Tentang Formal Jerman

FORMAL Jerman sebagai wadah organisasi penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Jerman memiliki fungsi untuk memfasilitasi dan mempererat hubungan kekeluargaan antara sesama penerima beasiswa LPDP serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi nyata untuk pembangunan Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Setelah dibentuk pada pada tanggal 21 Desember 2014 di Berlin Bradenburg, FORMAL Jerman saat ini telah melewati dua periode kepengurusan. Pada Muktamar Pertama di Berlin ditetapkan saudara Leo Yulyardi, mahasiswa Master RWTH Aachen, sebagai koordinator FORMAL Jerman 2015 dan pada muktamar kedua di Aachen, Fauzan Saputra, mahasiswa Master RWTH Aachen, terpilih sebagai koordinator FORMAL Jerman 2015-2016.

Pada kepengurusan 2016-2017 ini, sebagai tindaklanjut dari hasil muktamar FORMAL Jerman ketiga di Dresden 27-28 Agustus 2016, FORMAL Jerman memiliki komitmen untuk terus berusaha menjalankan fungsinya sebagai perekat kekeluargaan antar sesama putra-putri terbaik bangsa penerima beasiswa LPDP di Jerman serta berinovasi dan berkreasi untuk memberikan kontribusi positif dalam rangka mewujudkan Indonesia yang lebih baik di masa yang akan datang.

Untuk menjalankan fungsinya tersebut, FORMAL Jerman 2016-2017 memilik visi dan misi sebagai berikut:

Visi :

Terwujudnya FORMAL Jerman sebagai wadah kontribusi yang dekat bagi anggotanya dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pembangunan Indonesia.

Misi:

  1. Menjadi wadah aspirasi bagi penerima beasiswa LPDP di Jerman dalam hal akademik dan non akademik
  2. Meningkatkan partisipasi penerima beasiswa LPDP di Jerman dalam pelaksanaan berbagai program kerja serta menjadi wadah untuk aktualisasi diri seluruh penerima beasiswa LPDP di Jerman
  3. Memperkenalkan FORMAL Jerman kepada mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Jerman
  4. Mendorong kontribusi positif penerima beasiswa LPDP di Jerman bagi perkembangan pembangunan Indonesia

Menemukan kembali bagasi yang hilang di bandara Jerman

Satu per satu koper penumpang di area klaim bagasi itu diambil oleh pemiliknya. Jam tangan saya sudah menunjukkan waktu makan siang yang hampir berlalu begitu saja di bandara Hamburg saat itu. “Ayah itu kinderwagen ade udah keluar”kata anak bungsu saya sambil mengejar kinderwagen atau stroller miliknya. Anak pertama saya pun ikut menyahut “Nah itu koper kita ada juga”, sambil menunjuk koper ungu milik kami yang kemudian saya ambil. Tinggal satu lagi tas bagasi saya yang belum nampak di area klaim bagasi siang itu. Penumpang yang menunggu bagasi pun telah pergi menyisakan kami yang sedang menunggu tas milik kami yang terakhir. “Wah, bakalan ada sesuatu nih”pikir saya waktu itu dan berasusmsi bahwa tas saya tidak ada di bagasi yang keluar dari pesawat kami atau pikiran liar lainnya terambil oleh orang lain.

Kami pun memutuskan untuk mencari perwakilan maskapai untuk melaporkan kejadian yang kami alami. Tak jauh dari lokasi klaim bagasi ada semacam call center atau helpdeks para maskapai yang mendarat di bandara tersebut. Sambil menunjukkan e-tiket dan stiker bagasi, petugas tersebut dengan ramah melayani dan mendata kehilangan bagasi kami. Ada semacam form tertentu yang diisi oleh petugasnya waktu itu, dan beberapa pertanyaan diantaranya adalah warna koper / tas, jenisnya, kartu identitas berikut alamat dan nomor telpon dan alamat email saya.

bagasi

Setelah mengisikan semua data yang diperlukan, petugas pun memasukkan data kita untuk melacak keberadaan koper atau tas yang kita cari. Pernyataan terakhirnya yang paling saya ingat adalah “Silahkan Anda pulang saja, nanti akan kami hubungi lagi dan ini tanda bukti pengaduan Anda sedang kami proses, terima kasih”. Sempat yakin tidak yakin juga sih, apakah tas saya akan ditemukan atau tidak. Kalau masalah isinya sih tidak ada yang terlalu penting selain kamera pinjaman dari teman.

Untungnya saat perjalanan pulang menuju rumah, saya mendapatkan sms konfirmasi dari petugas bandara yang menyebutkan bahwa sistem mereka sedang melakukan pelacakan dan akan memberikan informasi lengkapnya via email saya. Sedikit lega, paling tidak ada kepastian ada orang yang sedang mencarikan tas saya. Tidak perlu menunggu lama, 7 jam kemudian saya mendapatkan sms kedua yang menyebutkan bahwa tas saya sudah diketemukan dan akan dikirim ke alamat saya sesegera mungkin. Wow. Janjinya memang begitu.

Benar saja, keesokan harinya ada sms lanjutan yang menyebutkan bahwa tas saya akan segera diantarkan oleh kurir mereka langsung ke depan pintu rumah saya. Lega rasanya mendapatkan update informasi terkini perkembangan tas saya. Akhirnya….tepat di hari ke tiga seorang kurir datang ke rumah saya dengan membawa tas yang selama ini dicari tanpa ada kekurangan alias kumplit isinya. Kekhawatiran saya tas akan sampai jatuh ke tangan orang lain, apalagi jatuh dari pesawat menguap begitu saja. Tetap waspada namun tak perlu terlalu khawatir saat membawa bagasi karena akan ada petugas yang bisa membantu Anda.

bagasi3 bagasi2

Penulis : M. Yusuf Awaluddin (S3 University of Bremen)

Surat Edaran KBRI Berlin tentang Paspor

Berikut ini link informasi dari KBRI Berlin mengenai paspor dengan sistem baru dimana sistem akan mulai diberlakukan pada tanggal 24 November 2015.

Klik link berikut ini : http://www.kemlu.go.id/berlin/Documents/SE.pdf

Informasi dan keterangan lebih lanjut bisa menghubungi : consular@indonesian-embassy.de atau dengan menelepon +493047807273

Pengalaman Aplikasi Kuliah ke Jerman (University of Kiel)

PROLOG

Ada banyak alasan bagaimana seseorang akhirnya memilih Jerman sebagai negara tujuan mereka untuk melanjutkan studi.  Sepeti yang sudah kita ketahui, Jerman adalah salah satu negara yang terkenal akan kemajuan teknologi dan industrinya. Soal pendidikan, Jerman jarang sekali memungut tuition fee dari mahasiswanya dan lagi biaya hidup di Jerman terhitung murah dibandingkan dengan negara-negara lain yang ada di Eropa. Namun demikian, yang menjadi pertimbangan utama para awardee adalah kecocokan dan ketepatan subjek mata kuliah yang ditawarkan dengan kebutuhan mereka masing-masing demi untuk meningkatkan kualitas keilmuan mereka, teknik dan juga pengalaman yang nantinya akan dibutuhkan untuk menunjang performa kerja dimasa depan.

Kiel 1

sumber : http://www.cau350.uni-kiel.de/fileadmin/_processed_/csm_cau350-logo-en-rgb-240x234_5f846af6a7.png

Saya pribadi memilih Cristian Albrechts Universitat zu Kiel atau yang lebih dikenal dengan University of Kiel sedari awal saat men-submit berkas pendaftaran online beasiswa LPDP. Saya melakukan pendaftaran tanpa memegang LOA, mengingat saat itu saya mendaftar LPDP pada bulan Januari sedangkan pendaftaran University of Kiel (Uni-Kiel) baru akan dibuka pada bulan Maret sampai Mei setiap tahunnya (saya hanya berbekal bukti korespondensi dengan salah satu profesor uni-Kiel yang menyatakan bahwa beliau bersedia menerima saya di lab-nya jika saya dinyatakan lulus admission di Uni-Kiel).

 

Proses Aplikasi

Singkat cerita, Pada bulan Maret 2015 akhirnya saya resmi menjadi salah satu orang yang beruntung untuk bisa menjadi penerima beasiswa LPDP. Karena saya adalah salah satu pelamar tanpa LOA, hal pertama yang saya lakukan saat itu adalah mengurus admission saya ke University of Kiel (dan juga ke beberapa Universitas cadangan saya). Proses aplikasi dilakukan melalui email dengan salah satu staff admission program studi yang saya tuju, yaitu Agrigenomics. Tidak ada pengiriman dokumen fisik ke Jerman, karena semua dokumen akan di verifikasi saat registrasi ulang di awal semester.

Berikut adalah dokumen yang dibutuhkan utuk proses aplikasi :

  • Formulir pendaftaran bisa di download di website Agrigenomics Uni-Kiel, formulir berupa isian data seperti CV dan juga beberapa essay yang harus diselesaikan (dokumen-dokumen pendukung yang dibutuhkan juga tercantum pada formulir ini)
  • Ijazah SMA (English)
  • Ijazah dan transkrip S1 (English)
  • Letter of Admission S1 atau surat bukti lulus ujian Universitas (kalau ada. saya sendiri hanya menggunakan surat keterangan dari fakultas bahwa saya diterima di Universitas andalas pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN)
  • Motivation Letter
  • Sertifikat kemampuan bahasa (550 points in TOEFL® ITP-paper based, 230 points in TOEFL-Computer based, 90 points in TOEFL-Internet based, 6.5 points in IELTS, no band less than 6, 8 tahun kelas bahasa inggris di sekolah Jerman, Pernah tinggal selama 6 bulan di negara berbahasa inggris)
  • Surat tugas jika sudah pernah bekerja
  • Pernyataan sumber pendanaan (disini saya melampirkan Letter of Sponsorship dari LPDP)
  • Surat Rekomendasi dosen ataupun atasan (tidak dituliskan sebagai dokumen yang harus dilampirkan, namun menurut saya surat ini cukup mempengaruhi keputusan kelulusan)

 

Semua dokumen dikirimkan melalui email langsung ke Dr. Nazgol Emrani, Plant Breeding Institute( n.emrani@plantbreeding.uni-Kiel.de). Pendaftaran ditutup pada tanggal 31 Mei setiap tahunnya. Pelamar yang berhasil lolos seleksi akan menerima pemberitahuan kelulusan pada awal Juni setiap tahunnya, selanjutnya International Center of University of Kiel akan mengirimkan Admission Letter melalui email dan pos, selain itu mereka juga akan menjelaskan Enrollment Procedure yang harus diperhatikan oleh para mahasiswa (seperti tanggal registrasi hingga proses-proses administratif lainnya seperti housing, asuransi, residence permit dan lainnya). Proses registrasi dilakukan dalam 4 periode dari bulan September hingga awal Oktober, sedangkan perkuliahan akan dimulai sekitar pertengahan Oktober.

Kiel 2

sumber : http://i.ytimg.com/vi/DS0a5UkgQHo/maxresdefault.jpg

Kriteria Penerimaan

Seleksi akan dilakukan dengan parameter berikut :

  • Gelar sarjana (Kualifikasi, Mata kuliah yang pernah diambil, nilai)
  • Letter of Motivation
  • Kemampuan Bahasa inggris
  • Kualifikasi lebih jauh (Pengalaman kerja, magang dan lain-lain)

Pelamar harus memiliki gelar sarjana dari bidang Ilmu Pertanian, Biologi,Bioinformatika, Biokimia, Genetik atau disiplin ilmu terkait, dengan nilai minimal B- .

Personal Statement

Pada formulir aplikasi personal statement akan digiring berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang ada pada formulir tersebut. Pertanyaan tersebut berkaitan dengan alasan kenapa memilih untuk melanjutkan studi di program Agrigenomics di Uni-Kiel dan tujuan yang ingin dicapai baik dari segi keilmuan ataupun profesi. Untuk informasi terbaru dan lengkap bisa di akses pada link ini.

Pasca pengumuman kelulusan

Ibarat game, ada banyak sekali stage atau level baru yang akhirnya terbuka setelah saya menerima surat pengumuman kelulusan dari university of Kiel. Hal pertama yang saya lakukan adalah pengajuan Kontrak ke LPDP dan LOG yang mana nanti akan digunakan untuk aplikasi visa.

Saya juga mulai mencari tempat tinggal di Jerman. Sebagai pelajar berstatus single, tempat ter-ideal bagi saya adalah asrama yang di kelola oleh Studentenwerk. Untuk pengajuannya bisa dilakukan dengan mengisi formulir online di website Studentenwerk-nya Kiel.

Saya memilih mengajukan permohonan ke Studentenwerk melalui  International Center kampus, menurut senior akan lebih mudah bagi saya karena nanti IC akan membantu mencarikan kamar, menawarkan beberapa kamar yang kira-kira sesuai dengan kriteria kita, hingga nanti pada akhirnya kita cukup terima kunci dan tekan kontrak di hari pertama kedatangan di Jerman.

Alhamdulillah, semuanya dimudahkan oleh Allah, setelah menunggu kira-kira 1 bulan, akhirnya saya diberi kabar oleh IC kalau ada 1 kamar yang tersedia dan itu sesuai dengan kriteria saya, sendiri sekamar, kamar mandi didalam dan cukup dekat dari kampus sehingga bisa bersepeda kalo ngampus, tentu saja saya langsung ambil penawaran itu. Semua pembayaran akan dilakukan di saat sampai diJerman nanti, bersamaan dengan penyerahan kunci dan penandatanganan kontrak. Belum lagi servis penjemputan dari bandara yang mereka tawarkan, dengan catatan kita sudah mengajukan permohonan 10 hari sebelum kedatangan. kurang baik apa lagi coba?. Belum apa-apa saya udah dibikin jatuh cinta sama Kiel <3.

 

Penulis : Hashlin Pascananda Utami (S2 University of Kiel)

Originally posted on : http://hashlinutami.blogspot.com/2015/08/pengalaman-aplikasi-kuliah-ke-jerman.html

Membawa Olahan Berbahan Daging ke Jerman: Antara Boleh, Tidak Boleh dan Terpaksa Boleh (Cerita Tentang ZOLL di bandara Jerman)

Hi, bertemu lagi dengan tulisan saya ke dua puluh enam selama tinggal di Jerman (emang sudah serajin itukah ya saya dalam menulis?). Kali ini coretan keyboard saya akan mengangkat tentang pengalaman disertai bumbu comot sana sini dari berbagai rumpian tetangga tentang topic yang sama. ZOLL adalah kata dalam Deutsch yang berarti custom/beacukai/karantina tidak ada arti yang tepat sih kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia tapi kurang lebih begitulah artinya. Dalam bahasa aselinya begini tugasnya: Die Zollverwaltung kontrolliert den grenzüberschreitenden Warenverkehr und erhebt Zoll- bzw. Steuerabgaben”, jadi barang yang masuk ke Jerman dari luar baik melalui pelabuhan udara, pelabuhan laut bahkan melalui jalur darat akan dikontrol keamanannya, keabsahannya, keselamatannya, kesehatannya, kegunaannya dan nyah nyah lainyah.

Zoll 1

sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f5/Zentrale_Unterst%C3%BCtzungsgruppe_Zoll_-_Beamter_%281%29.JPG

Waktu pertama saya harus terbang untuk melanjutkan studi ke Jerman 7 tahun yang lalu, saya tidak mendapat referensi yang banyak tentang makanan dan produk yang boleh saya bawa di dalam koper. Maklum saya dibesarkan oleh keluarga tukang makan, apalagi melihat saya akan tinggal selama 2 tahun jauh dari rasa makanan Asia terlebih lagi makanan Sunda, maka keluarga membekali seluruh makanan kesukaan saya untuk 2 tahun makan di Jerman (bayangkan isi koper saya makanan untuk 2 tahun booo….hahahaha bikin kaget ga sih). Saat itu menolak terhadap kebaikan adalah tabu apalagi saya juga emang doyan makan, jadi dengan senang hati saya saksikan satu persatu olahan daging, corned beef, sarden, rending, paru goring, ikan asin cumi kesukaan tertata rapi di koper.

Zoll 2 Zoll 3

sumber :

http://kulinerqu.com/wp-content/uploads/2014/05/resep-rendang-padang-kering-ihruzmcw.jpg
http://img-1567.kxcdn.com/2012/06/Sambal-Teri.jpg

Hari H telah tiba, diantar seluruh keluarga saya melepas pandangan menuju bandara. Sedih sekaligus bahagia, sedihnya saya akan kehilangan suara dan kehangatan keluarga tapi bahagianya adalah kesempatan menjadi orang hebat tidak setiap orang bisa merasakannya. Saya sudah lupa isi koper, yang saya ingat tiket pesawat untuk segera saya tukarkan dengan boarding pass dan memasukan seluruh cadangan berhibernasi 2 tahun di Jerman kedalam perut pesawat tujuan Frankfurt. Satu hari kemudian kaki dilangkahkan keluar dari pesawat Qatar Airways di sebuah bandara terbesar di Eropa, Frankfurt Am Main Flughafen, kikuk tapi tetap woles, mengikuti alur menuju pintu keluar bandara rasanya pede banget, gaya banget dan sok eropa banget. Tibalah di conveyor baggage claim, satu koper besar dari Indoensia sudah terlihat disana, didalamnya ada bekal hidup yang bisa mamanjakan saya di Jerman. Pintu keluar sudah terlihat dan tiba-tiba ada 2 orang memanggil saya dengan suara keras tapi sopan, “sorry Sir, could you please follow me….” Weit muka gaya berubah panic, aya naon ieu????? Salah apa sayah??? Tetap mencoba menarik nafas setengah panjang tapi kedua tangan tetep berasa Parkinson, vibrasi semakin hebat manakala petugas berbaju biru lengkap dengan pistol dan lencana ZOLL menyuruh saya membuka bagasi.

Oh My Godness, Ya Allah ada apakah gerangan yang terjadi?? Saya ke Jerman untuk sekolah jangankan saya terpikir membawa narkoba, rokok satu batang pun ga pernah memasukannya ke koper. Satu persatu barang saya turunkan dari tas, dan jreng…jreng si petugas meminta menurunkan seluruh makanan dalam kemasan untuk di declare. Disitulah saya sadar bahwa saya masuk ke negara dengan aturan MELARANG MAKANAN BERBAHAN DASAR DAGING, SUSU, KEJU, IKAN masuk ke Jerman. Ancamannya dua, denda (konon katanya) mencapai 125 EUR atau saya membuangnya ke tempat sampah yang rasanya bikin sakit hati. Pilihan yang paling sulit adalah ketika saya meletakkan satu persatu corned beef halal, ikan asin dan rendang serta paru ke dalam sebuah container sampah di pojok ruang custom, yang tersisa hanyalah mie instan dan camilan Bandung pengobat luka kehilangan semuanya.

Perjalanan dari Frankfurt am Main menuju ke kota tujuan rasanya terasa begitu sulit, kehilangan makanan kegemaran seperti kehilangan gairah hidup kehilangan sumber energi. Tapi pelajarannya adalah, saya harus lebih jeli membaca aturan custom suatu Negara, KALAU TIDAK BOLEH ya tidak memaksakan, kecuali TAHU TIDAK BOLEH tapi GIMANA CARANYA HARUS BOLEH itu yang saya belum coba lakukan. Semoga masih diberi kesempatan bisa membawa lagi rendang, paru dan corned beef kesukaan dengan bungkus kado (kata orang-orang) supaya terlihat seperti souvenir hehe..selamat berkemas bagi yang akan terbang ke Jerman, wrapping is the art of life for traveler!

 

Penulis : Roni Susman (S3 TU Berlin)

Kartu sakti transportasi mahasiswa di Jerman

Subsidi pemerintah Jerman sangat besar dalam menunjang segala level pendidikan termasuk pendidikan tinggi. Sudah hampir semua universitas di seantero Jerman membebaskan biaya perkuliahan atau yang kita dengan nama tuition fee kalau di negara lain. Namun, setiap universitas tetap mewajibkan mahasiswanya untuk membayar uang kontribusi pendidikan sebagai syarat untuk melakukan pendaftaran atau registrasi, yang dikenal dengan Semester Contribution atau Semester Fee. Menariknya lagi, biasanya tidak dibedakan antara level Bachelor, Master maupun Doktoral, semua sama jumlah yang harus dibayarkannya.

Semester fee tersebut harus dibayarkan pada setiap periode tertentu sebelum perkuliahan semester winter atau summer berjalan. Informasi ini biasanya tercantum dalam website masing-masing universitas dengan periode yang berbeda pula, jadi pastikan selalu mengecek website universitas masing-masing, termasuk mengenai denda bila terlambat membayarnya.

Jumlah Semester fee yang harus dibayarkan pun bervariasi untuk masing-masing universitas antara 110 – 310 Euros per semesternya. Adapuan kenaikan harga tuition fee setiap semester juga tidak lebih dari 5%, cukup murah bukan? Lalu uang semester fee itu untuk apa saja peruntukannya? Tiap kampus memiliki kebijakan yang berbeda-beda pula. Beberapa contoh peruntukannya antara lain biaya adminisrasi, Studentenwek (student Union), ASTA (Student committee), social security contribution, dll. Satu komponen semester fee yang selalu ada untuk setiap kampus di Jeman adalah Semester Ticket.

semetster ticket

Gambar contoh semester ticket yang dikeluarkan oleh Universitas Bremen

Semester ticket mengambil porsi terbesar dari Semester Fee yang dibayarkan sekira lebih dari 50% dari total biaya untuk setiap mahasiswa. Akan tetapi harga tiket semesteran ini tentunya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli tiket umum selama 6 bulan.

Tiket semesteran ini memang sangat ampuh bagi mahasiswa yang sedang belajar di Jerman. Secara umum, setiap universitas di Jerman mempunyai kerjasama dengan operator transportasi publik di daerah Bundesland masing-masing atau bisa bekerjasama dengan Bundesland yang berdekatan. Sehingga di dalam tiket semester kita, terdapat informasi validitas tiket tersebut untuk tipe transportasi apa saja dan menjangkau daerah mana saja, dan itu penting untuk kita ketahui sebelumnya. Biasanya tidak ada batasan waktu untuk menggunakan trasnportasi publik tersebut. Sehingga mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk transportasi umum menuju ke kampusnya masing-masing atau aktifitas lainnya.

Satu hal lagi yang penting diketahui adalah, selalu bawa serta semester tiket yang kita miliki, dan biasanya disertai foto diri kita, kemanapun saat bertransportasi publik. Karena tidak main-main kalau kita tidak memiliki tiket dan terkena kontrol dari petugas, kita akan terkena denda yang cukup besar sekitar 40 Euros. Selamat bertransportasi publik yang aman, nyaman dan tepat waktu.

Oleh : M.yusuf Awaluddin (S3 Universitas Bremen)

Memperoleh Biaya Sekolah Anak Usia Dini di Jerman

Penulis : M. Yusuf Awaluddin (Mahasiswa S3, University of Bremen)


Saat mempunyai anak usia dini 0-3 tahun atau 4-6 tahun adalah tidak wajib bagi mereka untuk masuk ke sekolah taman kanak-kanak (KiTA) untuk usia 4-6 tahun atau kelompok Krippe 0-3 tahun. Namun tentunya akan menjadi kelebihan tersendiri kalau anak-anak kita bisa ikut bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Ada tiga tipe sekolah anak usia dini yang beroperasi di Jerman:

  1. dioperasikan langsung oleh pemerintah setempat dan dikenal dengan nama KiTA
  2. dioperasikan oleh rumah ibadah seperti gereja, dan yang terakhir
  3. dioperasikan oleh yayasan/klub masyarakat.

Yang membedakan utamanya adalah masalah pengelolaan dana subsidi yang diterima oleh masing-masing tipe tersebut. Kalau  masalah kurikulumnya sih sama saja.

Anak-anak saya kebetulan mendapatkan sekolah di tipe yang ke-3, yaitu sekolah yang dioperasikan oleh yayasan/klub. Dan ternyata bayaran yang harus dikeluarkan oleh saya waktu itu adalah sebesar 300 EURO per bulan untuk satu anak. WOW! Sangat mahal untuk ukuran mahasiswa doktoral di Jerman. Akan berbeda ceritanya kalau masuk di sekolah tipe 1 dan 2, beberapa teman mahasiswa hanya dikenai biaya bulanan 10 – 30 EURO saja per bulannya.

Tapi ternyata sekolah tipe 3 pun mendapatkan subsidi yang sama dari pemerintah setempat, namun yang membedakan adalah cara subsidinya. Sekolah tipe 3 ini mengenal sistem reimburse, beda dengan 2 tipe lainnya yang disubsidi langsung ke sekolah masing-masing.  Orang tua yang anaknya  sekolah di tipe 3 harus membayar dulu ke sekolah tersebut untuk kemudian minta reimburse ke pemerintah setempat, begitu aturan mainnya. Lega…. itulah kata pertama yang terucap melihat masih ada peluang pendanaan untuk sekolah anak-anak ini. Pihak sekolah pun menyediakan dokumen kontrak yang dibutuhkan untuk pengajuan reimburse ini.

KiTA Bremen
website www.kita.bremen.de

Saya pun dirujuk ke kantor Amt Fur Soziale Dienste di Bremen, semacam dinas sosial untuk bantuan biaya anak sekolah tipe 3 di atas tadi. Setelah membuat janji untuk datang ke kantor tersebut, saya pun diharuskan membawa beberapa dokumen pendukung. Beberapa dokumen yang harus dibawa saat mengunjungi dinas sosial itu antara lain:

  1. Passport atau ID anak dan orang tua.
  2. Akte lahir anak
  3. Dokumen registrasi (Meldebescheinigung)
  4. Surat kontrak dari sekolah TK/KiTA
  5. Informasi pendapatan atau beasiswa
  6. Surat Kontrak dengan institut sebagai “guest contract”
  7. Informasi kalau pernah mendapatkan Kindergeld (kalau ada)
website www.amtfuersozialdienste.bremen.de
website www.amtfuersozialdienste.bremen.de

Karena saya sudah membuat janji dengan petugas dinas tersebut, saya pun langsung menemuinya dan mengisi formulir yang disediakan oleh petugas tersebut sambil menyerahkan dokumen-dokumen yang saya bawa. Termasuk informasi nomor rekening saya diminta dalam formulir tersebut. Semuanya berjalan baik-naik saja dan petugasnya memberi tahu akan segera di proses dan harap menunggu saja. Tak perlu lama berharap, di akhir bulan transferan dari dinas tersebut sudah saya terima dengan baik dan tidak perlu mengajukan tiap bulan, cukup sekali saja dan mereka akan mentrasfer ke rekening saya setiap akhir bulan sampai kontrak anak saya di sekolah tersebut berakhir. Jumlah reimburse-nya memang tidak sampai 100% seperti biaya yang ditagihkan oleh sekolah. Jumlah yang saya keluarkan pada akhirnya hanya 10 EURO  per bulannya untuk satu anak. Tidak terlalu sulit bukan?

Selamat mencoba.

Asuransi Kesehatan di Jerman

Oleh: Nur Abdat (Awardee LPDP-Jerman, S2 Göttingen University)

Kesehatan adalah salah satu hal yang berharga dan penting untuk dijaga setiap orang. Terlebih di saat menempuh pendidikan di luar negeri menjaga kesehatan sangatlah penting, sakit gigi pun dapat mengganggu konsentrasi belajar.

Asuransi kesehatan di Jerman sifatnya adalah wajib bagi semua orang yang memiliki visa Jerman dan warga negara Jerman. Artikel kali ini fokus membahas asuransi kesehatan untuk para pelajar Indonesia yang akan datang ke Jerman.

Asuransi kesehatan di Jerman secara umum dibagi menjadi dua yaitu asuransi milik pemerintah (Gesetzliche Krankenversicherung – GKV) dan asuransi swasta (Private Krankenversicherung -PKV).

Bagi Anda yang studi di Jerman dan berusia di bawah 30 tahun sangat disarankan menggunakan provider asuransi GKV seperti TK, AOK, DAK. Biasanya provider asuransi memiliki kantor di sekitar kampus. Pendaftarannya pun sangat mudah dan bebas biaya. Kelebihan dari asuransi milik pemerintah ini adalah sifatnya preventif dan jika anda tidak memiliki klaim dalam waktu setahun, anda bisa mendapatkan dividen perusahaan dalam bentuk cek yang dikirimkan ke alamat rumah dan bisa dicairkan di bank.

Untuk yang membawa keluarga dan memiliki asuransi GKV, anggota keluarga dapat dimasukan dalam asuransi yang sama dalam skema ‘Familienversicherung’ dan jumlah abonemen yang dibayar perbulan tetap sama, alias anggota keluarga memiliki asuransi secara gratis.mba nura

Sumber gambar: http://iss.ku.edu/ku-health-insurance

Untuk tipe asuransi GKV, tagihan dokter maupun rumah sakit tidak dikirim ke alamat rumah namun langsung ke provider asuransi. Untuk penebusan resep di apotik hanya membayar 5 Euro atau 10 Euro, tergantung besarnya harga obat yang ditebus.

Pilhan asuransi yang lain untuk mahasiswa adalah asuransi privat atau swasta, seperti Mawista, Continental, Union, dan banyak lagi lainnya. Pendaftaran pun relatif mudah, hanya dengan mengirimkan email atau mengisi form online di website perusahaan asuransi tersebut. Kelebihan asuransi privat adalah biaya bulanan yang relatif lebih murah untuk pelajar pada tahun pertama, namun di tahun kedua biayanya hampir sama dengan asuransi GKV. Berdasarkan pengalaman, asuransi privat bersifat kuratif bukan preventif.

Untuk asuransi privat, tagihan dari dokter ataupun rumah sakit akan dikirim langsung ke rumah dan kurang lebih diberi waktu satu bulan untuk membayar tagihan. Anda dapat membayar tagihan langsung ke rekening tujuan dan nanti mengirim bukti pembayaran anda serta tagihan ke provider asuransi untuk reimburse tagihan. Opsi lain, anda dapat langsung memforward tagihan dari dokter atau rumah sakit ke provider asuransi dan mereka akan membayar langsung ke dookter atau rumah sakit.

Perlu diingat beberapa Bundesland di Jerman memiliki ketentuan yang berbeda mengenai persyaratan asuransi. Di Niedersachsen bagi mahasiswa yang berusia di atas 30 tahun tidak bisa memilih asuransi GKV, namun penulis pernah mendengar ada teman di Bundesland lain yang berusia di atas 30 tahun namun masih bisa mendaftar GKV. Jadi tidak ada salahnya untuk bertanya dan berdiskusi dengan mahasiswa lain yang sudah tinggal di tempat tujuan anda mengenai pilihan asuransi dan pengalaman mereka.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat website provider asuransi, sebagian besar sudah memiliki halaman dalam bahasa Inggris. Jika tidak ada, anda bisa langsung mengirim email ke costumer service dalam bahasa Inggris atau menggunakan opsi translasi bahasa di browser anda.

Berikut beberapa website yang bisa anda lihat:

http://www.mawista.com/en/

http://www.tk.de/tk/english/610312

http://www.aok-bv.de/aok/english/

Daftar sekolah penerima kartu pos #nasipadang periode April 2015

Hallo sahabat #nasipadang,

Berikut daftar sekolah penerima kartu pos #nasipadang untuk periode April 2015.

alamat sekolah penerima kartu pos #nasipadang periode April 2015

Bagi sahabat #nasipadang yang ingin menerima kartu pos untuk periode selanjutnya silahkan mengisi formulir pada postingan berikut:

http://lpdp-jerman.org/pendaftaran-penerima-kartu-pos-nasipadang-menanam-inspirasi-pada-generasi-mendatang/

 Terima kasih.

Mari berbagi INSPIRASI bagi anak negeri !

Penulis : Admin #nasipadang