari sahabat-sahabat #nasipadang ke semua sekolah yang ada di daftar tersebut. Beberapa dari sekolah tersebut telah menerima kartu pos dan mengirimkan testimoni dan foto-foto tentang #nasipadang. Tertarik untuk melihat testimoni dan fotonya? Silahkan lihat di sini.

Bagi sahabat #nasipadang yang ingin menerima kartu pos untuk periode April 2015 silahkan mengisi formulir pada postingan berikut:

http://lpdp-jerman.org/pendaftaran-penerima-kartu-pos-nasipadang-menanam-inspirasi-pada-generasi-mendatang/

 

Terima kasih.

Mari berbagi INSPIRASI bagi anak negeri !

Penulis : Admin #nasipadang

Terima kasih Telah Berbagi Inspirasi bagian 2 (Testimoni dari Guru Sekolah Penerima Kartu pos #nasipadang)

Berikut beberapa testimoni dan foto-foto yang dikirimkan Guru sekolah penerima #nasipadang.

testimoni pak SaehudinPak Saehuddin, guru SMK IT Al Junaedah, Sukabumi mengirimkan pesan melalui BBM kepada salah satu team #nasipadang. Beliau mengucapkan terima kasih kepada salah satu LPDP-Jerman Awardee (Dedi Rosa Cupu) yang mengirimkan kartu pos #nasipadang ke sekolahnya. Dengan semangat, beliau langsung membacakan isi surat (kartu pos.red) di depan siswa-siswinya.

Menurut pak Sae (sapaan akrab beliau), respon anak-anak sangat luar biasa dan mereka bermaksud untuk mengikuti jejak awardee untuk meraih impian mereka masing-masing serta berjanji akan belajar dengan tekun dan serius.

.

.

.

Ibu Mulyanah, seorang Guru di SD IT Rahmatan Lil Alamin, Bogor, Jawa Barat, berpendapat bahwa program #nasipadang sangat bagus dalam memberi motivasi untuk siswa dalam mewujudkan mimpi-mimpi mereka untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

IMG-20150318-WA0005

Alhamdulillah respon mereka (siswa/i.red) cukup bagus. Program ini sangat bagus terutama dalam memberi motivasi untuk siswa agar bisa mewujudkan mimpi-mimpi untuk sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. (Mulyanah, SPi. Guru SD IT Rahmatan Lil Alamin, Bogor, Jawa Barat)blank page

Kurnia Purnama Sari Ibu Kurnia Purnama Sari, guru SMP Negeri 5 Ciamis mengirimkan pesan singkat dan padat  dan mengirimkan foto beliau saat membacakan kartu pos #nasipadang:

Nih, udah aku bacain. Anak-anak senang banget, mereka sangat termotivasi. Makasih yaa atas support dan berbagi ceritanya

Penulis : Admin #nasipadang

Terima kasih Telah Berbagi Inspirasi (Testimoni dari Guru Sekolah Penerima Kartu pos #nasipadang)

Dari sekian banyak kartu pos yang telah dikirimkan oleh sahabat #nasipadang, beberapa diantaranya telah sampai di sekolah-sekolah di Indonesia. Kartu pos dengan menu utama: pesan, motivasi, inspirasi dan semangat tersebut telah dibacakan di depan kelas oleh guru sekolah penerima kartu pos #nasipadang. Selain itu, murid/siswa/i juga diberikan kesempatan untuk membaca langsung kartu pos dari kakak-kakak mereka di luar negeri. Ekpresi senang, bahagia, penasaran dan lain-lain dapat dilihat dari beberapa foto yang dikirimkan guru kepada admin #nasipadang melalui sosial media. Selain foto, Ibu/Bapak guru sekolah penerima kartu pos #nasipadang juga memberikan testimoni mereka tentang program ini. Salah satu testimoni dan foto-foto kegiatan membaca kartu pos datang dari bu Dewi Lismawati, guru SD Kebon Baru 10 Pagi, Jakarta Selatan dan Pak  Fadlhi Fakhri Fauzan, S.Psi. Menurut bu Dewi, dengan membacakan kartu pos dari bu Vira Agustina (LPDP-Jerman Awardee) yang sedang menempuh S3 di University of Bremen, telah memberikan inspirasi bagi murid-muridnya. Bu Dewi juga mengirimkan dua foto yaitu saat beliau membacakan kartu pos di depan murid-muridnya dan saat seorang murid membaca kartu pos tersebut.

testimoni

SD Kebon Baru 10 Pagi Jakarta

Pak Fadlhi Fakhri Fauzan, S.Psi yang merupakan seorang Guru di SMP PTT Ashabulyamin, Cianjur mengirimkan email berisi testimoni dan melampirkan beberapa foto kegiatan membaca kartu pos #nasipadang. Beliau mengucapkan terima kasih kepada salah satu LPDP-Awardee Jerman (teh Uli Fadilah Siregar) atas kiriman kartu posnya. Pesan pak Fadhli semoga silaturahmi tidak selesai hanya sampai di sini aja terus berlanjut sampai kapanpun, alhamdulillah anak-anak senang. Pak Fadhli juga berpesan agar program #nasipadang terus dilanjutkan dan dikembangkan, ini sangat bagus untuk memotivasi dan menginspirasi anak-anak di Indonesia.

testimoni SMP PTT Cianjur

Penulis : Admin #nasipadang

Konversi Nilai, IPK, dari Sistem Indonesia ke Jerman dan Sebaliknya

Oleh: Leo Yulyardi

Sistem penilain di Jerman menggunakan 5 angka (ada beberapa yang 6) dimana nilai paling bagus adalah 1 dan nilai yang paling jelek adalah 5, untuk mengevaluasi performa pelajarnya:

  • 1 yang artinya sehr gut atau sangat baik, adalah nilai tertinggi yang bisa diraih dan dikategorikan sebagai ruarrrr biasa
  • 2 yang artinya gut atau baik adalah yang tertinggi kedua yang diatas rata-rata dan juga memenuhi standar minimum
  • 3 yang artinya befriedigend atau peforma rata-rata atau standar aja
  • 4 yang artinya ausreichend atau cukup adalah nilai paling jelek yang bisa didapat tapi tetap lulus subject tersebut
  • 5 yang artinya mangelhaft yang jelas artinya setelah nomor 4, gagal atau wajib ngulang

Terkadang yang banyak orang bingung adalah bagaimana konversi nilai ijazah kita kalo kita mau S2 di Jerman tapi S1 nya dari Indonesia negara lain yang mempunyai sistem penilaian skala 4 dimana 1 adalah terburuk dan 4 adalah terbaik yang bisa didapat? Ada berbagai macam metoda konversi menurut berbagai macam sumber yang mulai dari sangat mengeneralisir sampai dengan yang spesifik berlaku di universitas.

Berikut ini adalah salah satu sistem konversi nilai menurut www.wes.org,

Kalo kita liat sistem penilaian diatas, kita bisa dengan mudah nebak bahwa IPK 3 sistem di Indonesia ataupun negara lain yang make sistem dengan skala 4, itu sama dengan 2.5. Tapi sistem konversi penilaian ini sangat mengeneralisir dan gak ngasih gambaran yang lebih exact kalau ada nilai didalam rentang tersebut.

Universitas di Indonesia, yang saya tau UGM memberikan equivalensi nilai seperti dibawah ini:

No

Nilai MM UGM

1

1,0 s/d 1,5

A

2

1,6 s/d 2,3

A-

3

2,4 s/d 2,9

B+

4

3,0 s/d 3,5

B

5 3,6 s/d 4,0

C

6 4,1 s/d 5,0

gagal

Sumber : www.mmugm.ac.id

Equivalensi nilai tersebut adalah konversi nilai dari Universitas di Indonesia. Jadi kita bisa sedikitnya yakin, kalo nilai kita di Jerman itu setara atau ‘dihargai’ berapa oleh univ di Indonesia. Cukup baik konversinya, malah kebaikan..hehe..

Sebagai penerima beasiswa LPDP, pada akhir studi kita harus memberikan transcriipt kita dengan nilai yang penyetaraanya dilakukan oleh http://www.foreigncredits.com/Resources/Grade-Conversion/ . Teman saya yang udah lulus diminta penyetaraan nilainya oleh LPDP dengan website ini. Berikut tampilan hasil penyetaraandengan sistem pada website tersebut:

Untuk sistem konversi nilai dari Indonesia untuk diakui ke sistem Jerman, kalo di univ tempat saya belajar, RWTH Aachen, saya taunya mereka pakai konversi dengan rumus bavaria. Kabarnya hampir semua univ di negara bagian NRW dan Bavaria memakai sistem ini, dan juga banyak digunakan di negara bagian lain di Jerman.

Rumusnya adalah:

Dimana Nmax adalah nilai maximum yang kita bisa raih di sistem kita, Nd adalah nilai rata-rata kita yang mau dikonversi, Nmin adalah nilai minimum yang masih lulus dalam sistem nilai kita. Untuk sistem di Indonesia, Nmax itu sama dengan 4 dan Nmin adalah 2. Jadi kalo kita mau IPK kita yang contohnya nilainya 3, maka dalam sistem Jerman nilai itu adalah 2.5. Untuk lanjut S2 di Jerman biasanya mereka minta standar minimalnya adalah 2.5. Banyak beasiswa yang menyaratkan agar kita mempunyai IPK minimal 3 untuk lanjut S2 dan IPK minimal 3.25 untuk lanjut S3. Nah kalo lembaga beasiswanya itu dari Indonesia dan nilai S1 atau S2 kita dari Jerman biasanya mereka akan mengacu ke sistem konversi yang lazim dipake di Indonesia seperti 3 sistem konversi yang sebelumnya. Tapi kalo kita mau lanjut ke jerman dan nilai kita dalam sistem skala 4 seperti di Indonesia, Univ di Jerman biasanya akan make rumus Bavaria ini untuk mengkonversinya.

Kesimpulannya, kalo mau apply ke Univ di Jerman dengan nilai dari Univ di Indonesia dan ingin tau equivalensi nilai, rumus Bavaria saya rasa jauh lebih realistis. Tapi kalo mau menyetarakan nilai dari Univ di Jerman ke sistem nilai di Indonesia, tiga sistem konversi di awal tadi lebih lazim dipakai dan tentunya lebih ‘menguntungkan’ si pemegang nilai dari Jerman.

Nah sekedar perbandingan nilai di Jerman dengan negara lain, ada juga yang menyarankan menggunakan sistem konversi seperti dibawah ini:

 

Lapor (Registrasi) Diri ke Konsulat RI untuk Menghindari Hal-Hal yang Tak Diingini

“WNI yang berada di luar negeri wajib melaporkan keberadaan, kepindahan, perubahan alamat, status izin tinggal, dan kejadian penting lainnya (seperti kelahiran, perkawinan, perceraian, maupun kematian) kepada Perwakilan Republik Indonesia di negara setempat.”

Tulisan di atas tertera jelas di website resmi Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt Am Main. Ini artinya setiap Warga Negara Indonesia (WNI) yang sedang berada di Jerman diharuskan melaporkan keberadaannya kepada perwakilan negara di Jerman. Tidak jauh beda dengan konsep lapor diri di kampung kita. Bagi warga kampung yang pindah rumah dari satu RT ke RT lain, diharapkan lapor dalam 2 kali 24 jam ke ketua RT setempat.

Tujuan dari proses lapor diri sangat jelas agar keberadaan kita diketahui oleh perwakilan negara kita tercinta sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan (semoga tidak pernah terjadi apa-apa) dapat diselesaikan dengan baik oleh bapak/ibu perwakilan negara. Selain itu, kita juga bisa meminta bantuan perwakilan negara untuk mengurus dokumen konsuler/imigrasi seperti penggantian paspor, surat keterangan status pernikahan, surat keterangan kelahiran, surat keterangan pulang habis ke Indonesia, dan lain-lain. Satu lagi, bagi Dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang sedang tugas belajar di luar negeri, lapor diri merupakan langkah awal untuk mendapatkan penilaian prestasi akademik untuk mengisi Sasaran Kerja Pegawai (SKP). SKP ini merupakan salah satu syarat kenaikan pangkat/jabatan fungsional. Jadi, lapor (registrasi) diri itu SANGAT PENTING kan?

 Berhubung saya kuliah di RWTH-Aachen yang masih dalam wilayahnya NRW (North Rhein Westphalia) maka saya harus melaporkan diri ke KJRI Frankurt am Main. Proses lapor diri dapat dilakukan dengan 2 cara, datang langsung ke Kantor KJRI Frankfurt am Main di Zeppelinallee 23, 60325 Frankfurt am Main atau bisa melalui pos ke alamat tersebut. Aachen – Frankurt tidak begitu jauh, tapi tetap butuh waktu apalagi proses lapor diri hanya bisa dilakukan pada hari di saat saya harus ke Institut (saat hari kerja), makanya saya memilih opsi kedua. Selain itu opsi kedua ini juga dapat menghemat biaya transportasi dan akomodasi. Ada satu lagi cara, biasanya saat ada acara yang berhubungan dengan KJRI, misalkan pada saat acara ONE DAY INDONESIA di Dortmund tanggal 28 Maret 2015, di situ pihak KJRI Frankfurt mengadakan warung konsuler dengan menu utama pelayanan registrasi/lapor diri.

Adapun dokumen-dokumen yang dibutuhkan saat lapor diri (sesuai di website KJRI):

  1. Paspor asli
  2. Formulir Lapor diri yang telah diisi lengkap dan ditandatangani pemohon (bisa didownload di sini)
  3. 2 (dua) lembar pasfoto terbaru (maksimal 3 (tiga) bulan) ukuran 4×6 dengan latar belakang bebas,
  4. Fotokopi visa dan/atau izin tinggal (Aufenthaltsbescheinigung/Aufenthaltstitel) di Jerman yang masih berlaku (izin tinggal asli diperlihatkan kepada petugas),
  5. Fotokopi halaman-halaman Paspor yang berisi data diri, tanda tangan pejabat dan halaman lain yang telah digunakan,
  6. Fotokopi surat registrasi tempat tinggal (Meldebestätigung),
  7. Fotokopi Akta Kelahiran (Geburtsurkunde),
  8. Fotokopi surat/akta perceraian bagi yang telah bercerai,
  9. Fotokopi surat keterangan/kartu pelajar/mahasiswa (Studentenbescheinigung) dari Universitas/Sekolah bagi mahasiswa/pelajar yang belajar,
  10. Fotokopi Surat Keterangan Bekerja (Arbeitsbescheinigung) bagi yang bekerja,
  11. Fotokopi Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri (bila ada), dan
  12. Bila registrasi diri yang telah jadi akan dikirimkan kembali melalui jasa pos, harap sertakan amplop balasan beralamat lengkap dan perangko secukupnya (sebaiknya tercatat/einscreiben).

Bagi yang menggunakan paspor dinas, selain dokumen-dokumen di atas harus juga melampirkan Fotokopi Surat Tugas Keterangan Tugas dari Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia dan Fotokopi Surat Keterangan Tugas dari Instansi asal.

Sekali lagi, jangan lupa menyertakan amplop balasan lengkap dengan alamat rumah dan perangko balasan. Kalau bisa langsung saja ke kantor pos, minta ke petugasnya bahwa perangko yang kita butuhkan pada amplop balasan adalah yang tercatat (einscreiben). Amplop balasan tidak harus sebesar amplop hvs karena surat keterangan bahwa kita telah lapor diri ditempelkan pada bagian belakang paspor seperti ini:

Keterangan telah melapor diri ke KJRI
Keterangan telah melapor diri ke KJRI

 

Selamat melaporkan diri ke konsulat RI untuk menghindari hal-hal yang tak diingini.

Penulis : Dedi Rosa Putra Cupu (LPDP-Jerman Awardee, S3 RWTH-Aachen University)

Pendaftaran Penerima Kartu pos #nasipadang (meNAnam inspiraSI PAda generasi menDAtaNG)

“Bahagia itu ketika melihat antusiasme murid saat mendengarkan atau membaca kartu pos yang kita kirimkan meskipun mereka bukanlah keluarga kita. Sederhana bukan?”

– Dedi Rosa Putra Cupu –

Apakah sahabat #nasipadang adalah seorang guru? Berminat untuk memberikan inspirasi kepada murid-murid sekolah dengan cara membacakan kartupos #nasipadang di depan kelas seperti Guru-guru di foto ini?

nasipadang dibacakan di depan kelas
kartu pos #nasipadang dibacakan oleh Guru di depan kelas

Atau sahabat #nasipadang adalah seorang murid/siswa/i? Berminat untuk mendapatkan inspirasi dari kakak-kakak yang sedang sekolah di luar negeri dalam bentuk kartu pos #nasipadang? Dan berminat menularkan inspirasi kepada teman-teman sekolah dengan membacakan kartupos di depan teman-teman di kelas seperti halnya kawan-kawan di foto ini?

kartu pos nasipadang dibaca oleh murid di sekolah
kartu pos #nasipadang dibaca oleh murid

Sahabat #nasipadang bisa mengisikan formulir berikut:

Formulir penerima kartu pos #nasipadang

Atau sahabat bisa mengirimkan email ke : mynasipadang@gmail.com

Kami akan mengirimkan alamat sekolah sahabat semua kepada para pengirim kartu pos #nasipadang.

Teaser campaign #nasipadang bisa dilihat di sini.

Mari berbagi inspirasi kepada anak Negeri.

Terima kasih

Admin #nasipadang

Pendaftaran Pengirim Kartu pos #nasipadang (meNAnam inspiraSI PAda generasi menDAtaNG)

“Memberikan inspirasi bagi keluarga saja tidaklah cukup. Kini saatnya menjadi role model (contoh) bagi anak-anak Indonesia untuk terus bersemangat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Mari berbagi inspirasi bersama kami.”

– Dedi Rosa Putra Cupu –

 


mari berbagi inspirasi

Apakah sahabat #nasipadang adalah pelajar Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Luar Negeri? Berminat untuk memberikan inspirasi kepada murid-murid sekolah di Indonesia untuk terus menggapai impian mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dengan cara mengirimkan kartupos #nasipadang ke sekolah-sekolah di Indonesia? Sahabat bisa mengisi formulir berikut :

Formulir pengirim kartupos #nasipadang

Atau sahabat bisa mengirimkan email ke : mynasipadang@gmail.com

Kami akan mengirimkan alamat sekolah tujuan kartu pos #nasipadang melalui email tersebut.

Teaser campaign #nasipadang bisa dilihat di sini.

Mari berbagi inspirasi kepada anak Negeri.

Terima kasih

Admin #nasipadang