Pindah Wohnung??? Ngurusnya Administrasinya Gampang Kok…

Pengurusan administrasi pindah alamat di Jerman gak ribet bin cepet banget. Berdasarkan pengalaman saya pindah Wohnung (tempat tinggal), karena masa tinggal maksimal di Studentenwohnheim sudah habis dan agak kurang nyaman share dapur dan kamar mandi dengan 14 orang (fiuh.. banyak banget), ngurus administrasinya gampang banget. Pengurusan administrasi pindah alamat harus dilakukan secepatnya, kenapa? karena terkait dengan alamat tujuan surat menyurat kita, mengingat di Jerman banyak sekali sistem administrasi yg melibatkan pos. Yg butuh diurus meliputi administrasi kota tempat tinggal, asuransi, universitas, dan bank.

Pertama dan terpenting, administrasi di kota tempat tinggal. Pengurusan dilakukan di Bürgeramt dengan cuma membawa : Aufenthaltstitel a.k.a residence permit, Wohnungsgeberbestätigung alias dokumen dari pemilik tempat tinggal yang menyatakan kita menyewa di tempat tersebut, dan Mietvertrag a.k.a kontrak sewa di tempat tinggal baru. Buat jaga-jaga, bawa aja Mietvertrag lama dan dokumen yg dirasa penting dan berhubungan. Petugas biasanya melihat tanggal mulai berlaku atau tanggal mulai ditempati di Mietvertrag baru kita. Kalau jarak pengurusan dan penempatan beda terlalu jauh, kita bisa dikenakan denda dengan nominal yg lumayan. Teman saya memberi informasi kalau di kota Tuebingen jika telat mengurus administrasi pindah alamat bisa didenda sekitar 80 Euro.  Nominal denda biasanya tergantung kebijakan kota tempat tinggal. Selain itu, jarak berlakunya denda juga bervariasi, jadi usahakan mengurus administrasi pindah alamat secepatnya setelah mendapat pindah. Di Bürgeramt, setelah mengisi form yg hampir sama dengan saat pertama kali Anmeldung dan menunjukkan kontrak sewa baru, petugas akan meminta residence permit kita. Kemudian residence permit kita akan ditempeli stiker bertuliskan alamat baru kita menutupi alamat lama kita. Fertig! Gampang bin cepat kan… hehehe

Kemudian mengurus administrasi pindah alamat di unversitas. Kalau yg ini, tergantung kebijakan universitas juga. Pengalaman saya, saya hanya perlu mengirim email berisi keterangan alamat baru dengan disertai nama lengkap dan Matrikelnummer. Secara otomatis pihak universitas akan mengganti (contoh di Universitas Tuebingen). Akan tetapi, kemungkinan besar di universitas lain kebijakan yg diterapkan berbeda. Kita harus mengurus ke Studentenskretariat dengan membawa dokumen yg dibutuhkan, misalnya Studentenkarte dan Mietvertrag baru.

Pihak asuransi dan bank juga harus diberitahu mengenai alamat baru kita. Untuk asuransi kesehatan, contoh kasus adalah Mawista (asuransi yg saya pakai), pengurusan pindah alamat hanya perlu dilakukan via email yg ditujukan ke costumer service. Untuk provider asuransi lain, terutama yg cabangnya ada di kota tempat tinggal lebih baik diurus dengan mendatangi kantor cabang. Sedangkan untuk Bank, pengurusan pindah alamat biasanya tidak bisa dilakukan via email karena harus tanda tangan form tertentu (contoh kasus Kreissparkasse Tuebingen). Pengurusan pindah alamat harus membuat termin terlebih dahulu agar kedatangan kita ke Bank tidak sia-sia. Dokumen yang perlu disiapkan tidak jauh beda bahkan pengalaman saya mengurus di Kreissparkasse Tuebingen, tidak perlu memperlihatkan dokumen apapun cukup menandatangani form yg sudah diprintkan oleh pihak bank.

Semoga informasinya bermanfaat.. 🙂

Gruesse aus Tuebingen

 

Penulis : Arif Luqman (Awardee LPDPD Jerman, S3 Eberhard Karls Universität Tübingen)

Mudahnya mengurus visa student ke JERMAN!! (dari sudut pandang lain)

Herzlich Willkommen in Deutschland…kalimat ini akhirnya bisa kembali saya ingat setelah 4 tahun yang lalu kembali dari negeri di atas awan Jerman. Kesempatan kembali ke negeri terkaya di Eropa ini adalah berkah atas dikabulkannya do’a atas perjuangan panjang yang telah dan masih akan dilalui ke depan. Senang dan gembira saja belumlah cukup menggambarkan perasaan luar biasa saya menjadi salah satu penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia yang dikelola oleh LPDP, bolehlah saya megekspresikannya dengan menulis “bahagia bingit” untuk keberhasilan melalui perjalanan yang tidak semua bisa merasakannya. Setelah rangkaian proses pengurusan administrasi LPDP tibalah saatnya mengurus dokumen perjalanan alias visa. Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang menjadi tujuan pendidikan postgraduate bagi seluruh pelajar di dunia, alasan utamanya tentu saja selain karena atmosfer Eropa yang pasti selalu menarik juga karena sistem pendidikannya hampir secara keseluruhan perguruan tinggi di Jerman tidak mensyaratkan tuition fee bagi pelajar dari belahan negeri manapun tanpa membedakan ras, suku, agama, budaya, warna kulit bahkan pilihan capres (looh)…Bulan Juni yang lalu tepat 4 tahun setelah kepulangan saya dari Jerman, kesan pertama ketika mengurus visa Resident Permit di Deutsche Boscaft Jakarta bulan lalu tidaklah serumit dan “se-mengerikan” yang saya baca di blog-blog serta media sosial tentang mengurus visa di Kedubes Jerman-Jakarta. Sensasinya masih sama asyik dan mudah seperti saat mengurus visa tahun 2008, tidak banyak dokumen yang harus disiapkan atau bahkan harus menyediakan ijazah dalam bahasa Jerman seperti yang dituliskan dalam beberapa blog, saya pastikan semuanya PRAKTIS MUDAH dan MURAH!

Pasti ada yg penasaran dengan statement saya di atas kan? (sukur-sukur engga penasaran). Gimana ga mudah kalo saya bandingkan dengan mengurus visa ke United State atau British Visa I would say mudahnya mengurus visa Jerman masih lebih mudah dibanding jurit malam di Pangkalan Halim saat PK, masih lebih mudah dibanding sulitnya menahan kantuk saat session materi PK, bahkan last not least masih lebih murah biayanya dibanding beli tiket Batik Air dari Kupang ke Jakarta buat ikut PK xixixix…(just kidding) loh ya, seriously semua mudah dan murah asal kalian semua melengkapi syarat berikut:

  1. Bikin appointment, caranya susah ga? MUDAH nih klik di sini dengan hanya memasukan no paspor kamu sudah bisa register untuk jadwal interview visa selanjutnya kita akan dikirim notification lewat e-mail. Nah begitu bemberitahuan interview visa diterima segera PRINT email tersebut sebanyak 2x yang akan diserahkan pada saat kita masuk ke Hall pengurusan visa di Lt. 2 Kedubes Jerman. Oh ya, datanglah lebih pagi (SEJAM SEBELUM JADWAL INTERVIEW) biar anda terhindar dari kanker kulit akibat ngantri yang panjang sehingga kulit terbakar panasnya Matahari Thamrin yang menyengat hehehe
  2. APPLICATION FORM bukan VISA SCHENGEN TOURIST FORM loh ya, dapatnya dimana nih mahluk? Nih download Di sini print dalam ukuran A4 sebanyak-banyaknya otherwise kalau salah masih bisa buat lagi. Diisi dengan tinta biru dan tulisan yang terbaca tentunya. Untuk pengisian data mudah dan jelas kok ada petunjuknya dalam bahasa Inggris. Kalau masih gagal paham tulis saja apa yang kita ngerti, selebihnya serahkan pada mukjizat dan kebaikan visa officer yang ramah untuk mengoreksi from visa kita;
  3. PASSPORT INDONESIA yang berwarna HIJAU atau BIRU dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 bulan. Trus pasti ada yang nanya paspor Biru itu apaan? Itu paspor buat PNS/TNI/POLRI yang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan tujuan dinas/tugas belajar dengan sumber pembiayaan dari APBN/APBD maupun scholarship dari donor (saya tidak akan membahas detail soal paspor BIRU/DINAS karena percayalah ini tidak terlalu menarik bukan);
  4. CERTIFICATE/DEGREE/TRANSKRIP S1 ATAU S2 semua dalam bahasa INGGRIS/JERMAN dilegalisir oleh Dean/Dekan. Di beberapa blog tetangga ditulis dengan “seram” kalau semua ijazah/STTB/transkrip harus dibikin dari mulai SD-SMP-SMA apakah itu benar???? Pengalaman saya bulan Juni lalu semua TIDAK DIPERLUKAN. Yang diperlukan kalau anda mau melanjutkan S2 cukup Ijazah/Transkrip TERAKHIR begitu pula kalau anda mau melanjutkan S3 cukup melampirkan Ijazah/Transkrip S2 berbahasa INGGRIS/JERMAN yang diterjemahkan oleh sworn translator yang diakui Kedubes Jerman di Jakarta. Bahkan kalau ijazah/transkrip S1 atau S2 kita sudah berbahasa Inggris itu bisa dipakai TANPA PERLU DI TRANSLATE LAGI. See, begitu mudahnya dokumen yang dipersyaratkan bukan??
  5. LoA alias Letter of Acceptance/ Letter of Offer/ADMISSION LETTER itu semua wajib dilampirkan sebagai bukti bahwa kita diterima di salah satu Uni di Jerman. Boleh foto copy ga??? Boleh bingit selama yang asli diperlihatkan;
  6. LoG aka Letter of Guarantee. Ini khusus pelamar visa yang akan kuliah dengan memperoleh pembiayaan dari pihak ketiga sebagai pengganti Blocked Account yang dipersyaratkan dalam pengurusan Visa Student/Resident Permit di Kedubes Jerman. Pertanyaannya susah ga minta LoG? Jawabannya GAMPANG selama kita lolos wawancara LPDP kemudian anda lulus PK, lebih dari itu selama anda mengembalikan draft LoG dan Kontrak yang dikirim LPDP (Mba Rema) dan mengembalikannya via pos ke LPDP untuk ditanda tangani Direktur Endowment Fund nya LPDP. That’s is! Perlu ASLI apa cukup Foto COPY? Jawabannya CUKUP FOTO COPY itu sudah cukup meyakinkan Visa Officer di LOKET 4 yang dikhususkan untuk pemohon Resident Permit/Visa Student;
  7. CV dan Motivation Letter dalam BAHASA JERMAN atau BAHASA INGGRIS. Yes, ini mutlak diminta sebagai dokumen yang menggambarkan siapa kita hingga perlu memohon visa ke Jerman dan apa yang akan kita lakukan selama kita di Jerman. Dengan kata lain dari CV dan MOTLET bisa menjadi protofolio bahwa kita ga cuma ngadon piknik ke Jerman hehehe…
  8. PAS FOTO 3.5cm x 4.5 cm (Foto BIOMETRIC) sebanyak 2 lembar berlatar putih. Pasti ada yang tanya bikinnya dimana dan gimana? Bikin foto ini ga lebih sulit daripada nyari lokasi PK di Graha Insan Cita di Depok looh hehehe…Datang ke studio foto bilang sama mas/mbak nya mau bikin foto buat visa dengan latar putih pasti mereka sudah paham. Kalo masih belum tahu kasih mereka ceramah singkat sampe mereka paham setelah itu giliran anda pasang pose jaim tanpa TERLIHAT GIGI jangan juga SENYUM DIPAKSA karena dipastikan hasilnya gakan bikin anda ca’em, trust me it works!
  9. UANG SEJUMLAH 960.000 IDR ekuivalen EUR 60. Uang pas akan lebih baik karena disana bukan Alfa Mart yang selalu tersedia receh kembalian ataupun permen buat pengganti uang. So ingat pesan Jasa Marga transaksi dengan UANG PAS akan berdampak terhadap kecepatan anda keluar gardu tol (looh). Kembali ke soal tarif, tentunya masih lebih murah dibandingkan biaya Visa Belanda yang mendekati 4.000.000 IDR atau bahkan Visa Inggris yang konon lebih mahal dari Belanda. Jadi kalau masih ada yang murah kenapa masih pilih yang mahal kan sayang uang rakyat dong ah…(dengan kata lain kuliahnya harus ke Jerman nih hehehe)
  10. Last but not Least, SEMUA DOKUMEN di buat dalam RANGKAP DUA serta disusun berurut dan digabung MEMAKAI KLIP TIDAK DI HEKTER kecuali anda penasaran ingin ngeliat wajah si mbak di LOKET 4 bertampang kaya Luiz Suarez xixixixix…

 

Well, saya pikir itu saja sih syarat dan prosedur mengurus visa student/reseident visa di Deutsche Boschaft Jakarta. Masih ada FORM SURAT PERNYATAAN yang akan diberikan pada saat kita sudah sampai di loket 4, itu adalah form tergampang dalam sejarah hidup saya berurusan dengan masalah administrasi. Gimana ga gampang wong cara ngisinya cuma centang-centang di kotak pertanyaan trus nulis no HP dan tanda tangan. See, bisa anda bayangkan semua aktifitas centang mencentang itu masih lebih gampang dibanding milih foto caleg waktu PILEG kemaren pokonyah…setelah itu selesai kita akan diminta scan sidik jari semua sebanyak 2x. Jadi pastikan SELURUH JARI anda ikut hadir di Kedubes Jerman karena sejatinya jari kaki kita belum bisa menggantikan kehadirannya (CMIIW).

DONE! Kalau semua proses di atas selesai kita hanya perlu tersenyum optimis, berharap selembar INVOICE VISA yang segera di scan untuk dikirim ke Mas Fendhy di LPDP segera berganti cash di rek BRI masing-masing berikut kedermawanan mas Fendhy mengirim Settlement Allowance pertama. Ini bisa menjadi penghibur dikala cemas menunggu keluarnya visa kita 8 minggu yang akan datang (ya delapan minggu…iya betul 2 bulan..eh maaf 60 hari denk).

 

Baiklah tulisan ini hanya curhat yang tidak terlalu bermakna silahkan dinikmati dan semoga tidak melahirkan rasa benci anda kepada penulis. Satu hal yang akan selalu saya ingatkan bahwa kamu yang lagi baca tulisan ini adalah saudara satu rahim saya..iya kamu dan aku adalah anak rahim LPDP.

Penulis : Roni Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Repost dari : https://lpdp10.wordpress.com/

Tinggal di Jerman awalilah dengan Bürgeramt: Langkah Awal Kedatangan di Kota Tujuan

HERLIZH WILLKOMMEN IN DEUTSCHLAND, ini pasti kalimat pertama yang akan rekan-rekan baca setelah hampir 13-16 jam di udara dan kaki kembali menyentuh darat tiba di bandara (flughafen) Jerman, senang rasanya bisa tiba selamat di negara tujuan apalagi terbayang rencana kedepan terbentang indah selama kita menyelesaikan studi.Bayangan indah kehidupan di Jerman pasti sudah mengisi ruang-ruang otak kita kan? Tunggu dulu cerita indah itu HANYA BISA TERJADI dan HANYA AKAN TERJADI ketika kita sudah melakukan langkah birokrasi yang satu itu. Ya, proses registrasi kependudukan (Anmeldebestätigung) di Kantor Kecamatan (Bürgeramt) di kota tempat kita tinggal dimanapun alamat apartement kita berlokasi.

Sebelum lebih jauh, saya jelaskan dulu arti Anmeldebestätigung biar rekan-rekan tidak kebingungan membedakan dengan Anmeldebescheinigung. Pada saat kita datang, kewajiban yang disyaratkan oleh Uni/FH/Hochschule sebelum memulai perkuliahan adalah REGISTRASI, dan dokumen yang diminta saat registrasi perkuliahan tiada lain salah satunya KTP kita tinggal di kota tersebut itulah yang disebut Anmeldebescheinigung yang artinya Surat Keterangan Penduduk. Adapun proses untuk mendapatkan dokumen itu disebut Anmeldebestätigung atau proses registrasi. Lalu pertanyaannya bagaimana cara melakukan registrasi? Nah kalau penasaran lanjutkan baca ke paragrap selanjutnya ya.

Setelah kita memiliki tempat tinggal tetap/sementara, kita wajib membawa dokumen kontrak (Mietvertrag) atau Surat Keterangan care of (c/o) yang tertera nama kita berikut alamat jelas disertai paspor aseli, visa terstempel imigrasi di Jerman serta kemampuan bahasa Jerman basic. Pasti ada yang bertanya emang gaboleh pake bahasa Inggris? Boleh aja sih cuma form isiannya gada yang ditulis dalam bahasa selain Inggris, artinya tanpa ngerti bahasa Jerman agak sulit mengisi form dimaksud, kecuali nanya ke mukimin Indonesia yang sudah fasih berbahasa Jerman. Form ini bisa diperoleh dengan mudah di front office kantor Bürgeramt kok gratis hanya tinggal isi. Begini penampakan formular nya:

buergeramt 1       burgeramt 2

Saat mengambil form kita akan diberikan secarik kertas nomor antrian (persis kaya di bank di tanah air). Setelah mengisi form dua lembar di atas maka antrilah di ruang tunggu Kantor Kecamatan untuk menunggu giliran dipanggil. Saya kasih tips jitu cara proses registrasi kependudukan apabila kita belum membuat appoinment adalah, DATANG SEPAGI MUNGKIN saat hari Senin (di Berlin, Senin khusus layanan tanpa appoinment dan jam 7 kantor kecamatan sudah buka) jangan harap dapat antrian kalau anda datang setelah jam 9, karena banyak “pendatang tanpa termin” yang juga mencari peruntungan registrasi. Oh ya, begitu kita dipanggil kita akan ditanya kontrak rumah asli serta no paspor dan tanggal lahir. Pengalaman saya karena akan membawa keluarga, saya daftarkan pula dependant yang akan menyertai kita selama studi ditulis pada tabel di hal kedua form agar kita tidak perlu lagi melakukan registrasi saat keluarga kita datang. Tidak butuh waktu lama (pengalaman saya 10 menit) sudah bisa kita peroleh SATU LEMBAR KERTAS BERHARGA untuk kehidupan kita dalam berbagai urusan di Jerman kedepan. Beginilah surat Anmeldebescheinigung yang SANGAT PENTING tersebut:

burgermat 3

Pasti ada yang bertanya, apa sih pentingnya KTP secuir ini (pake kertas burem pulak)? Nih saya kasi tahu manfaat Surat Sakti ini bagi kehidupan anda 2, 4 atau 5 tahun kedepan:

  1. TIDAK MUNGKIN MEMBUKA REK BANK (BANK KONTO) tanpa ada surat ini.
  2. TIDAK MUNGKIN MENDAFTAR ASURANSI (KRANKENVERSICHERUNG) tanpa ada surat ini.
  3. TIDAK MUNGKIN MENDAPAT SEMESTER TICKET (STUDIERENDEAUSWEIS) tanpa ada surat ini.
  4. TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (online payment) tanpa ada alamat terdaftar.
  5. TIDAK MUNGKIN LAPOR DIRI KE KBRI/KONJEN tanpa ada surat ini.
  6. TIDAK MUNGKIN BISA PERWALIAN (WS/SS) tanpa ada surat ini.
  7. Masih banyak lagi hal-hal lain yang TIDAK MUNGKIN DIPENUHI tanpa surat ini.

So cukup jelas dan ngeri-ngeri sedap kan kegunaannya selembar Anmeldebescheinigung ini bahkan kalau saja budaya laminating ada di Jerman, saya pasti akan melaminasi Anmeldebescheinigung ini agar tetep kinclong dan mulus. Selanjutnya pasti sampai kapan berlakunya Anmeldebescheinigung ini. KTP ini HANYA BERLAKU apabila kita masih tinggal di alamat saat kita tinggal saat ini, dengan kata lain kalau kita pindah rumah/alamat maka kita WAJIB melakukan registrasi ulang. Kok repot amat??? Bayangkan begitu kita pindah tanpa mengurus penggantian alamat, seluruh dokumen dari pihak ketiga akan terkirim ke alamat lama kita. Terbayang ga sih info berakhirnya kontrak rumah, rek koran (Kontoauszug), Semester Ticket atau paket pos sampai ke alamat lama dan petugas pos tidak menemukan nama kita di alamat dimaksud? Kebiasaan di Jerman, hampir seluruh urusan birokrasi dikirim via pos (hampir jarang yang dikirim via email apalagi sms, line, whatsap atau facebook hehe. So jangan anggap enteng hal yang mudah ini, karena indahnya hidup di Jerman akan serta merta hancur berantakan tanpa mengurus alamat baru. Jangan ragu-ragu, proses ini jauh dari sulit, mintalah kolega anda di kota tujuan untuk mencarikan alamat kantor kecamatannya, khusus anda pengunjung web FORMAL Jerman dimanapun kota anda tinggal kami Keluarga LPDP Jerman akan senang hati membantu anda mengurus hal-hal seperti ini. Semoga bermanfaat, selamat bergabung dengan keluarga FORMAL Jerman dan selamat menjelajah Jerman yang penuh sejarah ya…

Awal musim panas 2015

Penulis : Ron Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

 

Semriwingnya Tahun Baru di Zürich

Tanggal 31 Desember 2014 sore, kami (saya (Arif), Galih, Ruri, dan Rinda) berangkat dari studentenwohnheim ke Tuebingen Busbahnhof. Kami berencana “merayakan” tahun baru di Zürich yang konon kabarnya kembang apinya termasuk 10 besar termegah di dunia. Dari Tuebingen Ke Zürich kami naik Bus dengan ongkos cuman 7,5 Euro per orang dan estimasi waktu tempuh 2.5 jam, lumayan cepat dan murah buat kantong mahasiswa yg punya prinsip hidup hemat asal survive seperti kami (kecuali Rinda).. Hahaha

Setelah sampai di perbatasan Jerman-Swiss, bus berhenti untuk pengecekan visa para penumpang oleh petugas perbatasan. Estimasi 2.5 jam molor sampai sejam karena ada beberapa penumpang bermasalah, salah satunya si Ruri yg gak bawa visa… #duh. Alhasil Ruri diberi selembar kertas yg isinya menyatakan batas waktu berkunjung di Swiss maksimal 7 hari (kalau gak salah).. siapa juga yg mau lama2 di Swiss yg terkenal halmahera alias mahal.. hahaha.

Sampai di busbahnhof Zürich, kami jalan masuk ke Hauptbahnhof (Hbf) dengan tujuan mencari petunjuk dan kehangatan. Maklum winter lagi dingin-dinginnya. Di Hbf ternyata rame banget mungkin karena orang2 juga ingin menyaksikan kembang api di Zürich. Dari Hbf kami dapat peta gratis kemudian kami memutuskan untuk jalan menuju jembatan yang konon bakal jadi tempat yg strategis banget untuk menyaksikan kembang api. Perjalanan menuju jembatan, kami disuguhi tata lampu Zürich yg ajegile banget. Setelah sampai di jembatan, beuh!! ternyata orang2 ssudah pada ramai banget, semua berebut mencari tempat strategis. Kami pun dapat tempat yg strategis dan ada senderan (alias tepi jembatan.. haha). Lihat jam di hape, waktu masih nunjukin jam 22.00.. weeehh harus nunggu 2 jam lagi nih sambil kedinginan.. #pfft #maklumbackpacker.

20141231230457

Tahun baruan di Zürich perayaanya niat banget, sampai lampu2 digantung sepanjang jalan.

20141231231201

Salah satu gedung yg lampunya cukup meriah dibanding gedung lainnya.

Ngobrol ngalor ngidul gak jelas sambil ngiler liat orang2 pada bawa makanan plus minuman anget.. di saat itu kadang kami ngerasa cobaan hidup beraaaat banget… hahaha. Liat jam lagi, eh sudah hampir 24.00 nunggu sambil dag dig dug…..

20150101000157

Ramai dan penuh sesak di Jembatan. Orang2 juga sedang menunggu kembang api.

Liat jam lagi, eh sudah 24.00, nunggu lagi… kok gak keluar-keluar ya kembang apinya…

Liat jam lagi, ehhhh sudah 24.15.. mulai panik… dimana nih kembang apinya.. jangan2 Cuma hoax atau dibatalin karena krisis ekonomi, atau karena isu global warming nih makanya kembang apinya gak jadi.. # pfft

Dengan langkah gontai kami berempat jalan balik ke Hbf. Beberapa orang juga jalan ke Hbf, makanya kami yakin kembang apinya gak jadi… setelah 5 menit jalan dan ssudah agak jauh dari jembatan tadi.. tiba2 terdengar suara letusan2 kembang api yg rame banget.. DAR DOR DAR DOR!!! Wuuuiiihhhh meriah banget euy!!!!!  Kami pun berlarian menuju jembatan lagi.. kemudian mengambil hape dan merekam momen istimewa ini.. gak peduli tangan kesakitan kayak ditusuk2 pisau akibat dinginnya minta ampun karena harus lepas sarung tangan, karena momen langka ini harus diabadikan.. 😀

Selama 30 menit kembang api bertebaran di langit, selama itu juga kami dibuat terkesima berulang-ulang… 😀

Setelah kemeriahan kembang api selesai… kami pun berjalan… berjalan sambil nyari ide mau tidur dimana… hahahaha.. maklum backpacker ala obdachlos. Dari awal sih kami berencana numpang tidur di masjid, tapi karena malam tahun baru jadi kemungkinan masjid ditutup dan baru dibuka pas subuh, jadi kami memutuskan nyari tempat istirahat buat selonjoran sambil nunggu subuh.

Setelah mikir sana sini sambil jalan, kami memutuskan untuk mencari semacam ATM yang mungkin berpenghangat… jalan sambil toleh kanan kiri, ngecek tiap tikungan, ada sih ATM tapi adanya ATM terbuka tanpa tutup penghangat. Sudah jalan jauh.. gak nemu2 tempat strategis buat selonjoran dan tidur.. mata sudah kriyep2, kaki sudah capek, badan sudah kedinginan.. Disitu kami kadang merasa ngenes.. hahaha

Akhirnya terbersit ide buat numpang istirahat sambil nyemil di Restoran fastfood tapi pasti sudah pada penuh. Akhirnya kamis memutuskan balik ke Hbf untuk mencari sedikit kehangatan.. hehehe

Sampai di Hbf, ternyata Hbf pada rame banget. Rame para muda mudi yg juga turis di Zürich untuk menyaksikan kembang api, yg juga mencari tempat buat selonjoran dan tidur, yg juga berburu kehangatan.. hahahaha… kamipun muter2 Hbf nyari tempat yg pewe buat istirahat. Setelah kurang lebih sejam muter2 gak jelas karena gak nemu tempat strategis, akhirnya kami memutuskan numpang duduk di kedai burger yg cukup ternama. Ealah, nasib, ternyata banyak orang pikirannya juga sama.. hahahaha… walhasil, kedai tersebut penuh. Orang2 pada pesen satu makanan atau minuman doang tapi duduknya lama banget sambil merem2 bikin iri… akhirnya dengan sabar kami nunggu tempat kosong. Pasang mata setajam-tajamnya siap2 rebut tempat kosong yg mau ditinggal penghuni sementaranya. Strategi berhasil, kami dapet satu meja dg empat kursi empuk.. lumayan buat istirahat sambil merem2 dikit. Salah satu dari kami pesen makanan biar gak sungkan numpak duduk doang… hahaha

Ngobrol lanjutan trip sambil merem2 gak terasa sudah 2 jam di kedai burger. Rasa sungkan pun hinggap, dan akhirnya kami memutuskan keluar dan nyari tempat lain. Di luar kedai burger banyak banget orang pada selonjoran dan tidur, di sudut2, dan di tikungan2 yg jarang dilewati orang pada full booked semua.. kami bingung mau istirahat dimana lagi.

Akhirnya nemu satu tempat strategis dekat lift yg jarang dipake.. kamipun duduk sambil pasang selimut, maklum walaupun di dalam Hbf dingin tetap merasuk sampai tulang.. #eak. Setelah pewe dan merem beberapa saat, kami pun dikagetkan oleh polisi cewek yg ngomong “NICHT SCHLAFEN!!” alias “GAK BOLEH TIDUR!!”. Kaget campur malu membuat kami langsung menyingkir nyari tempat lain. Kata2 ini bener2 nancep banget di pikiran kami. Tiap kali ingat kata ini kami langsung ngakak gak berhenti2.. wkwkwkwk

Karena gak berhasil mendapat tempat pewe, tempat duduk seadanya tanpa senderan pun kami jadikan tempat menunggu subuh. Sambil saling merapat dan berselimut, kami ketiduran sambil duduk. Berkali-kali liat jam, rasanya lamaaaaa banget subuh. Hahahaha.

Setelah jam menunjukkan pukul 4.00 kami pun mulai beranjak mencari masjid di mbah gugelmep. Masjid terdekat kira2 6-8 Km dari Hbf #pfft. Dingin, capek, ngantuk, agak lapar, pingin pup, jadi satu.. tapi kami tetep “semangat” berjalan ,menuju masjid. 2 jam berjalan di tengah gempuran dingin yang menusuk, melewati semacam area lokalisasi, melewati pertokoan dengan kaca2 nyaris pecah, dan perumahan-perumahan yg bikin bingung akhirnya kami sampai di masjid turki. Alhamdulillah

Kami pun masuk, walau belum masuk waktu subuh, dan langsung menuju toilet bergantian kemudian ambil wudhu. Setelah sholat subuh berjamaah, kami pun ditawari untuk istirahat di lantai atas diberi minum teh hangat nan nikmat. Tapi yg bikin kami agak nggrundel adalah mereka gak pulang2 dari masjid dan terus ngobrol, kami jadi gak bisa tidur karena sungkan.. hahahahaha

Setelah menunggu beberapa lama, para jamaah pun pulang dan masjid ssudah agak sepi. Kami tidak menyia-nyiakan waktu tsb untuk segera tidur… hahahaha. Rasanya nyamaaaaaaaaaan banget, nyaman karena karpetnya empuk dan ruangannya anget.. #jaditerharu.

20150101105004 20150101105649

Foto bagian luar (kanan) dan dalam (kiri) masjid turki yg kami tumpangi buat istirahat.

Setelah tidur beberapa saat, kamipun sarapan dengan memakan bekal yg sengaja kami siapkan sebelum berangkat (maklum backpacker kere). Setelah sarapan, kami berpamitan untuk melanjutkan perjalanan.. #tsaaah

Jalan2 pun dilanjutkan mengunjungi jembatan, dom, kampus ETH Zürich.. dsb kemudian pulang ke Tuebingen buat tidur panjang… hahahahaha

Setelah ditotal jenderal, perorang cuma mengeluarkan 15 Euro buat transport pergi dan pulang Tuebingen-Zürich. Jalan2 dengan budget terbatas emang lebih berkesan daripada yg serba bermewah-mewahan, tapi kalau kebangetan iritnya emang…… (speechless).. hahaha

20150101135215

20150101114343

20150101121039

Beberapa foto hasil jalan2.

Penulis : Arif Luqman (LPDP-Jerman awardee, S3 Eberhard-Karls Universität Tübingen)

Nonton Orchestra di Eropa

Saya adalah salah satu penikmat musik klasik, terutama ketika sedang belajar. Musik klasik yang melantun indah di telinga membuat semangat belajar terpacu, meningkatkan konsentrasi, dan as a stress relief. Fakta ini membuat saya semakin tergila-gila pada musik klasik. Awal bulan maret lalu seorang teman yang sedang suntuk “nesis” mengajak saya untuk “rebound” dari kehidupan akademik. Salah satu mimpi saya yang telah lama terpendam adalah nonton orchestra secara live, mimpi yang belum pernah terwujud karena tidak menemukan teman untuk menonton, momen ajakan rebound tersebut saya sambut dengan gembira, kontan saya tawarkan untuk menonton orchestra, dan Alhamdulillah beliau menerima tawaran tersebut.

Teman saya kemudian teringat akan werbung tentang Göttinger Symphonie Orchester yang dilihatnya di Rathaus beberapa hari lalu dan segera mengecek websitenya. Kabar gembira bagi kami karena pertunjukan diadakan hampir setiap weekend. Kami kemudian memutuskan untuk nonton pada tanggal 20 maret, tapi bagaimana cara beli tiketnya dan bagaimana kita tahu bahwa tiketnya masih tersedia? Kami memilih untuk menelepon customer service agar mendapat jawaban yang cepat dan akurat. Alhamdulillah tiket masih tersedia dan harga untuk student hanya 9.5 €. Kabar gembira berlanjut, kami menemukan cara untuk mendapatkan tiket dengan harga yang jauh lebih murah yaitu 1 €. Caranya? Kami cukup datang ke loket penjualan tiket 1 jam sebelum pertunjukan dimulai, dan tiket masuk seharga 1 € menjadi milik kami.

Singkat cerita, kami mendapatkan tiket tersebut dan mendapat “seat” di bagian depan, sungguh rezeki yang berlimpah, Alhamdulillah, padahal sisa seat di bagian depan hanya ada 5. Tiba di bagian luar studio pertunjukan, terlihat telah banyak penonton yang berdatangan. Sepertinya mind set penikmat musik klasik adalah orang yang umurnya sudah klasik juga, karena terbukti dari 90% penontonnya adalah Oma dan Opa. Hehe.. Pertunjukan berlangsung selama 1 jam 45 menit, terdapat jeda 15 menit diantaranya. Pertunjukan selesai, kami pulang dengan mengayuh sepeda dan larut bersama suasana malam Göttingen yang sudah sepi. Musik klasik di orchestra tadi masih terasa mengalun dengan damai di telinga, alangkah bahagianya kami.

Berikut adalah beberapa tips ketika ingin nonton orchestra:

  1. Buka website event organizernya dan cek apakah jenis musik yang akan dipertunjukkan sesuai dengan minat anda, misalnya Anda penikmat musik dari Bach tapi ternyata yang dipertunjukkan adalah musik dari Mozart, itu akan membuat Anda kecewa dan tidak menikmati pertunjukan.
  2. Setelah mengetahui jenis konser yang akan ditonton, segera kontak customer service untuk bertanya bagaimana cara agar mendapatkan tiket yang “paling” murah walaupun harga untuk student sudah tergolong sangat murah.
  3. Berpakaianlah yang rapi pada saat nonton konser. Anda akan merasa saltum jika memakai kaos oblong dan jeans karena normally yang seharusnya dikenakan adalah gaun semi formal bagi wanita dan kemeja atau jas bagi pria.
  4. Jika pertunjukan diadakan pada malam hari, makanlah dari rumah sehingga Anda tidak akan kelaparan pada saat pertunjukan, atau Anda boleh juga beli makanan dan minuman di gedung pertunjukan.
  5. Jika ingin mendokumentasikan pertunjukan, carilah cara agar tidak ketahuan saat mengambil gambar karena hal tersebut dilarang. Jika ketahuan, mungkin salah satu alasan yang dapat menyelamatkan Anda adalah, Anda ingin menunjukkan kepada keluarga di Indonesia bagaimana keindahan konser orchestra yang dimainkan di Eropa.

Bagi Anda penggemar musik klasik dan bermimpi untuk nonton orchestra secara live di Eropa, semoga suatu saat bisa terwujud. Aamiin 🙂

orchestra_rizah

 

Penulis : Farizah Dhaifina Amran (LPDP-Jerman Awardee, S2 Georg-August Universität Göttingen)