Profil Universität Bremen / The University of Bremen

 

Universität Bremen berada di kota Bremen, Jerman. Universitas ini berdiri pada tahun 1971 sehingga usianya masih kurang dari 50 tahun. Namun, secara umum, dalam ranking QS Top 50 Under 50 2016-2017, Universität Bremen berada pada posisi 51-60 besar dunia. Diantara Universitas di Jerman, Universität Bremen berada pada posisi ke dua setelah University Ulm (http://www.topuniversities.com/university-rankings/top-50-under-50/2016). Secara usia boleh muda, namun secara prestasi harus terus bersaing dengan kampus-kampus yang lebih tua.

Secara akademis, kampus ini didukung oleh sekitar 1381 orang tenaga pengajar dengan 290 orang profesor. Tercatat pula sebanyak 180 orang tenaga pengajar merupakan merupakan tenaga pengajar internasional. Pada tahun 2016, tercatat lebih dari 19 ribu mahasiswa yang teregistrasi di universitas ini dalam berbagai bidang studi dan jenjang pendidikan.

Porsi jumlah undergraduate student memang paling tinggi, yakni mencapai 72% sedangkan sisanya merupakan postgraduate student. Menariknya, sekitar 10% dari populasi mahasiswa di kampus ini adalah mahasiswa internasional sebagai postgraduate studentyang mencapai 47%, sedangkan selebihnya adalah undergraduate student. Dalam hal ini, dapat pula dikatakan bahwa proses internasionalisasi kampus pun sedang terjadi di Universität Bremen.

Berbagai strategi internasionalisasi ini dicanangkan oleh pihak universitas, salahsatunya adalah dengan adanya departemen khusus untuk tiap fakultas untuk menyukseskan tujuan internasionalisasi kampus. Selain itu, fungsi International Office juga terlihat sangat membantu bagi mahasiswa asing pada saat memulai, sedang melaksanakan, hingga pada masa akhir pendidikan di universitas ini. Mulai dari penyambutan, bantuan pencarian akomodasi, bantuan advokasi, hingga membantu permasalahan alumni.

Sejak tahun 2012, the University of Bremen menyandang gelar ‘University of Excellence’, sebuah penghargaan yang diberikan oleh pemerintah Jerman sebagai apresiasi atas pencapaian riset yang cukup baik. Hal tersebut merupakan pengakuan atas beberapa langkah atau strategi riset yang dijalankan oleh universitas selama beberapa tahun ke belakang.

Konsep riset multidisiplin, research-based learning dalam sebuah proyek, serta komitmen sosial, yang diterapkan ternyata mampu mendorong universitas ini menuju universitas modern.

Ada 6 konsentrasi riset dalam universitas ini, yang juga dikenal sebagai area riset yang menarik, diantaranya adalah Ocean and Climate Science, Material Science, Information-Cognition-Communication, Social Sciences, Health Sciences, dan Logistics. Fokus riset dan keunggulan tersebut terjabarkan dalam institut-institut, program studi, serta jenjang pendidikan yang ada di dalam universitas ini. Sudah menjadi lumrah bahwa seorang mahasiswa doktoral mendapatkan bimbingan dan melakukan riset di sebuah institut yang terafiliasi dengan universitas, demikian pula dengan program master pada sebuah program studi di universitas ini bisa melakukan riset untuk thesisnya diinstitut-institut tersebut.

Ada 12 fakultas pendukung di universitas ini, antara lain:

  1. Physics / Electrical Engineering
  2. Biologi/Chemistry
  3. Mathematics/Computer Sciences
  4. Production Engineering
  5. Geosciences
  6. Law
  7. Business Studies
  8. Social Sciences
  9. Cultural Studies
  10. Languange and Literaty study
  11. Human and Health Sciences
  12. Pedagogy and Educational Sciences

Masing-masing fakultas memiliki keunggulan masing-masing. Akan tetapi, dengan berbagai fasilitas pendukung riset yang baik, bidang natural science secara umum berhasil menempati ranking 292 dunia pada tahun 2015. Secara khusus, keunggulan yang cukup menonjol terlihat pada bidang Earth and Marine Science, hal ini ditujukan dengan peringkat 51 dunia terbaik di tahun 2016. Sedangkan untuk di Jerman sendiri, khusus untuk bidang ini berada pada posisi ke dua teratas mengungguli universitas lain seperti Christian-Albrechts-University zu Kiel, Universität Hamburg, hingga Universität Postdam (http://www.topuniversities.com/university-rankings/university-subject-rankings/2016/earth-marine-sciences).

Keunggulan terebut diindikasikan oleh jumlah dan kualitas publikasi serta reputasi akademik yang sangat baik pula. Tidak mengherankan memang, hal ini disebabkan oleh adanya infrastruktur dalam bidang Earth and Marine Science ini yang sangat baik.

Universitas Bremen merupakan satu dari 3 lokasi di dunia selain Jepang dan USA yang mempunyai tempat penyimpanan sedimen dasar laut yang cukup besar dan selalu dijadikan rujukan oleh para peneliti dunia untuk menyimpan dan menggunakan jasa penyimpanan sampel sediment tersebut. Selain itu, infrastruktur penunjang eksplorasi kelautan dan geologi di universitas ini merupakan yang terbaik di Jerman, sehingga sering melakukan kerjasama dengan universitas lain di Jerman dan dengan universitas dari negara lain.

Bagi mahasiswa tingkat doktoral di Universität Bremen bisa bergabung dengan institut-institut yang berafiliasi dengan universitas ini. Sedangkan untuk jenjang master, ada beberapa program studi internasional yang ada hampir di setiap fakultas (http://www.unibremen.de/international/internationaler-campus/internationale-studienangebote/international-programs.html), diantaranya adalah:

  1. Biochemistry and Molecular Biology
  2. Transnational Law
  1. Communication and Information technology
  2. Digital Media
  3. Ecology
  4. Environmental Physics
  5. Information and Automation Engineering
  6. International Relation: Global Governance and Social Theory
  7. ISATEC, International Studies in Aquatic Tropical Ecology
  8. Materials Chemistry and Mineralogy
  9. Marine Biology
  10. Erasmus Mundus in Marine Biodiversity and Conservation
  11. Marine Geosciences
  12. Neurosciences

Profil Universität Bremen di atas tentu saja memberikan sebuah keyakinan akan kemampuan kampus ini sebagai kampus yang ramah, akomodatif, serta berkualitas bagi mahasiswa internasional. Keberagaman bidang kajian serta kekuatan riset di universitas ini mampu memberikan sisi positif bagi mahasiswa international yang akan menuntut ilmu di sini.

 

Kontributor: oleh: M.Yusuf Awaluddin, S3, The University of Bremen

What My German Friends Think about Indonesia

DSCG7332Pagi ini saya berjalan-jalan sepanjang sungai kecil di daerah Kreuzberg Berlin, tepatnya di daerah Paul Lincke Ufer, bersama dua orang teman saya yang lahir dan tumbuh besar di Berlin. Kami duduk di pinggiran sungai sambil melihat bebek-bebek berenang di sungai. Kemudian saya bertanya,

“Kok kalian senang sekali sih lihat bebek, padahal ini kalau di Indonesia udah digoreng, trus dimakan pakai sambel di pinggir jalan.”

Walaupun lima menit kemudian saya harus menjawab pertanyaan tentang apa itu sambel, kenapa harus digoreng dan apa itu lalapan, kami kemudian ngobrol tentang Indonesia.

“Di negara kamu, pasti banyak sungai ya, banyak bebek dan ayam juga?“

“Iya dong, Indonesia sungai nya banyak sekali trus lebar-lebar, yang kaya gini mah ngga ada apa-apanya, sungai kita besar-besar sampai kalau mau nyebrang harus pakai kapal atau ada jembatan semacam highway”. Lalu saya menunjukkan foto Sungai Musi.

Lalu saya impulsif menunjukkan banyak foto Indonesia lain, tentu saya menyembunyikan foto-foto yang otomatis muncul di google seperti foto demo, foto banjir dan macet.

“Saya tahun lalu ke Indonesia selama sebulan, jalan-jalan dari Jawa ke Bali, bagus banget, tapi waktu mau menyebrang ke Bali saya naik kapal. Saya lihat semua sampah kapal dari penumpang dibuang ke sungai oleh petugas kebersihan, padahal saya dan teman-teman dari Eropa lainnya sibuk memungut sampah berserakan di kapal”

…“Haha, yah gitu deh“ kata saya.

“Terus saya waktu ke Bali pergi ke private island, tidak ada orang sih tapi penuh dengan sampah plastic.“

… “Haha“

“Terus saya makan di pinggir jalan, penjual makanannya langsung buang sampah dan bekas cuci piring ke sungai! Di depan semua orang! Dan tidak ada yang menegur, malah setiap saya ngapain aja diteriakin mister-mister, teman saya yang perempuan juga diteriakin mister-mister

“Hehe“

“Terus saya pergi ke Borneo untuk lihat hutan Indonesia, nggak tahu bagaimana harus diceritakan, sedih sekali melihat hutannya sudah hampir habis“

“haha“ itu haha saya yang terahir sebelum saya mempromosikan bagaimana Indonesia begitu cantik dan tentang budaya Indonesia dan berusaha (lagi) untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak seterbelakang itu dan kami, anak-anak muda, tidak se-ignorant itu untuk mampu acuh terhadap apa yang terjadi dengan negara kami.

“Suatu saat pasti kalian bisa menyelamatkan bebek-bebek di Indonesia biar tidak kalah dari sampah di sungai“

„…dan menyelamatkan hewan-hewan lain di hutan agar mereka tetap punya rumah“

Saya hanya bisa diam dan tersenyum.

“Well, long way to go but we definiitely will reach that point”, kata saya sambil mengajak mereka untuk beranjak dari pinggiran sungai, makan waffle ditengah angin winter yang membuat semakin rindu bebek goreng di pinggir jalan.

DSCG7328DSCG7331

 

 

 

 

 

 

Kontributor: Galuh A. LPDP PK38 (Master Student Urban Management at Technische Universität Berlin)

Mengintip Keindahan Dunia dari Balik Kacamata dan Memilih Optik di Jerman

Mata adalah jendela dunia yang kita butuhkan untuk melihat keindahan dunia. Apa jadinya kalau kita mempunyai masalah dengan penglihatan kita, tentu akan membatasi aktifitas kita. Apalagi untuk para mahasiswa yang sedang menuntut ilmu, akan sangat menyulitkan apabila kita tidak dapat melihat penjelasan presentasi dosen di depan kelas, sulit membaca referensi kuliah, atau terhambat untuk menyelesaikan tugas. Beruntungnya, kacamata tercipta untuk menolong orang-orang yang membutuhkan dalam kesehariannya, terlepas dari berbagai masalah mata yang memang jenisnya banyak sekali.

Bagi kita yang sudah menggunakan kacamata sejak dari Indonesia, tentu tidak akan terlalu menjadi masalah. Kita sudah mempunyai langganan optik untuk kacamata kita dan sudah tahu apa yang harus kita lakukan dan yang kita butuhkan. Namun bagaimana bagi kita yang membutuhkan kacamata setelah berada di Jerman untuk kali pertama, atau bagaimana jika kita harus mengganti kacamata lawas yang kita punya? Tak perlu khawatir, ada banyak optik di Jerman dan tinggal datang saja ke optik terdekat di kota Anda. Walaupun tentu saja tidak sesederhana itu juga, informasi dan rekomendasi terkait optik yang bagus tentu saja dibutuhkan. Tulisan ini coba mengulas pengalaman kami dalam memilih optik favorit di Jerman.

Kami sekeluarga, dengan dua orang anak, membutuhkan dan menggunakan kacamata selama di Jerman ini dengan permasalahannya masing-masing. Setelah melalui penelusuran informasi, rekomendasi dan mencoba beberapa optik di kota kami, pilihan dijatuhkan kepada Optik Fielmann (bukan iklan loh ya..). Ada beberapa alasan yang mendasarinya, diantaranya adalah :

  1. Mempunyai jaringan yang luas di kota-kota di Jerman.

Coba saja tengok sambil jalan-jalan pusat kota Anda di Jerman, kalau masih belum yakin juga, coba cek dulu di websitenya www.fielmann.de. Tentu dengan jaringan yang luas ini akan memudahkan kita untuk memperoleh atau untuk memperbaiki kacamata kita.

  1. Bahasa Inggris

Apabila merasa mempunyai keterbatasan dalam bahasa Jerman, tidak perlu khawatir juga, mereka mampunyai staf yang biasanya bisa berbahasa Inggris. Teringat seorang kawan yang sampai merequest staf yang bisa berbahasa Inggris saat kunjungan pertamanya ke optik ini.

  1. Pilihan kacamata yang beragam

Mereka mempunyai variasi yang sangat banyak, mulai dari frame kacamata yang paling mahal dengan merek terkenal hingga frame yang gratis saja, atau dikenal dengan nama „null tarif“ dalam istilah mereka. Seperti juga di optik Indonesia, saat membeli kacamata, harga final adalah kombinasi antara harga lensa dengan harga frame. Harga lensa tergantung resep kacamata kita yang diberikan oleh dokter atau hasil pemeriksaan di optik. Pilihan produsen lensa pun turut mempengaruhi harga final lensa yang akan kita pesan. Sedangkan untuk frame, kita bisa memilih sesuai keinginan dan budjet kita. Frame dengan istilah „Null tarif“ pun tidak kalah keren dan berkualitas jika dibandingkan dengan frame bermerek dan berbayar lainnya. Saya dan beberapa kawan lainnya pun memilih tipe ini dan sejauh ini tetep oke kok.

  1. Staf yang profesional

Ada satu hal yang menarik kalau kita melihat pegawai-pegawai di optik ini; semuanya memakai kacamata! Mungkin ini salah satu syarat penerimaan pegawainya, entahlah. Terlihat keren,elegan dan cantik tentunya, petugasnya masih muda-muda dan berganti-ganti kalau di optik langganan kami. Uups, kembali ke laptop.

Kita bebas memilih frame yang kita mau, namun kalau kita bingung dengan banyaknya frame yang berjejer, bisa kok kita minta petugasnya untuk mencarikan frame yang cocok buat kita. Kalau tertarik dengan „Null tarif“ tinggal sampaikan juga, dan kita tinggal duduk manis. Setelah mendapatkan frame yang cocok, baru kita memilih lensa yang sesuai dengan resep yang kita miliki dengan bantuan petugas tadi. Tak perlu lama, apabila sudah deal dan diukur urusan teknisnya, kita akan diberikan tanda bukti untuk mengambil kacamatanya apabila sudah selesai. Biasanya pesanan diselesaikan dalam waktu maksimal 2 minggu, dan diinformasikan melalui SMS.

  1. Bengkel perbaikan

Apabila ada masalah dengan kacamata kita, tak perlu ragu untuk kembali ke optik dan meminta perbaikan kacamata. Mereka menyediakan booth khusus untuk pebaikan ini dan dilayani oleh staf mereka. Sebetulnya sih tidak apa-apa juga kalau kita tidak beli kacamatanya tidak di optik ini, terus minta bantuan untuk diservice di sini, tinggal masuk saja, toh tidak ditanyakan dari mana belinya. Tentu saja hanya perbaikan minor yan bisa dilayani, seperti frame yang bengkok, lensa yang lepas, dll. Kalau lensa pecah tentu Anda harus mengganti baru.

  1. Tawaran Asuransi

Saat bertransaksi biasanya ditawarkan, apakah akan membeli polis tambahan untuk kacamata yang kita beli atau tidak. Harga polisnya sekitar 10 € untuk satu tahun, hasil kerjasama dengan perusahaan asuransi Hanse Merkur. Apabila kacamata tersebut rusak, terjatuh, terinjak, lensa pecah, hilang, atau resepnya berubah, maka dapat dicover oleh asuransi sebesar 70% dari harga finalnya, sedangkan sisanya kita sendiri yang bayar. Hal ini akan sangat bermanfaat terutama bagi kacamata anak-anak, yang biasanya rentan terhadap situasi di atas. Jadi benefit ini bisa dimanfaatkan. Oh iya, saya tidak terlalu yakin kalau asuransi publik akan membayar biaya pembuatan kacamata dewasa. Kalau untuk anak-anakmasih memungkinkan dengan cara reimburse ke perusahaan asuransi publik kita (tapi saya belum pernah mencobanya). Sedangkan untuk asuransi privat, ini juga tergantung polis yang kita pegang, bisa mengcover hingga maksimal limit tertentu. Untuk kasus saya, asuransi privat saya mengcover hingga 100 €, lumayan lah.

  1. Pemeriksaan gratis

Ini juga kelebihan optik ini yang saya suka. Mereka mempunyai alat yang cukup canggih dan tidak kalah dengan klinik privat dokter mata. Sehingga tingkat akurasi kacamata dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai catatan saja, kalau pemeriksaan di optik ini hanya diperuntukan bagi dewasa, sedangkan untuk anak-anak hanya bisa dilakukan oleh dokter mata, dan optik hanya menerima resep jadi saja.

Bila Anda tidak suka dengan kacamata yang Anda dapatkan, tinggal kembalikan saja dalam waktu 2 minggu, dan uang akan dikembalikan. Untuk itu bagi Anda yang mempunyai masalah dengan mata Anda, tak perlu ragu untuk segera mendatangi dokter mata Anda atau optik secara langsung. Tak perlu juga menunggu saat mudik ke Indonesia agar mendapatkan harga miring. Semakin cepat masalah penglihatan Anda terselesaikan, semakin cepat pula keindahan dunia ini akan Anda rasakan.

Penulis : M. Yusuf Awaluddin

-S3 Bremen Universität-

Tips dan Trik Membawa Keluarga Langsung Diawal Perkuliahan ke Jerman

Melanjutkan studi di Jerman memang tidaklah lengkap tanpa keluarga. Berbeda dengan studi di negara ASEAN atau Australia yang relatif dekat, studi di Jerman memiliki jarak tempuh kerinduan yang lebih jauh 😀 . Kebanyakan mahasiswa yang menempuh studi di jerman memang memboyong keluarga mereka setelah 3 sampai 6 bulan setelah mereka menapaki jerman. Hal ini umum dijumpai dan banyak tertulis di blog-blog mahasiswa master maupun doktorand. Namun beberapa bulan itu akan terasa sangat lama dan menyiksa. Terutama bagi pengantin baru (atau yang masih merasa pengantin baru :D) atau keluarga yang baru memiliki anak usia balita, yang sedang lucu-lucunya. Hal itulah yang melatari perjuangan beberapa orang untuk bisa bepergian bersama dari awal. Alhamdulillah, saya dan keluarga (istri dan dua anak saya) diberikan kemudahan untuk bisa berangkat bersama-sama ke Jerman pada bulan agustus 2016. Dalam tulisan ini saya akan berbagi beberapa catatan ketika saya mengurus visa keluarga dari awal.

A. Pastikan anda bisa membawa keluarga berbarengan

Pertama sekali yang harus dilakukan adalah menghubungi Ausländerbehörde (ABH) kota setempat. Ausländerbehörde adalah kantor imigrasi kota. Merekalah yang menentukan apakah kita boleh membawa keluarga langsung atau tidak. Kedutaan hanya menerima berkas saja. Alamat email Ausländerbehörde bisa didapat dengan meng-google „ausländerbehörde (spasi) nama kota“. Biasanya email resmi berdomain resmi dibelakangnya (e.g blablabla(at)luebeck(dot)de atau blablabla (at)hamburg(dot)de) walaupun tidak semuanya seperti itu.

Tanyakan via email kepada ABH apakah kita bisa membawa keluarga langsung ke jerman bersama kita. Tentu dengan memperkenalkan diri dahulu (nama, asal negara, keperluan di jerman (studi), istri dan jumlah anak dan umurnya, dan yang paling penting adalah keuangan kita selama dijerman (besaran beasiswa dll). Setelah itu tanyakan syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk bisa membawa keluarga langsung bersama kita.

Jika ABH menjawab boleh. Maka bukti email tersebut di print untuk dijadikan bukti ketika membuat visa nanti (jika diperlukan—backup document). Jika mereka menjawab tidak, coba lobby ulang dengan pendekatan lain 😀

 

B. Persiapan berkas visa

Selanjutnya adalah mempersiapkan berkas. Mempersiapkan berkas keluarga memang membutuhkan kesabaran serta ketelitian ekstra serta dana yang kadang-kadang ekstra juga. berkas visa kumpul keluarga langsung ini pada dasarnya dipersiapkan seperti layaknya visa family reunion biasa. Ada banyak blog yang menuliskan cara mempersiapkan dokumen visa kumpul keluarga berseliweran di internet. Salah satunya adalah ini :

http://lpdp-jerman.org/mengurus-visa-family-reunion-ke-jerman/

dan ini :

https://mellyloveskitchen.com/2014/11/29/visa-kumpul-keluarga-ke-jerman/

Untuk menghindari pengulangan (Sebenarnya karena males nulis :P) maka saya akan menyoroti hal-hal urgen saja terkait membawa keluarga langsung ini.

Berikut syarat yang pernah saya catatkan untuk membawa istri dan anak :

  1. Passport dan dua lembar fotocopy passport (istri dan anak)

Fotocopy dibagian yang ada keterangan identitas dan tandatangan.

  1. Dua rangkap formulir permohonan

Formulir  permohonan diisi lengkap dengan huruf kapital, soalnya handwriting jerman agak berbeda dengan indonesia.

Untuk waktu keberangkatan bisa diperkirakan saja kapan, tergantung kapan (waktu beasiswa mulai berlaku misalnya).

Untuk alamat di jerman dituliskan alamat sesuai kontrak wohnung (lihat dibawah).

Untuk formulir anak, jangan lupa untuk ditandatangani oleh KEDUA orang tua dibagian yang memerlukan tanda tangan.

  1. Dua paspoto terkini

Pastikan mengikuti aturan paspoto untuk pasport, seperti  80% wajah dsb. Nama pemilik foto dituliskan dibelakang foto untuk menghindari tercecer.

  1. Buku nikah (asli dan fotocopy)

Cara melegalisirnya bisa merujuk pada dua link yang saya tautkan diatas. Pastikan yang anda fotocopy adalah setelah semua terlegalisasi (sudah mencakup terjemahan bahasa jerman dan stempel legalisasi dari kedutaan)

  1. Akte kelahiran anak (asli dan fotocopy)

Akte ini dilegalisasi merujuk pada dua link yang ada diatas. Pastikan yang anda fotocopy adalah setelah semua terlegalisasi (sudah mencakup terjemahan bahasa jerman dan stempel legalisasi dari kedutaan). Akte orang tua tidak perlu dilegalisasi.

  1. Surat keterangan dari pasangan yang tinggal di jerman (asli dan fotocopy)

Surat ini disebut dengan familienzussamenführung. Istri dan anak masing-masing harus dibuatkan surat ini (suratnya sama) dan dirangkap masing-masing dua eksemplar. Pada visa family reunion (dimana keluarga menyusul kemudian) lembaran ini distempel oleh ABH kota setempat. Namun karena kita ingin membawa keluarga diawal, maka hal tersebut tidak diperlukan. Berikut saya lampirkan contoh familienzussamenführung:

——————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————

                                                                                                                                                                                       (nama pengaju)

(alamat)

(nomor hape)

(email)

 

Deutsche Botschaft

Jalan MH thamrin I

Jakarta, Indonesien

10310

Tel +62 21 39855000

Jakarta, (tanggal)

Familienzussamenfuehrung

 

Sehr Geehrte Damen Und Herren,

 

Mein Name ist (nama pengaju) und ich interessiere mich fuer eine zussamenfuehrung meiner Familie in Deutschland.

 

Ich begin meine Studie  von (tanggal perkiraan mulai) bis (Tanggal perkiraan selesai)  an der  (nama institusi tempat studi di jerman)  (nama supervisor jika doktorand) in (nama kota), mit dem Angesterben Abschluss (nama gelar akhir jika selesai studi .e.g Doktor rerum Naturalium (Dr.rer.nat)).

 

Ich habe eine stipendium von (nama beasiswa jika ada//dalam bahasa jerman). Dieses Stipendium garantiert mir, dass auch meine Familie warhrend der Zeit meines Studium in (nama kota) im Rahmen einer Familiezussamenfuehrung nach Deutschland kommen kann und in Deutschland finanziell abgesichert ist.

 

Es handeln sich um folgende Personnen:

 

Nachname Vorname Geburstdatum Adresse
Nama belakang istri Nama depan istri Tanggal lahir istri Alamat di indonesia
Nama belakang anak pertama Nama depan anak pertama Tanggal lahir anak pertama Alamat diindonesia
Nama belakang anak kedua Nama depan anak kedua Tanggal lahir anak kedua Alamat di indonesia

 

Wir sind sehr an einer erfolgreichen Beantragung interressiert und mochten daher alle erforderlichen Unterlagen bei der Einreichung  zur Verfuegung stellen.

 

 

Hochachtungsvoll

 

(nama pengaju)

—————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————————-
*Yang dicetak miring dan tebal adalah kolom yang harus anda isi sendiri. Tanda kurung dihilangkan

**Nama pengaju adalah nama anda– yang akan menempuh pendidikan di jerman.

 

  1. Sertifikat A1 asli dan fotocopy

Istri saya TIDAK menggunakan sertifikat bahasa apapun.  Syarat ini amatlah berat terutama bagi yang tidak berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Apalagi jika istri anda sedang mengasuh anak kecil yang tidak bisa ditinggal. Berat, karena untuk test saja memerlukan waktu 2-3 hari termasuk perjalanan belum lagi untuk mengambil hasil tes. Bagi kami yang berdomisili nun jauh di ujung sumatera ini, itu artinya tiket pesawat dan hotel seharga jutaan rupiah. Namun mengapa istri saya bisa pergi tanpa A1?

Aturan mengenai kemampuan bahasa jerman dapat dilihat ditautan berikut :

http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/3453920/Daten/4652545/H8_id__Deutschkenntnisse.pdf

Dalam poin pengecualian disebutkan kalau pasangan anda bisa tidak memiliki sertifikat bahasa jerman jika memiliki ijazah S1 sehingga bisa bekerja. Atau hanya menemani sementara di Jerman. Dalam hal ini saya mempersiapkan keduanya. Untuk poin pertama yang harus dipersiapkan adalah ijazah S1 istri dan print out Anabin mengenai universitas almamater istri. Apa itu Anabin? Anabin adalah situs untuk melihat apakah institusi kita diakui di jerman atau tidak. Berikut linknya

http://anabin.kmk.org/no_cache/filter/institutionen.html

Buka dibagian „suche“ –cari—search (dibagian atas), masukkan nama negara dan pilih institusi tempat istri atau suami anda bekerja. Nanti akan keluar hasilnya. Jika hasilnya H+ maka institusi tersebut diakui dijerman which is good. Namun jika hasilnya H+/- maka jangan putus asa dulu. Karena itu berarti bisa diakui dan bisa tidak, which mean masih ada kesempatan. Hehehe.

Hasil Anabin ini di print berikut dengan keterangan makna H+, H+/- yang ada dibagian „info“ di link ini

http://anabin.kmk.org/no_cache/filter/institutionen.html

Ijazah S1 (atau S2 atau S3) pasangan anda beserta hasil print Anabin ini akan jadi bukti bahwa istri/suami kita eligible untuk ke jerman tanpa sertifikat A1 bahasa jerman. Ada yang mengatakan syarat ini hanya untuk awardee DAAD. Namun hal tersebut tidak dicantumkan di website. Jadi anda bisa mencobanya.

Kita bisa juga mencoba dengan cara kedua yaitu dengan menyertakan bukti bahwa istri kita hanya mendampingi kita sementara. Saya menggunakan surat „sakti“ dari professor saya yang menyatakan kurang lebih bahwa: saya adalah calon phd student ditempatnya, istri dan anak saya perlu mendampingi saya ikut dalam proses belajar saya and the most important istri dan anak saya HANYA akan menemani saya sampai saya selesai study (cantumkan masa studi dari kapan sampai kapan) dan akan KEMBALI ke indonesia setelah itu. Surat sakti ini terbukti mengantarkan istri saya berhasil ke Jerman barengan dengan saya. Hehehe. FYI, saya menyiapkan juga dokumen pertama (Anabin), namun belum sempat dikeluarkan, karena pihak kedutaan sudah legowo menerima dokumen kedua ini.

Walaupun tidak ada sertifikat A1, saya tetap merekomendasikan pasangan anda untuk belajar bahasa jerman dasar.

 

  1. Bukti tempat tinggal pasangan di jerman

Ini adalah  bagian paling rumit dalam kepengurusan visa menurut saya. Rumit karena kita harus mendapatkan kontrak rumah di Jerman selagi kita berada di Indonesia.

Kenapa rumit, karena kedutaan Jerman/ABH ingin kita punya tempat tinggal dulu di Jerman jika bawa keluarga sebelum mendapatkan visa (which is make sense, gak mungkin juga sekeluarga tidur di mesjid atau di gorong-gorong kan?!), tapi penyewa rumah di Jerman juga ingin kepastian bahwa kita benar-benar pasti akan datang ke Jerman, yaitu berupa bukti visa, karena mereka tidak ingin kehilangan penyewa potensial lain yang ingin menyewa tempat mereka hanya gara-gara orang yang belum nyata wujudnya akan tiba di Jerman. Jadi lingkaran birokrasi ini benar-benar menguras airmata (tsah). Penyewa rumah di Jerman umumnya ingin bertemu tatap muka langsung dengan calon pengontraknya. Saya sangat terbantu oleh professor saya yang begitu baiknya mau bersusah payah mencari wohnung untuk keluarga saya. Terbilang puluhan wohnung sudah dijajaki, ada yang langsung menolak, ada yang php setelah menerima (jadi curcol). Namun impian untuk mendapatkan wohnung selagi kita di Indonesia bukanlah mustahil. Dalam kasus saya, saya membutuhkan waktu kurang lebih 5 bulan untuk bisa mendapatkan wohnung keluarga di jerman.

Cara lain yang bisa dicoba adalah menggunakan teman yang sudah ada di kota tersebut. Tapi teman tersebut harus bisa meyakinkan penyewa bahwa anda benar-benar akan datang ke Jerman. Pada kasus saya, akhirnya saya mendapatkan wohnung dari lobby professor saya kepada temannya yang juga pengusaha real-estate di kota tempat saya studi. Banyak kasus juga dimana orang Indonesia punya kenalan dengan pengusaha real-estate atau kenal dekat dengan penyewa rumah. Ini bisa dicoba. Yang paling penting adalah anda bisa mendapatkan KONTRAK TERTULIS ATAS NAMA ANDA yang tidak mungkin didapat jika anda menumpang sementara dirumah teman atau zwischenmiete.  Pastikan juga besar wohnung sesuai dengan kualifikasi. Kualifikasi besar wohnung ini harus anda tanyakan ke ABH via email. Dan bukti percakapan tersebut di print sebagai back-up document kalau-kalau kedutaan menganggap besar wohnung anda tidak mencukupi syarat.

  1. Bukti kecukupan keuangan

Ini bisa digantikan dengan surat keterangan dari beasiswa anda. Tapi anda harus pastikan anda menanyakan dahulu kepada Ausländerbehörde (lagi) mengenai berapa besaran uang yang harus anda sediakan untuk bisa membawa keluarga ke jerman. Terlebih dahulu ceritakan bahwa anda memiliki beasiswa yang menanggung keluarga (jika ada, contohnya LPDP). Jika jumlah yang di minta oleh ABH ini sesuai dengan budget anda, maka email ABH ini anda print, untuk dijadikan backup ketika membuat visa. Pihak kedutaan terkadang agak skeptis dengan biaya beasiswa, karena dinilai tidak cukup untuk menghidupi keluarga. Namun hal ini akan terbantah jika anda menunjukkan surat dari ABH tersebut. Namun apabila ABH menyebutkan jumlah yang agak kurang rasional bagi kondisi keuangan anda, mungkin anda bisa mempertimbangkan untuk melobi kembali ABH tersebut. Jangan berputus asa 😀

  1. Biaya visa 60 euro per orang

Biaya visa ini dibayarkan dalam rupiah. Jumlahnya seringkali melebihi kurs euro yang umumnya dipakai. Alangkah baiknya jika membawa uang lebih, termasuk pecahan-pecahan sepuluh ribu atau dua puluh ribu. Untuk anak-anak dibawah 12 tahun biayanya hanya 30 euro per orang.

  1. Asuransi perjalanan

Syarat ini tergolong baru. Asuransi perjalanan (bukan asuransi kesehatan saja) biasanya mencakup 90 hari terhitung mulai dari kapan kira-kira kita akan berangkat. Masing-masing sesuai dengan jumlah anggota keluarga yang akan dibawa dan difotocopy dua rangkap.

 

C. Hal lain yang harus diperhatikan

Sekali lagi yang menentukan anda diterima atau tidak adalah ABH. Kedutaan hanya menyaring berkas saja. Adakalanya kedutaan tidak ingin berkas tersebut dikembalikan karena kurang lengkap, karena itu terkadang seleksi berkas dikedutaan sangat ketat. Tapi hal ini bisa dilalui jika kita membawa dokumen tertulis lengkap (baik dari percakapan email dengan ABH maupun info resmi dari website) sehingga kita punya amunisi yang kuat.

Dokumen yang anda bawa sebaiknya masing masing difotocopy rangkap dua (minimal). Hal ini guna mengantisipasi penundaan di loket kedutaan, secara fotocopy amat sangat jauh dari kedutaan (yang terdekat sih ada, tapi cukup untuk membobol kantong anda :D)

Pasangan anda harus hadir ketika anda mengajukan visa di kedutaan. Karena memerlukan sidik jari untuk kelengkapan dokumen. Anak-anak tidak harus hadir.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, walaupun membawa keluarga merupakan sesuatu yang membahagiakan, pastikan anda memiliki pendamping untuk mengenal lingkungan baru di kota tujuan anda. Karena beradaptasi dengan lingkungan dan bahasa baru tentu tidak mudah. Apalagi yang beradaptasi tidak hanya satu orang tetapi satu keluarga. Pendamping sangat saya anjurkan terutama untuk mereka yang belum pernah ke Jerman sebelumnya.

Dan yang terakhir adalah doa yang kencang. Ada tekanan besar ketika kita mulai membuat list kebutuhan visa keluarga ini. Bahkan saya sempat pesimis melihat banyaknya to-do-list yang harus dikerjakan dan mengingat belum ada trace record tulisan orang yang membawa keluarga diawal (setidaknya setelah saya googling cukup dalam). Karena itu doa yang kencang itu sebuah keniscayaan.

 

Semoga bermanfaat.

Dalam kehangatan keluarga dikota Lübeck yang dingin.

 

Penulis:

Maulana Ikhsan (PhD student in Fraunhofer EMB/Universität zu Lübeck)

Memilih Kuliah Jenjang Master di Pusat Penelitian Stem Cell, TU Dresden, Jerman

 

Hallo teman-teman se-bangsa dan se-tanah air, semoga kawan semua selalu dalam keadaan sehat. Alhamdulillah saya diberikan kesempatan oleh FORMAL Jerman untuk membagikan pengalaman mengenai proses pendaftaran di Technische Universitat Dresden Jerman. Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua yang penasaran bagaimana sih caranya agar dapat diterima di Uni Jerman pada umumnya, dan di TU Dresden secara khususnya. Oke langsung aja saya berbagi bagaimana lika-liku saya mulai dari mencari, mendaftar hingga akhirnya keterima di kampus pujaan hati. Ceileeehhh……

 

Oiya saya lupa belum kenalan, ….maaf..maaf…hehehehe……….

Saya Ridzky Anis Advent Yuda, Awardee LPDP PK-54, entah sekarang terakhir sampai PK berapa awardee LPDP yang terakhir, yang jelas saya termasuk awardee gelombang seleksi tahun lalu lho (Red 2015) wkwkwkkwkw

 

Saya berencana mengambil studi program master di bidang stem sel dan kedokteran regeneratif (Stem Cell and Regenerative Medicine) berdasarkan pengalaman penelitian selama saya bekerja, dan saya memutuskan untuk kedepannya berniat membangun Indonesia dari bidang Biomedis, khususnya untuk mengembangkan stem sel untuk terapi penyakit-penyakit terkait penuaan dan metabolik. Sejujurnya mendaftar di kampus Jerman ini bukanlah tujuan pertama saya kali, karena saya malas belajar bahasa jerman (ini rahasia lho, jangan bilang mak sama bapak saya yah hahahaha)).

Well, firstly saya hanya melirik Inggris sebagai negara tujuan studi. Banyak kampus di Inggris yang menawarkan program master di bidang tersebut, dan saya apply ke Newcastle University sebelum mendaftar seleksi beasiswa LPDP gelombang 4 tahun 2015 lalu. Alhamdulillah saya mendapatkan offer, atau istilah lainnya dengan LoA conditional di bulan November, (jadi keinget lagu November Rain xiixixix). Berbekal conditional offer dari Newcastle University, saya mendaftar beasiswa LPDP dan alhamdulillah atas izin Allah SWT saya mendapat kesempatan berharga ini.

Mempunyai LoA dari NCL dan diterima LPDP sebuah keberuntungan bagi saya, namun yahhh namanya manusia, kadang tak ada puasnya hehehe, saya masih kurang sreg (kurang mantab) dengan NCL ini karena saya hanya kuliah dalam satu tahun, padahal berdasarkan melakukan penelitian, setahun belajar stem sel dan meneliti hingga dapat menghasilkan karya publikasi, adalah sesuatu yang cukup berat bagi saya, takut kurang matang gitu. Yah akhirnya saya putuskan lanjut melamar ke kampus lain, yaitu TUD. Di TUD ini jatuh cinta dengan program MSc Regenerative Biology and Medicine (RegBioMed), sama seperti program studi sebelumnya di Newcastle yaitu Mres Stem Cells and Regenerative Medicine. Dan lebih beruntung lagi, RegBioMed perkuliahannya berbahasa Inggris. Kenapa bisa saya jatuh cinta, hanya Allah dan saya saja yang tahu, yah mirip-mirip kenapa saya bisa suka sama seorang gadis hehehe. Tapi hal yang paling saya cari selama ini semuanya ada di TUD. Mulai dari mata kuliah yang lebih banyak menawarkan eksperimen di lab, dan kesempatan melakukan rotasi penelitian di lembaga seperti Max-Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics, DFG-Center for Regenerative Therapy, dan Universitat Klinikum Carl Gustav Carrus, merupakan daya tarik yang tidak ada di NCL.

Proses mendaftar di program RegBioMed, terasa cukup panjang, karena periode seleksi hingga pengumuman lumayan lama, dan sedikit rumitnya proses pendaftaran, namun semuanya Alhamdulillah satu persatu dapat terselesaikan dengan tuntas.  Saya mengirimkan aplikasi pada tanggal 24 Mei 2016, ketika saya telah mendapatkan skor IELTS di bulan Mei akhir, mendekati deadline pendaftaran tanggal 31 Mei 2016 (Selang seminggu sebelum penutupan registrasi). Dalam berkas yang diminta BIOTEC/CRTD yang tertulis di websitenya sbb;

https://www.crt-dresden.de/teaching/master-regbiomed/organization/

http://www.biotec.tu-dresden.de/teaching/masters-courses/regenerative-biology-and-medicine.html

Untuk mendaftar di TUD, saya harus mempersiapkan beberapa essay termasuk motivation letter, description of research experiences, research interests.

  • Motivation letter tersebut saya tuliskan terkait aspirasi saya mengapa memilih CRTD sebagai tempat belajar stem sel dan manfaat apa yang bisa saya kembangkan dan berikan pasca studi, serta deskripsi singkat karir penelitian apa yang saya ingin lakukan.
  • Essay yang kedua adalah deskripsi pengalaman penelitian saya. Pada essay tersebut saya ceritakan secara ringkas tentang pengalaman penelitian yang relevan, termasuk pengalaman membantu pengamatan mikroskopi fluoresen pada stem sel hasil transplantasi ketika menjadi asisten dan teknisi penelitian di Universitas Airlangga. Sedikit atau banyak, besar atau kecil peranan dalam membantu penelitian beberapa mahasiswa S3 di Unair, alhamdulillah sangat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan saya diterima di RegBioMed. Jadi teman-teman jangan khawatir, ceritakan saja pengalaman penelitian relevan yang pernah kalian kerjakan untuk menambah peluang diterima di sebuah program studi.
  • Essay terakhir yang juga harus saya tulis adalah deskripsi research interests. Ini seperti halnya kita menulis tema penelitian apa yang kita minati. Untuk menulis essay research interests, sebenarnya sudah saya persiapkan sejak lama dengan mempelajari bidang stem sel dari berbagai publikasi jurnal internasional, khususnya dari Nature dan Elsevier. Sejak 2 tahun lalu saya rutin mempelajari penelitian dari jurnal-jurnal tersebut, sehingga saya mendapatkan sedikit gambaran mengenai perkembangan riset terbaru, dan permasalahan ilmiah apa saja yang belum terpecahkan selama ini. Disamping itu, saya juga menceritakan beberapa grup research di CRTD yang temanya nge-link dengan minat saya.

Semua essay yang saya ceritakan di atas semuanya harus ditulis ringkas tidak lebih dari 350 kata saja. Tips saya, pahami persyaratan essay yang diminta antara lain jumlah maksimal kata, dan kalau ada pertanyaan, essay tersebut harus menjawab pertanyaan yang ditanyakan. Tips kedua adalah jangan keburu-buru kirim essaynya ya teman-teman, semuanya harus dikoreksi, dikritisi, dan direvisi agar essay kita jadi singkat, padat, jelas, dan terpercaya (hehehhe).

Setelah semua essay saya selesaikan, saya upload berkas-berkas yang diminta termasuk sertifikat IELTS, scan original dan foto-kopi ijazah SMA serta translate-annya yang dilegalisir, scan original dan foto-kopi ijazah S1 serta translate-annya yang dilegalisir, scan original dan foto-kopi transkrip serta translate-annya yang dilegalisir, CV, dua surat rekomendasi dari dosen. Seluruh file scan pdf di upload di poRidzky Anisrtal aplikasi BIOTEC/CRTD.

Tahap selanjutnya belumlah selesai sampai di sini. Mayoritas kampus di Jerman meminta kita mengirim berkas-berkas foto kopian tadi ke alamat pos mereka guna keperluan verifikasi, hal ini berlaku juga di TUD. Nah untuk keperluan tersebut, saya kirimkan berkas komplit yang diminta, disertai beberapa sertifikat medali emas olimpiade nasional MIPA dan bukti sertifikat pernah dapat dana penelitian dari Toray Sciences Foundation (tidak wajib tapi siapa tahu cukup penting untuk bahan pertimbangan). Pengiriman saya lakukan dengan menggunakan jasa PT Pos Indonesia dengan tipe layanan EMS. Untuk mengirim dokumen yang beratnya kurang dari 300 gram, saya harus membayar sekitar 365 ribu rupiah, cukup murah dibandingkan jasa kurir partikelir lainnya, dan itung-itung buat berdayakan BUMN kita. Tanggal 24 berkas dikirim, dan tepat pada tanggal 31 saya mendapat konfirmasi dari panitia seleksi bahwa dokumen fisik saya telah diterima, beserta aplikasi online.

Selesai mengirim berkas, saatnya usaha yang dapat dilakukan hanyalah berdoa dan berharap kepada Sang Pencipta, karena tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan. Karena saya sering ‘kepoin’ research center tempat kuliah RegBioMed, serta para profesor-profesornya, saya tiap hari kirimin Al-Fatihah kepada mereka. Semoga dengan saya kirimin doa, hati mereka dapat tergetar, dan melihat aplikasi saya seperti melihat harta karun emas (ngayal aja wkwkwkw). Entah kenapa, rasa yang saya rasakan dalam melamar di TUD ini lebih menegangkan dibandingkan ketika melamar di NCL. Setiap hari saya doain dan minta restu kedua orang tua untuk didoakan. Alhamdulillah, pada tanggal 1 Juli selepas buka puasa, waktu itu lagi buka puasa di sekitaran Sidoarjo, saya menerima sebuah email, dan ketika dibuka email tersebut mengabarkan bahwa aplikasi saya lolos seleksi. Setelah menunggu hampir 20 hari, akhirnya surat penerimaan dari kampus TUD (Zulassungbescheinigung atau LoA) telah saya terima. Tinggal saatnya mengurus beberapa hal administrasi terkait visa.

Email konfirmasi dari panitia seleksi MSc RegBioMed

 

Sekian teman-teman tulisan saya, mohon doanya semoga perjalanan studi saya di Jerman lancar dan sukses, dan semoga kawan semuanya dapat mengambil manfaat dari cerita saya, tetap semangat dalam berjuang, jangan takut gagal ya, kalau gagal harus cepetan bangkit, kalau berhasil disyukuri yah. Cukup sekian, salam takzim dari saya.

Good luck for your Application!!!!!!!!

 

Ridzky Anis Advent Yuda

Candidate Master of Regenerative Biology and Medicine

Technische Universitat Dresden, Awardee LPDP PK-54

Gänseliesel: Simbol keinginan belajar yang tangguh

By Argianto Rahartomo 27.06.2016

1

Figure 1. Gaenseliesel

 

Halo teman-teman semua 😀

Saya ingin berbagi sedikit kisah yang sangat menginspirasi mengenai seseorang yang begitu inginnya belajar selalu walaupun dikekang oleh kondisi.

Gänseliesel atau nama lainnya Goose Girl, merupakan salah satu simbol dari kota pelajar Göttingen. Menariknya patung tersebut mendapat julukan “the most kissed girl in the world”, julukan tersebut bukan tanpa alasan dikarenakan adanya semacam “ritual” akademis di kota ini. Bukan sulap bukan sihir, semua mahasiswa PhD (tanpa terkecuali) yang berhasil menyelesaikan disputasinya dan dinyatakan lulus akan diarak menggunakan gerobak yang dihias balon dan pernak-pernik pesta serta mahasiswa/i tersebut diperkenankan menggunakan topi khusus dapat dilihat di figure 2. Mahasiswa/i tersebut akan diarak dari tempat disputasi hingga Gänseliesel yang terletak di tengah Zentrum atau City Center kota Göttingen. Setelah itu, mereka harus memanjat dari kolam hingga mencium patung tersebut. Romantis bukan? 😀

 

2

Figure 2. Topi dan gerobak ritual

 

Ada sedikit cerita menarik mengapa patung tersebut dijadikan bagian dari ritual tersebut. Mungkin akan ada beberapa versi mengenai asal-usul kegiatan tersebut, namun yang menurut saya paling menarik adalah cerita berikut:

Gadis tanpa nama tersebut merupakan seorang penggembala dan setiap hari dia bekerja membantu orang tuanya. Namun disisi lain dia sangat ingin bisa bersekolah dan mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Dikarenakan keadaan yang mengharuskannya membantu orang tua, anak tersebut mengurungkan niatnya untuk bersekolah dan tetap berharap akan ada seseorang cendekiawan yang berbaik hati datang dan mengajarinya berbagai ilmu. Angsa tersebut melambangkan kebaikan hati dari gadis tersebut, sebab dalam kisahnya gadis tersebut merupakan gadis yang sangat baik hati. Cendekiawan yang dimaksud disini adalah PhD yang berhasil menyelesaikan studinya. Simbol mencium Gänseliesel merupakan bentuk iba serta doa dan “transfer” ilmu dari PhD kepada gadis tersebut.

Apakah Master Student ataupun Bachelor diperbolehkan mencium juga? Jawabannya adalah tidak. Sebab menurut penuturan beberapa warga Göttingen, akan membawa unglucklich” atau malapetaka bagi yang melakukannya. Mungkin saja dapat berupa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studi dan tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi bukan? 😀

Oleh karenanya, pelajaran yang dapat dipetik adalah sebagai mahasiswa Indonesia yang berkesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri, apalagi di negara se-prestigious Jerman kita perlu merasa bersyukur. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak teman-teman, adik-adik kita yang bahkan menyelesaikan sekolah hingga SD/SMP saja tidak mampu. Tugas kitalah yang men-transfer ilmu yang kita miliki baik dalam bentuk mengajar, pelatihan, dan bahkan cerita kepada teman-teman kita yang lainnya. Nasehat yang selalu saya pegang: Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain secara tidak langsung bersinergi dengan cerita diatas. Semoga cerita tersebut menginspirasi teman-teman semua baik yang sedang ataupun telah selesai menyelesaikan studinya masing-masing.

Salam sahabat dari Stadt die wissen schafft, Göttingen

 

Figure 1 dicrop dari http://www.blog-ein.de/img/Goettingen-Gaenseliesel3.jpg

Figure 2 diambil dari

https://www.uni-goettingen.de/admin/bilder/pictures/9bd7de3d6ffd77d96212d8e6ce8f422a.jpg