Membawa Olahan Berbahan Daging ke Jerman: Antara Boleh, Tidak Boleh dan Terpaksa Boleh (Cerita Tentang ZOLL di bandara Jerman)

Hi, bertemu lagi dengan tulisan saya ke dua puluh enam selama tinggal di Jerman (emang sudah serajin itukah ya saya dalam menulis?). Kali ini coretan keyboard saya akan mengangkat tentang pengalaman disertai bumbu comot sana sini dari berbagai rumpian tetangga tentang topic yang sama. ZOLL adalah kata dalam Deutsch yang berarti custom/beacukai/karantina tidak ada arti yang tepat sih kalau diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia tapi kurang lebih begitulah artinya. Dalam bahasa aselinya begini tugasnya: Die Zollverwaltung kontrolliert den grenzüberschreitenden Warenverkehr und erhebt Zoll- bzw. Steuerabgaben”, jadi barang yang masuk ke Jerman dari luar baik melalui pelabuhan udara, pelabuhan laut bahkan melalui jalur darat akan dikontrol keamanannya, keabsahannya, keselamatannya, kesehatannya, kegunaannya dan nyah nyah lainyah.

Zoll 1

sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/f/f5/Zentrale_Unterst%C3%BCtzungsgruppe_Zoll_-_Beamter_%281%29.JPG

Waktu pertama saya harus terbang untuk melanjutkan studi ke Jerman 7 tahun yang lalu, saya tidak mendapat referensi yang banyak tentang makanan dan produk yang boleh saya bawa di dalam koper. Maklum saya dibesarkan oleh keluarga tukang makan, apalagi melihat saya akan tinggal selama 2 tahun jauh dari rasa makanan Asia terlebih lagi makanan Sunda, maka keluarga membekali seluruh makanan kesukaan saya untuk 2 tahun makan di Jerman (bayangkan isi koper saya makanan untuk 2 tahun booo….hahahaha bikin kaget ga sih). Saat itu menolak terhadap kebaikan adalah tabu apalagi saya juga emang doyan makan, jadi dengan senang hati saya saksikan satu persatu olahan daging, corned beef, sarden, rending, paru goring, ikan asin cumi kesukaan tertata rapi di koper.

Zoll 2 Zoll 3

sumber :

http://kulinerqu.com/wp-content/uploads/2014/05/resep-rendang-padang-kering-ihruzmcw.jpg
http://img-1567.kxcdn.com/2012/06/Sambal-Teri.jpg

Hari H telah tiba, diantar seluruh keluarga saya melepas pandangan menuju bandara. Sedih sekaligus bahagia, sedihnya saya akan kehilangan suara dan kehangatan keluarga tapi bahagianya adalah kesempatan menjadi orang hebat tidak setiap orang bisa merasakannya. Saya sudah lupa isi koper, yang saya ingat tiket pesawat untuk segera saya tukarkan dengan boarding pass dan memasukan seluruh cadangan berhibernasi 2 tahun di Jerman kedalam perut pesawat tujuan Frankfurt. Satu hari kemudian kaki dilangkahkan keluar dari pesawat Qatar Airways di sebuah bandara terbesar di Eropa, Frankfurt Am Main Flughafen, kikuk tapi tetap woles, mengikuti alur menuju pintu keluar bandara rasanya pede banget, gaya banget dan sok eropa banget. Tibalah di conveyor baggage claim, satu koper besar dari Indoensia sudah terlihat disana, didalamnya ada bekal hidup yang bisa mamanjakan saya di Jerman. Pintu keluar sudah terlihat dan tiba-tiba ada 2 orang memanggil saya dengan suara keras tapi sopan, “sorry Sir, could you please follow me….” Weit muka gaya berubah panic, aya naon ieu????? Salah apa sayah??? Tetap mencoba menarik nafas setengah panjang tapi kedua tangan tetep berasa Parkinson, vibrasi semakin hebat manakala petugas berbaju biru lengkap dengan pistol dan lencana ZOLL menyuruh saya membuka bagasi.

Oh My Godness, Ya Allah ada apakah gerangan yang terjadi?? Saya ke Jerman untuk sekolah jangankan saya terpikir membawa narkoba, rokok satu batang pun ga pernah memasukannya ke koper. Satu persatu barang saya turunkan dari tas, dan jreng…jreng si petugas meminta menurunkan seluruh makanan dalam kemasan untuk di declare. Disitulah saya sadar bahwa saya masuk ke negara dengan aturan MELARANG MAKANAN BERBAHAN DASAR DAGING, SUSU, KEJU, IKAN masuk ke Jerman. Ancamannya dua, denda (konon katanya) mencapai 125 EUR atau saya membuangnya ke tempat sampah yang rasanya bikin sakit hati. Pilihan yang paling sulit adalah ketika saya meletakkan satu persatu corned beef halal, ikan asin dan rendang serta paru ke dalam sebuah container sampah di pojok ruang custom, yang tersisa hanyalah mie instan dan camilan Bandung pengobat luka kehilangan semuanya.

Perjalanan dari Frankfurt am Main menuju ke kota tujuan rasanya terasa begitu sulit, kehilangan makanan kegemaran seperti kehilangan gairah hidup kehilangan sumber energi. Tapi pelajarannya adalah, saya harus lebih jeli membaca aturan custom suatu Negara, KALAU TIDAK BOLEH ya tidak memaksakan, kecuali TAHU TIDAK BOLEH tapi GIMANA CARANYA HARUS BOLEH itu yang saya belum coba lakukan. Semoga masih diberi kesempatan bisa membawa lagi rendang, paru dan corned beef kesukaan dengan bungkus kado (kata orang-orang) supaya terlihat seperti souvenir hehe..selamat berkemas bagi yang akan terbang ke Jerman, wrapping is the art of life for traveler!

 

Penulis : Roni Susman (S3 TU Berlin)

Kartu sakti transportasi mahasiswa di Jerman

Subsidi pemerintah Jerman sangat besar dalam menunjang segala level pendidikan termasuk pendidikan tinggi. Sudah hampir semua universitas di seantero Jerman membebaskan biaya perkuliahan atau yang kita dengan nama tuition fee kalau di negara lain. Namun, setiap universitas tetap mewajibkan mahasiswanya untuk membayar uang kontribusi pendidikan sebagai syarat untuk melakukan pendaftaran atau registrasi, yang dikenal dengan Semester Contribution atau Semester Fee. Menariknya lagi, biasanya tidak dibedakan antara level Bachelor, Master maupun Doktoral, semua sama jumlah yang harus dibayarkannya.

Semester fee tersebut harus dibayarkan pada setiap periode tertentu sebelum perkuliahan semester winter atau summer berjalan. Informasi ini biasanya tercantum dalam website masing-masing universitas dengan periode yang berbeda pula, jadi pastikan selalu mengecek website universitas masing-masing, termasuk mengenai denda bila terlambat membayarnya.

Jumlah Semester fee yang harus dibayarkan pun bervariasi untuk masing-masing universitas antara 110 – 310 Euros per semesternya. Adapuan kenaikan harga tuition fee setiap semester juga tidak lebih dari 5%, cukup murah bukan? Lalu uang semester fee itu untuk apa saja peruntukannya? Tiap kampus memiliki kebijakan yang berbeda-beda pula. Beberapa contoh peruntukannya antara lain biaya adminisrasi, Studentenwek (student Union), ASTA (Student committee), social security contribution, dll. Satu komponen semester fee yang selalu ada untuk setiap kampus di Jeman adalah Semester Ticket.

semetster ticket

Gambar contoh semester ticket yang dikeluarkan oleh Universitas Bremen

Semester ticket mengambil porsi terbesar dari Semester Fee yang dibayarkan sekira lebih dari 50% dari total biaya untuk setiap mahasiswa. Akan tetapi harga tiket semesteran ini tentunya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan membeli tiket umum selama 6 bulan.

Tiket semesteran ini memang sangat ampuh bagi mahasiswa yang sedang belajar di Jerman. Secara umum, setiap universitas di Jerman mempunyai kerjasama dengan operator transportasi publik di daerah Bundesland masing-masing atau bisa bekerjasama dengan Bundesland yang berdekatan. Sehingga di dalam tiket semester kita, terdapat informasi validitas tiket tersebut untuk tipe transportasi apa saja dan menjangkau daerah mana saja, dan itu penting untuk kita ketahui sebelumnya. Biasanya tidak ada batasan waktu untuk menggunakan trasnportasi publik tersebut. Sehingga mahasiswa tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan lagi untuk transportasi umum menuju ke kampusnya masing-masing atau aktifitas lainnya.

Satu hal lagi yang penting diketahui adalah, selalu bawa serta semester tiket yang kita miliki, dan biasanya disertai foto diri kita, kemanapun saat bertransportasi publik. Karena tidak main-main kalau kita tidak memiliki tiket dan terkena kontrol dari petugas, kita akan terkena denda yang cukup besar sekitar 40 Euros. Selamat bertransportasi publik yang aman, nyaman dan tepat waktu.

Oleh : M.yusuf Awaluddin (S3 Universitas Bremen)

Memperoleh Biaya Sekolah Anak Usia Dini di Jerman

Penulis : M. Yusuf Awaluddin (Mahasiswa S3, University of Bremen)


Saat mempunyai anak usia dini 0-3 tahun atau 4-6 tahun adalah tidak wajib bagi mereka untuk masuk ke sekolah taman kanak-kanak (KiTA) untuk usia 4-6 tahun atau kelompok Krippe 0-3 tahun. Namun tentunya akan menjadi kelebihan tersendiri kalau anak-anak kita bisa ikut bersosialisasi dengan anak-anak lainnya. Ada tiga tipe sekolah anak usia dini yang beroperasi di Jerman:

  1. dioperasikan langsung oleh pemerintah setempat dan dikenal dengan nama KiTA
  2. dioperasikan oleh rumah ibadah seperti gereja, dan yang terakhir
  3. dioperasikan oleh yayasan/klub masyarakat.

Yang membedakan utamanya adalah masalah pengelolaan dana subsidi yang diterima oleh masing-masing tipe tersebut. Kalau  masalah kurikulumnya sih sama saja.

Anak-anak saya kebetulan mendapatkan sekolah di tipe yang ke-3, yaitu sekolah yang dioperasikan oleh yayasan/klub. Dan ternyata bayaran yang harus dikeluarkan oleh saya waktu itu adalah sebesar 300 EURO per bulan untuk satu anak. WOW! Sangat mahal untuk ukuran mahasiswa doktoral di Jerman. Akan berbeda ceritanya kalau masuk di sekolah tipe 1 dan 2, beberapa teman mahasiswa hanya dikenai biaya bulanan 10 – 30 EURO saja per bulannya.

Tapi ternyata sekolah tipe 3 pun mendapatkan subsidi yang sama dari pemerintah setempat, namun yang membedakan adalah cara subsidinya. Sekolah tipe 3 ini mengenal sistem reimburse, beda dengan 2 tipe lainnya yang disubsidi langsung ke sekolah masing-masing.  Orang tua yang anaknya  sekolah di tipe 3 harus membayar dulu ke sekolah tersebut untuk kemudian minta reimburse ke pemerintah setempat, begitu aturan mainnya. Lega…. itulah kata pertama yang terucap melihat masih ada peluang pendanaan untuk sekolah anak-anak ini. Pihak sekolah pun menyediakan dokumen kontrak yang dibutuhkan untuk pengajuan reimburse ini.

KiTA Bremen
website www.kita.bremen.de

Saya pun dirujuk ke kantor Amt Fur Soziale Dienste di Bremen, semacam dinas sosial untuk bantuan biaya anak sekolah tipe 3 di atas tadi. Setelah membuat janji untuk datang ke kantor tersebut, saya pun diharuskan membawa beberapa dokumen pendukung. Beberapa dokumen yang harus dibawa saat mengunjungi dinas sosial itu antara lain:

  1. Passport atau ID anak dan orang tua.
  2. Akte lahir anak
  3. Dokumen registrasi (Meldebescheinigung)
  4. Surat kontrak dari sekolah TK/KiTA
  5. Informasi pendapatan atau beasiswa
  6. Surat Kontrak dengan institut sebagai “guest contract”
  7. Informasi kalau pernah mendapatkan Kindergeld (kalau ada)
website www.amtfuersozialdienste.bremen.de
website www.amtfuersozialdienste.bremen.de

Karena saya sudah membuat janji dengan petugas dinas tersebut, saya pun langsung menemuinya dan mengisi formulir yang disediakan oleh petugas tersebut sambil menyerahkan dokumen-dokumen yang saya bawa. Termasuk informasi nomor rekening saya diminta dalam formulir tersebut. Semuanya berjalan baik-naik saja dan petugasnya memberi tahu akan segera di proses dan harap menunggu saja. Tak perlu lama berharap, di akhir bulan transferan dari dinas tersebut sudah saya terima dengan baik dan tidak perlu mengajukan tiap bulan, cukup sekali saja dan mereka akan mentrasfer ke rekening saya setiap akhir bulan sampai kontrak anak saya di sekolah tersebut berakhir. Jumlah reimburse-nya memang tidak sampai 100% seperti biaya yang ditagihkan oleh sekolah. Jumlah yang saya keluarkan pada akhirnya hanya 10 EURO  per bulannya untuk satu anak. Tidak terlalu sulit bukan?

Selamat mencoba.

Asuransi Kesehatan di Jerman

Oleh: Nur Abdat (Awardee LPDP-Jerman, S2 Göttingen University)

Kesehatan adalah salah satu hal yang berharga dan penting untuk dijaga setiap orang. Terlebih di saat menempuh pendidikan di luar negeri menjaga kesehatan sangatlah penting, sakit gigi pun dapat mengganggu konsentrasi belajar.

Asuransi kesehatan di Jerman sifatnya adalah wajib bagi semua orang yang memiliki visa Jerman dan warga negara Jerman. Artikel kali ini fokus membahas asuransi kesehatan untuk para pelajar Indonesia yang akan datang ke Jerman.

Asuransi kesehatan di Jerman secara umum dibagi menjadi dua yaitu asuransi milik pemerintah (Gesetzliche Krankenversicherung – GKV) dan asuransi swasta (Private Krankenversicherung -PKV).

Bagi Anda yang studi di Jerman dan berusia di bawah 30 tahun sangat disarankan menggunakan provider asuransi GKV seperti TK, AOK, DAK. Biasanya provider asuransi memiliki kantor di sekitar kampus. Pendaftarannya pun sangat mudah dan bebas biaya. Kelebihan dari asuransi milik pemerintah ini adalah sifatnya preventif dan jika anda tidak memiliki klaim dalam waktu setahun, anda bisa mendapatkan dividen perusahaan dalam bentuk cek yang dikirimkan ke alamat rumah dan bisa dicairkan di bank.

Untuk yang membawa keluarga dan memiliki asuransi GKV, anggota keluarga dapat dimasukan dalam asuransi yang sama dalam skema ‘Familienversicherung’ dan jumlah abonemen yang dibayar perbulan tetap sama, alias anggota keluarga memiliki asuransi secara gratis.mba nura

Sumber gambar: http://iss.ku.edu/ku-health-insurance

Untuk tipe asuransi GKV, tagihan dokter maupun rumah sakit tidak dikirim ke alamat rumah namun langsung ke provider asuransi. Untuk penebusan resep di apotik hanya membayar 5 Euro atau 10 Euro, tergantung besarnya harga obat yang ditebus.

Pilhan asuransi yang lain untuk mahasiswa adalah asuransi privat atau swasta, seperti Mawista, Continental, Union, dan banyak lagi lainnya. Pendaftaran pun relatif mudah, hanya dengan mengirimkan email atau mengisi form online di website perusahaan asuransi tersebut. Kelebihan asuransi privat adalah biaya bulanan yang relatif lebih murah untuk pelajar pada tahun pertama, namun di tahun kedua biayanya hampir sama dengan asuransi GKV. Berdasarkan pengalaman, asuransi privat bersifat kuratif bukan preventif.

Untuk asuransi privat, tagihan dari dokter ataupun rumah sakit akan dikirim langsung ke rumah dan kurang lebih diberi waktu satu bulan untuk membayar tagihan. Anda dapat membayar tagihan langsung ke rekening tujuan dan nanti mengirim bukti pembayaran anda serta tagihan ke provider asuransi untuk reimburse tagihan. Opsi lain, anda dapat langsung memforward tagihan dari dokter atau rumah sakit ke provider asuransi dan mereka akan membayar langsung ke dookter atau rumah sakit.

Perlu diingat beberapa Bundesland di Jerman memiliki ketentuan yang berbeda mengenai persyaratan asuransi. Di Niedersachsen bagi mahasiswa yang berusia di atas 30 tahun tidak bisa memilih asuransi GKV, namun penulis pernah mendengar ada teman di Bundesland lain yang berusia di atas 30 tahun namun masih bisa mendaftar GKV. Jadi tidak ada salahnya untuk bertanya dan berdiskusi dengan mahasiswa lain yang sudah tinggal di tempat tujuan anda mengenai pilihan asuransi dan pengalaman mereka.

Informasi lebih lengkap bisa dilihat website provider asuransi, sebagian besar sudah memiliki halaman dalam bahasa Inggris. Jika tidak ada, anda bisa langsung mengirim email ke costumer service dalam bahasa Inggris atau menggunakan opsi translasi bahasa di browser anda.

Berikut beberapa website yang bisa anda lihat:

http://www.mawista.com/en/

http://www.tk.de/tk/english/610312

http://www.aok-bv.de/aok/english/

Graduate Record Examination (GRE) Test – My one test to Germany!

GRE 1

Sumber gambar : http://makemycareer.com/siteadmin/upload_image/entrance_exam/exam20_04_11_00_31_36.jpg

Alhamdulillah akhirnya ada ide untuk menulis artikel! Yak kali ini saya melalui website LPDP Jerman-yang-kece-pake-bingit ini akan membagikan informasi mengenai tes GRE atau Graduate Record Examination. Tes GRE merupakan suatu tes yang diakui internasional yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan dasar (matematis dan Bahasa Inggris) dari seseorang. Hasil skor GRE ini seringkali diperlukan sebagai dokumen yang harus dipenuhi untuk dapat mendaftar di universitas-universitas luar negeri (khususnya untuk jurusan-jurusan teknik, untuk MBA dan beberapa jurusan lainnya biasanya yang diperlukan adalah skor Graduate Management Admissiont Test / GMAT, bukan GRE). Saya sendiri mendaftar di jurusan master of electrical power engineering di RWTH Aachen yang juga memerlukan skor GRE. Jadi dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, butuh atau tidaknya tes ini.

Apa aja yang ada di tes GRE?

  1. Verbal Reasoning, di sini kemampuan berbahasa Inggris kita akan benar-benar diuji. Bila anda mampu mendapat skor toefl diatas 600, belum tentu anda mampu menguasai tes yang satu ini. Tes ini mencakup 3 hal: Reading comprehension, text completion, & sentence equivalent. Tes verbal disajikan dalam sesi Multi-Stage-Test (MST). Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  2. Quantitative Reasoning, tes matematika dasar. Disini kemampuan berhitung anda akan diuji. Menurut pendapat pribadi sebetulnya soal-soal ini tidak terlalu sulit secara matematis, namun sulit karena disajikan dalam Bahasa Inggris, jadi harus bisa mencerna soal lebih dalam. Oh ya, untuk tes ini tidak diperbolehkan membawa kalkulator ya, tapi disediakan kalkulator desktop bila diperlukan, menurut saya justru malah buang waktu menggunakan ini. Tes quantitative disajikan dalam 3 sesi MST. Untuk setiap sesi diberikan waktu 35 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  3. Analytical Writing. Tes ini dibagi 2 sesi: Analyze an Issue dan Analyze an Argument. Intinya kita diminta untuk berfikir secara kritis untuk menanggapi isu dan argument yang diberikan. Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit.

Sesi writing selalu diberikan di awal dalam rangkaian tes GRE, sementara untuk sesi lainnya diberikan secara acak. Kalau dari pengalaman saya, rangkaian sesi tes GRE yang saya alami yaitu: writing analyze an issue – writing analyze an argument – quantitative sesi 1 – verbal sesi 1 – quantitative sesi 2 – verbal sesi 2 – quantitative sesi 3.

Apa itu Multi-Stage-Test?

Multi-Stage-Test pada dasarnya ingin menilai betul seberapa besar kemampuan anda dalam berbahasa (verbal) atau berhitung (quantitative). Karena test ini dibagi dalam beberapa sesi, tingkat kesulitan pada soal-soal sesi berikutnya bergantung pada nilai anda pada sesi sebelumnya, jadi tentu kalau anda dapat mengerjakan soal-soal dengan baik pada sesi pertama, soal-soal pada sesi ke-2 akan lebih sulit lagi. Wuhuuuuw!

Bagaimana penilaiannya?

Skoring untuk verbal dan quantitative diberikan dalam range 130 – 170. Sementara untuk analytical writing diberikan dalam range 0.0 – 6.0. Konversi nilai menjadi persentase dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

GRE 2GRE 3

*tabel diambil dari http://www.ets.org/s/gre/pdf/gre_guide_table1a.pdf

Kalau ada, coba dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, kadang disediakan berapa rata-rata skor GRE peserta yang diterima di jurusan tersebut. Untuk jurusan saya contohnya, rata-rata nilai skor GRE pendaftar yang diterima adalah 151 untuk verbal dan 162 untuk quantitative. Bayangan skor ini tentu membantu kita menentukan target berapa skor yang kita butuhkan.

Gimana cara daftar tes GRE? Dimana tesnya? Berapa biayanya?

Anda bisa daftar secara online di www.ets.org/gre . Perlu dilihat yang dibutuhkan biasanya adalah GRE General Test, karena ada tes lain yaitu GRE Subject test yang kadang dibutuhkan untuk beberapa spesifikasi tertentu. Tempat tes GRE di Indonesia sayangnya hanya di 4 kota: Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar. Tesnya dikerjakan dengan menggunakan perangkat komputer. Biayanya adalah $195, mahal (menurut saya >,<), jadi tolong dipersiapkan dengan matang sebelum mengikuti test ini. Pembayarannya dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Untuk jadwal test nya dapat dilihat di website ETS tersebut.

Gimana supaya dapat skor yang oke?

Ya belajar, hahaha. Semua butuh disiapkan, terutama tes verbal yang memang sulit sekali. Butuh waktu untuk menghafal sekian ratus vocabulary baru agar mendapatkan nilai maksimal. Saran saya kalau memang baru ingin mempersiapkan tes GRE, siapkan waktu paling sedikit 2 bulan. Beberapa tips dari saya untuk tes GRE:

  • Belajar rutin, misal tiap hari menghafal 5-10 kata-kata baru, mengerjakan soal-soal matematika dasar, menulis artikel, dll.
  • Jangan pelit beli buku. Di bawah nanti saya berikan list publisher buku GRE yang bisa digunakan.
  • Gunakan simulasi tes dengan waktu secara rutin. Ini penting untuk melihat sudah sampai mana kemampuan kita. Beberapa buku juga memberikan akses secara online agar kita dapat melakukan simulasi mengerjakan tes GRE, manfaatkan dengan maksimal.

Beberapa bahan belajar buku GRE yang bisa digunakan:

  • Kaplan
  • Barron’s
  • Peterson
  • Cliffs Notes
  • Princeton Review
  • CD, DVD, Internet, dan lain-lain.

Untuk hasil tes verbal dan quantitative sudah bisa dilihat seusai mengerjakan tes GRE. Sementara untuk hasil writing akan keluar pada 10-15 hari setelah tes. Skor ini bisa langsung dikirimkan ke universitas-universitas yang kita inginkan (maksimal 4 universitas). Merasa skor kurang bagus? Anda diperbolehkan untuk mengikuti tesnya lagi (bayar lagi pastinya :v) minimal 21 hari setelah tanggal tes terakhir, dan maksimum 5 kali tes dalam janga waktu 1 tahun.

 

Fuuhhh. Saya rasa cukup untuk GRE nya, kalau ada pertanyaan bisa ditanyakan ke saya melalui FB. Jangan segan untuk membagikan info ini ke kawan-kawan yang memerlukan, karena ilmu itu ada untuk dibagi.

Salam.

Penulis : Fauzan Saputra (Awardee LPDP -Jerman, S2 RWTH Aachen)

Mengurus Visa Family Reunion ke Jerman

Bertemu lagi masih dalam tulisan tentang visa. Kali ini materi tulisan saya tentang bagaimana mengurus visa keluarga (Family Reunion) bagi pasangan yang akan mendampingi suami/istri saat bekerja maupun kuliah di Jerman. Pengalaman saya tinggal untuk melanjutkan studi di Jerman boleh jadi yang paling berat selama saya meninggalkan keluarga, tak lain dan tak bukan karena sulitnya mendapatkan resident permit bagi pasangan dan anak. Cerita ini bukan bermaksud menakut-nakuti apalagi membuat pilihan untuk melanjutkan studi ke Jerman harus terhenti, tidak kesana maksudnya. Tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman serta tips apa saja yang harus dilakukan andaikan harus berurusan dengan visa keluarga di Kedutaan Jerman Jakarta. Cerita panjang ini saya mulai dengan:

Persiapan Dokumen

Ketika pasangan kita akan mendampingi dokumen yang mutlak disiapkan antara lain sbb:

  1. BUKU NIKAH yang telah dilagilisir oleh Kantor Kemenag (dulu KUA tempat kita menikah/tinggal) bagian yang perlu di foto copy dan legalisasi adalah bagian berfoto, bagian yang terdapt nama orang tua dan mertua serta lembar yang tertulis mas kawin/mahar. Adapun biaya yang diperlukan disini hampir seikhlasnya (ini sangat bergantung pada kebiasaan yang berlaku di kantor tersebut). Buku Nikah selanjutnya wajib dilegalisir ke KEMENAG di Jl. Thamrin Jakarta, proses ini memerlukan waktu kurang lebih 3-7 hari lamanya tergantung keberanian kita bernegosiasi dengan petugas. Meskipun banyak “invisible hand” jasa pengurusan tapi sebaiknya lakukan sendiri meskipun menyita waktu karena tarif “tak tertulis” itu biayanya bisa sampai 10x lipat dari biaya resmi yang hanya 25.000,-.

PENTING: Pada saat mengurus legalisasi Buku Nikah bawalah materai seandainya diperlukan, pengalaman istri saya diminta membuat pernyataan suami mengetahui proses legalisasi tersebut sementara saya posisi sudah berada di Jerman (ga penting banget sih pernyataan Cuma untuk mengetahui aja, weeew!).

 

Begitu proses di Kemenag selesai maka instansi yang wajib dituju adalah KEMENKUMHAM di Jl. Rasuna Said Kuningan, proses disini relatif lebih mudah (maklum tempatnya orang akhli hukum mungkin ya, jadi transparan dan bebas pungli). KEMENLU Pejambon adalah tujuan selanjutnya buku nikah kita jalan-jalan. Di bagian belakang gedung utama terdapat loket layanan legalisasi dokumen, disini akan berhadapan dengan proses yang sama. Siapkan mental untuk menerima jawaban dokumen selesai berminggu-minggu, kalau disini (saya menyarankan) tidak ada salahnya mengunakan jasa “invisible hand” agar bisa selesai hari yang sama mengingat langkah selanjutnya buku nikah WAJIB dilegalisasi oleh Kedutaan Jerman di lantai dasar sebelum jam 11.30…ppfiuuh betul-betul proses marathon yang menyita pikiran dan tenaga juga tak sedikit biaya. SETELAH ITU TERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA JERMAN lalu tinggal bawa dokumen versi Bahasa Jerman ke Kedutaan Jerman di pintu layanan visa mintalah ke loket legalisir di lantai dasar sebelum jam 11 pagi serta membayar Rp. 450.000,-/dokumen, hari yang sama dokumen tersebut siap bergabung dengan form Visa.

 

  1. AKTA KELAHIRAN ANAK/KARTU KELUARGA, proses nya hampir sama dengan Buku Nikah tanpa perlu melalui Kemenag jadi anda bisa langsung ke KEMENKUMHAM serta KEMENLU dengan proses dan tahapan yang sama. Tips cerdas pada proses ini adalah berani sedikit ngotot untuk selsai sesegera mungkin mengingat legalisasi Kartu Keluarga memerlukan contoh specimen Kepala Dinas Kependudukan/Catatan Sipil dari tempat kita membuat KK, sumpah ini proses yang bikin istri saya mati gaya dan kehilangan sisi anggunnya hehe SETELAH ITU TERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA JERMAN dan lakukan proses yang sama dengan tahap melegalisasi Buku Nikah.
  1. RAPORT ANAK (bagi anak yang berusia sekolah), proses nya cukup membawa legalisasi dan Surat Keterangan Pindah dari sekolah terakhir, lalu dokumen tersebut dikirim ke penerjemah tersumpah (sworn translator) maka dalam 2-4 hari raport anak pun sudah berganti menjadi auf Deutsch, keren!
  1. LETTER OF GUARANTEE/SPONSORSHIP LETTER dari pihak ketiga yang menjamin biaya hidup kita selama studi dan besaran tanggungan untuk keluarga. Seandainya punya rejeki lebih buatlah rekening koran dari Bank serta Bank Statement yang menerangkan jumlah rek dalam EURO dengan print-out saldo pada buku tabungan. Pengalaman beberapa teman dari kota lain tidak diminta besaran nominal untuk dependant selama pemohon bisa memperlihatkan LoG/LoS namun pengalaman saya sendiri untuk visa Berlin, istri diminta menunjukan bank account sebagai jaminan kemampuan finansial istri dan 2 anak.
  1. REK KORAN BANK DI JERMAN (KONTOAUSZUG) lampirkanlah foto copy bukti rek koran terakhir sebagai bukti bahwa kita memiliki dana untuk bekal hidup pada rekening dimaksud.
  1. KONTRAK RUMAH (Mietvertrag) di Jerman, ini syarat yang paling mudah yang kami rasakan. Bagaimana tidak mudah hanya melampirkan foto copy kontrak rumah yang memuat luasan tempat tinggal serta besaran biaya sewa. ACHTUNG! Standar besaran per individu 12 m2 jadi andaikata anda membawa 3 anggota keluarga maka dihitung 4 x 12 m2= 48m2. Banyak kejadian permohonan visa gagal karena tidak terpenuhinya standar luasan tempat tinggal. Kalau ada yang bertanya kenapa harus seperti itu? Jawabannya karena Pemerintah Jerman begitu menjaga kualitas hunian penduduknya serta kualitas hidup yang berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.
  1. ANMLEDEBESCHEINIGUNG/KTP dan AUFENHALTSITEL Penjamin (suami/istri), seperti yang sudah saya jelaskan dalam pengurusan visa di artikel ini maka Anmeldebeschenigung serta Aufenhaltstitel (Resident permit) WAJIB dilampirkan dalam bentuk foto copy dalam dokumen aplikasi visa.
  1. ASURANSI/KRANKENVERSICHERUNG berupa asuransi perjalanan ATAU BOLEH JUGA asuransi kesehatan setiap individe (pasangan dan anak-anak). Pengalaman saya menggunakan asuransi MAWI*TA cukup membayar EUR 13,- untuk paket MAWI*TA VISUM serta EUR 44.8,- untuk MAWI*TA Science. Mengingat aturan claim asuransi beberapa operator mewajibkan 6 bulan minimum keanggotaan maka sebaiknya langsung lakukan registrasi asuransi kesehatan untuk menjaga visa tertolak karena periode asuransi perjalanan habis sebelum visa keluar. Pendaftaran visa bisa dibuka disini http://www.mawista.com/
  1. SERTIFIKAT BAHASA JERMAN A1 NIVEAU DARI GOETHE, syarat ini berat-berat gampang, beratnya karena tanpa kursus sulit untuk lulus tapi gampangnya kalau suka bahasa rasanya sangat challenging untuk diikuti. Pemerintah Jerman mensyaratkan kemampuan bahasa mengingat dalam kehidupan sehari-hari jangan sampai pasangan kita kesulitan berkomunikasi aktif. Beberapa kasus ada pengecualian mengganti sertifikat bahasa level A1 selama pemohon bisa menunjukan sertifikat Sarja S1 (untuk Berlin masih mewajibkan sertikat A1).
  1. SURAT REKOMENDASI PROFESSOR, ini surat sakti yang bisa membantu kekurangan syarat pemohon. Namun demikian bukan berarti persyaratan tidak lengkap boleh disampikan ke loket 4 Kedutaan Jerman, dipastikan akan ditolak hehe. Rekomendasi Professor/Program Director AKAN BERLAKU pada proses revie dokumen di Auslanderbehoerde kota tujuan, banyak cerita keberhasilan visa yang terbantu oleh surat sakti tersebut.
  1. SURAT UNDANGAN DARI PASANGAN DI JERMAN (FAMILIE EINLADUNG)

Berupa surat dalam bahasa Jerman yang ditujukan kepada Auslandebehoerde di kota tujuan yang isinya memohon pemberian visa atas nama XXXXXXX dengan tanggal lahir XXXXXXXX no paspor XXXXXXX lalu tidak lupa memberikan tandatangan.

 

  1. FORM VISA RESIDENT, hati-hati jangan sampai tertukar dengan form Visa Schengen, isilah dengan jelas dan bersih tanpa coretan. Dibuat rangkap 2 dilengkapi dengan seluruh dokumen yang telah kita legalisir tanpa di hekter JANGAN LUPA SERTAKAN foto biometrik ukuran 4×6 sesuai yang dipersyaratkan dalam website Kedutaan Jerman.

 

ACHTUNG: semua dokumen yang dikirim dari Jerman di scan serta di print berwarna terutama pada dokumen bertanda tangan!

 

Pemasukan Dokumen Aplikasi

Setelah semua dokumen dilengapi, langkah selanjutnya adalah memasukan seluruh persyaratan ke Loket 4 Bagian Visa Kedutaan Jerman di Jakarta, proses pemeriksaan dokumen tidak terlalu lama, andai ada syarat yang tidak lengkap maka kita akan diminta melengkapi untuk selanjutnya dengan membayar Rp. 960.000,- permohonan visa Family Reunion akan dikirim ke kota tujuan untuk dilakukan verifikasi. Berharap dan berdoa semoga keluarga yang dinanti bisa segera berkumpul mendampingi kita selangkah demi selangkah menuju cita-cita. Semoga bermanfaat.

 

Penulis : Roni Susman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Praktikum Pra Thesis: Mempelajari Dunia Kerja ala Jerman

Jerman menjadi salah satu negara yang memiliki sistem kurikulum pendidikan yang berbeda dibanding negara-negara lain di Eropa. Dari mulai pendidikan dasar hingga menengah terdapat berbagai pilihan jenis sekolah sesuai dengan peminatan siswa. Salah satu yang tidak banyak dimiliki sistem pendidikan negara lain (selain Indonesia dan Jepang) adalah internship atau praktikum di dunia kerja.

Tahun 2009 saya beruntung mendapat kesempatan untuk menempuh tingkat pendidikan master di Jerman yang mengharuskan praktikum bagi peserta yang akan segera memasuki tahap thesis. Sebenarnya tidak hanya pada level post graduate program praktikum ini menjadi bagian kurikulum, pada jenjang sarjana beberapa universitas memberlakukan waktu praktikum lebih panjang baik diambil awal perkuliahan yang disebut vor Praktikum atau di akhir sebelum tugas akhir. Dalam artikel ini akan saya bahas bagaimana tata cara melamar ke perusahaan, suasana praktikum dan apa manfaatnya bagi mahasiswa.

Proses Melamar (Bewerbung Praktikum)

Pada saat menjelang thesis, bagian akademik akan mengingatkan kita untuk mengambil praktikum selama 1-3 bulan di perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian/thesis yang akan kita ambil. Pengalaman saya pihak kampus memberikan alternatif pilihan portofolio tempat praktikum yang kita minati untuk kita pelajari expertise setiap perusahaan. Mengingat program master yang saya ambil berkaitan dengan pemerintahan (public policy) maka pilihanpun jatuh pada sebuah Dewan Kota di Saachsen Anhalt tepatnya di Kota Halberstadt. Proses ini saya mulai dengan mengirimkan lamaran atau bewerbung kepada Direktur atau Ansprechpartner yang akan memandu kita selama proses praktikum tersebut berjalan. Syarat-syarat melamar praktikum antara lain diperlukan dokumen berikut:

  1. CV/Lebenslauf yang memakai format Europass dimana formatnya merinci waktu dan riwayat pekerjaan, pengalaman organisasi serta kemampuan penguasaan/skill yang menunjang selama praktikum.
  2. Surat lamaran ditulis dalam Bahasa Jerman (untuk beberapa kasus perusahaan menerima lamaran berbahasa Inggris) dengan format lamaran baku sesuai yang diajarkan pada level B2 Nouvo.
  3. Pengantar dari Dean/Program Director yang menunjukan bahwa kita merupakan mahasiswa pada program studi yang memiliki keterkaitan dengan bidang usaha/kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang dilamar.

Beruntung lamaran saya tidak perlu menunggu lama, latar belakang kerja serta motivasi saya melamar menjadi bahan pertimbangan utama dalam penentuan diterimanya saya menjadi salah satu praktikan. Pengalaman beberapa teman yang ditolak oleh perusahaan lebih pada kurang relevannya latar belakang pekerjaan/profesi terhadap keahlian/bidang usaha perusahaan yang diamar.

 

 

First Seen Best Impression

Setelah kita dinyatakan diterima menjadi seorang praktikan/praktikantin, kita akan diminta untuk datang sesuai dengan waktu yang ditentukan pada surat/email jawaban. Usahakan tidak terlambat dan datanglah dengan pakaian formal sebagai bentuk profesionalisme kita. Beberapa kasus panggilan pertama itu berupa interview (Vorstelungsgesprach) yang bisa jadi pertimbangan akan di posisi (Abteilung) mana kita ditempatkan. Pengalaman saya hari pertama dikenalkan dengan aktifitas perusahaan, job desk kita serta output kita pada saat akhir praktikum sebagai dasar penilaian dari Ansprechpartner kita untuk diberikan ke kampus.

Serba-Serbi Praktikum

Proses praktikum yang semula saya bayangkan sulit dan bikin stress baik dari kultur kerja terlebih lagi keterbatasan bahasa ternyata setelah tiga bulan saya jalani lebih menyenangkan. Pendampingan yang dilakukan oleh Ansprechpartner selama menjalani praktikum menjadi pengalaman yang tidak ternilai harganya. Yang lebih terasa adalah meningkatnya kemampuan bahasa Jerman yang saya akui sulit dan terstruktur. Saat praktikumlah saya bisa lebih mengenal budaya kerja orang Jerman yang pendek dibanding jam kerja negara lain tapi efektif dan super produktif, disitu kita bisa membedakan mentaliti orang Jerman yang amat sangat pandai menempatkan aktifitas pribadi dan profesi, sulit melihat orang Jerman menerima telepon pribadi saat jam kerja, bahkan sulit sekali berbicara antar rekan satu ruangan disaat mereka produktif bekerja.

Pengalaman yang tidak kalah menariknya selama praktikum adalah memungkinkannya kita terlibat dalam kegiatan seminar/meeting/conference keluar kantor bahkan keluar kota yang dapat menambah knowledge kita nanti terjun di dunia kerja sesungguhnya serta pengalaman empirik tentang topik yang terkait dengan thesis kita tentunya. Masa praktikum tiga bulan bagi saya menjadi masa yang pendek dengan banyaknya hal-hal baru selama saya tinggal di kota dan lingkungan yang juga baru.

Laporan Praktikum

Tidak terasa bulan ketiga hampir berakhir, saatnya kita menyusun laporan praktikum yang wajib dibuat untuk memenuhi penilaian. Tahap ini seluruh laporan disusun dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Jangan khawatir Ansprechpartner kita akan sangat membantu dalam proses penerjemahan laporan, termasuk mengevaluasi performance kita selama praktikum untuk disampaikan ke pihak universitas.

sertifikat praktikumSertifikat Praktikum

Demikian pengalaman saya dalam melamar dan menjalani proses praktikum, kondisi akan sangat berbeda setiap tempat, namun satu hal yang wajib disiapkan adalah percaya diri serta tidak takut, saya baru menyadari kalau budaya di Jerman bukan mengharamkan kesalahan tapi tidak mentolerir berulangnya kesalahan yang sama. karena pada tahap inilah kita mengetahui kesalahan kita, kekurangan kita serta potensi yang kita miliki manakala kita diberikan kesempatan bekerja pada perusahaan Jerman. Semoga bermanfaat.

Penulis : Roni Susman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Pindah Wohnung??? Ngurusnya Administrasinya Gampang Kok…

Pengurusan administrasi pindah alamat di Jerman gak ribet bin cepet banget. Berdasarkan pengalaman saya pindah Wohnung (tempat tinggal), karena masa tinggal maksimal di Studentenwohnheim sudah habis dan agak kurang nyaman share dapur dan kamar mandi dengan 14 orang (fiuh.. banyak banget), ngurus administrasinya gampang banget. Pengurusan administrasi pindah alamat harus dilakukan secepatnya, kenapa? karena terkait dengan alamat tujuan surat menyurat kita, mengingat di Jerman banyak sekali sistem administrasi yg melibatkan pos. Yg butuh diurus meliputi administrasi kota tempat tinggal, asuransi, universitas, dan bank.

Pertama dan terpenting, administrasi di kota tempat tinggal. Pengurusan dilakukan di Bürgeramt dengan cuma membawa : Aufenthaltstitel a.k.a residence permit, Wohnungsgeberbestätigung alias dokumen dari pemilik tempat tinggal yang menyatakan kita menyewa di tempat tersebut, dan Mietvertrag a.k.a kontrak sewa di tempat tinggal baru. Buat jaga-jaga, bawa aja Mietvertrag lama dan dokumen yg dirasa penting dan berhubungan. Petugas biasanya melihat tanggal mulai berlaku atau tanggal mulai ditempati di Mietvertrag baru kita. Kalau jarak pengurusan dan penempatan beda terlalu jauh, kita bisa dikenakan denda dengan nominal yg lumayan. Teman saya memberi informasi kalau di kota Tuebingen jika telat mengurus administrasi pindah alamat bisa didenda sekitar 80 Euro.  Nominal denda biasanya tergantung kebijakan kota tempat tinggal. Selain itu, jarak berlakunya denda juga bervariasi, jadi usahakan mengurus administrasi pindah alamat secepatnya setelah mendapat pindah. Di Bürgeramt, setelah mengisi form yg hampir sama dengan saat pertama kali Anmeldung dan menunjukkan kontrak sewa baru, petugas akan meminta residence permit kita. Kemudian residence permit kita akan ditempeli stiker bertuliskan alamat baru kita menutupi alamat lama kita. Fertig! Gampang bin cepat kan… hehehe

Kemudian mengurus administrasi pindah alamat di unversitas. Kalau yg ini, tergantung kebijakan universitas juga. Pengalaman saya, saya hanya perlu mengirim email berisi keterangan alamat baru dengan disertai nama lengkap dan Matrikelnummer. Secara otomatis pihak universitas akan mengganti (contoh di Universitas Tuebingen). Akan tetapi, kemungkinan besar di universitas lain kebijakan yg diterapkan berbeda. Kita harus mengurus ke Studentenskretariat dengan membawa dokumen yg dibutuhkan, misalnya Studentenkarte dan Mietvertrag baru.

Pihak asuransi dan bank juga harus diberitahu mengenai alamat baru kita. Untuk asuransi kesehatan, contoh kasus adalah Mawista (asuransi yg saya pakai), pengurusan pindah alamat hanya perlu dilakukan via email yg ditujukan ke costumer service. Untuk provider asuransi lain, terutama yg cabangnya ada di kota tempat tinggal lebih baik diurus dengan mendatangi kantor cabang. Sedangkan untuk Bank, pengurusan pindah alamat biasanya tidak bisa dilakukan via email karena harus tanda tangan form tertentu (contoh kasus Kreissparkasse Tuebingen). Pengurusan pindah alamat harus membuat termin terlebih dahulu agar kedatangan kita ke Bank tidak sia-sia. Dokumen yang perlu disiapkan tidak jauh beda bahkan pengalaman saya mengurus di Kreissparkasse Tuebingen, tidak perlu memperlihatkan dokumen apapun cukup menandatangani form yg sudah diprintkan oleh pihak bank.

Semoga informasinya bermanfaat.. 🙂

Gruesse aus Tuebingen

 

Penulis : Arif Luqman (Awardee LPDPD Jerman, S3 Eberhard Karls Universität Tübingen)

Mudahnya mengurus visa student ke JERMAN!! (dari sudut pandang lain)

Herzlich Willkommen in Deutschland…kalimat ini akhirnya bisa kembali saya ingat setelah 4 tahun yang lalu kembali dari negeri di atas awan Jerman. Kesempatan kembali ke negeri terkaya di Eropa ini adalah berkah atas dikabulkannya do’a atas perjuangan panjang yang telah dan masih akan dilalui ke depan. Senang dan gembira saja belumlah cukup menggambarkan perasaan luar biasa saya menjadi salah satu penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia yang dikelola oleh LPDP, bolehlah saya megekspresikannya dengan menulis “bahagia bingit” untuk keberhasilan melalui perjalanan yang tidak semua bisa merasakannya. Setelah rangkaian proses pengurusan administrasi LPDP tibalah saatnya mengurus dokumen perjalanan alias visa. Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang menjadi tujuan pendidikan postgraduate bagi seluruh pelajar di dunia, alasan utamanya tentu saja selain karena atmosfer Eropa yang pasti selalu menarik juga karena sistem pendidikannya hampir secara keseluruhan perguruan tinggi di Jerman tidak mensyaratkan tuition fee bagi pelajar dari belahan negeri manapun tanpa membedakan ras, suku, agama, budaya, warna kulit bahkan pilihan capres (looh)…Bulan Juni yang lalu tepat 4 tahun setelah kepulangan saya dari Jerman, kesan pertama ketika mengurus visa Resident Permit di Deutsche Boscaft Jakarta bulan lalu tidaklah serumit dan “se-mengerikan” yang saya baca di blog-blog serta media sosial tentang mengurus visa di Kedubes Jerman-Jakarta. Sensasinya masih sama asyik dan mudah seperti saat mengurus visa tahun 2008, tidak banyak dokumen yang harus disiapkan atau bahkan harus menyediakan ijazah dalam bahasa Jerman seperti yang dituliskan dalam beberapa blog, saya pastikan semuanya PRAKTIS MUDAH dan MURAH!

Pasti ada yg penasaran dengan statement saya di atas kan? (sukur-sukur engga penasaran). Gimana ga mudah kalo saya bandingkan dengan mengurus visa ke United State atau British Visa I would say mudahnya mengurus visa Jerman masih lebih mudah dibanding jurit malam di Pangkalan Halim saat PK, masih lebih mudah dibanding sulitnya menahan kantuk saat session materi PK, bahkan last not least masih lebih murah biayanya dibanding beli tiket Batik Air dari Kupang ke Jakarta buat ikut PK xixixix…(just kidding) loh ya, seriously semua mudah dan murah asal kalian semua melengkapi syarat berikut:

  1. Bikin appointment, caranya susah ga? MUDAH nih klik di sini dengan hanya memasukan no paspor kamu sudah bisa register untuk jadwal interview visa selanjutnya kita akan dikirim notification lewat e-mail. Nah begitu bemberitahuan interview visa diterima segera PRINT email tersebut sebanyak 2x yang akan diserahkan pada saat kita masuk ke Hall pengurusan visa di Lt. 2 Kedubes Jerman. Oh ya, datanglah lebih pagi (SEJAM SEBELUM JADWAL INTERVIEW) biar anda terhindar dari kanker kulit akibat ngantri yang panjang sehingga kulit terbakar panasnya Matahari Thamrin yang menyengat hehehe
  2. APPLICATION FORM bukan VISA SCHENGEN TOURIST FORM loh ya, dapatnya dimana nih mahluk? Nih download Di sini print dalam ukuran A4 sebanyak-banyaknya otherwise kalau salah masih bisa buat lagi. Diisi dengan tinta biru dan tulisan yang terbaca tentunya. Untuk pengisian data mudah dan jelas kok ada petunjuknya dalam bahasa Inggris. Kalau masih gagal paham tulis saja apa yang kita ngerti, selebihnya serahkan pada mukjizat dan kebaikan visa officer yang ramah untuk mengoreksi from visa kita;
  3. PASSPORT INDONESIA yang berwarna HIJAU atau BIRU dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 bulan. Trus pasti ada yang nanya paspor Biru itu apaan? Itu paspor buat PNS/TNI/POLRI yang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan tujuan dinas/tugas belajar dengan sumber pembiayaan dari APBN/APBD maupun scholarship dari donor (saya tidak akan membahas detail soal paspor BIRU/DINAS karena percayalah ini tidak terlalu menarik bukan);
  4. CERTIFICATE/DEGREE/TRANSKRIP S1 ATAU S2 semua dalam bahasa INGGRIS/JERMAN dilegalisir oleh Dean/Dekan. Di beberapa blog tetangga ditulis dengan “seram” kalau semua ijazah/STTB/transkrip harus dibikin dari mulai SD-SMP-SMA apakah itu benar???? Pengalaman saya bulan Juni lalu semua TIDAK DIPERLUKAN. Yang diperlukan kalau anda mau melanjutkan S2 cukup Ijazah/Transkrip TERAKHIR begitu pula kalau anda mau melanjutkan S3 cukup melampirkan Ijazah/Transkrip S2 berbahasa INGGRIS/JERMAN yang diterjemahkan oleh sworn translator yang diakui Kedubes Jerman di Jakarta. Bahkan kalau ijazah/transkrip S1 atau S2 kita sudah berbahasa Inggris itu bisa dipakai TANPA PERLU DI TRANSLATE LAGI. See, begitu mudahnya dokumen yang dipersyaratkan bukan??
  5. LoA alias Letter of Acceptance/ Letter of Offer/ADMISSION LETTER itu semua wajib dilampirkan sebagai bukti bahwa kita diterima di salah satu Uni di Jerman. Boleh foto copy ga??? Boleh bingit selama yang asli diperlihatkan;
  6. LoG aka Letter of Guarantee. Ini khusus pelamar visa yang akan kuliah dengan memperoleh pembiayaan dari pihak ketiga sebagai pengganti Blocked Account yang dipersyaratkan dalam pengurusan Visa Student/Resident Permit di Kedubes Jerman. Pertanyaannya susah ga minta LoG? Jawabannya GAMPANG selama kita lolos wawancara LPDP kemudian anda lulus PK, lebih dari itu selama anda mengembalikan draft LoG dan Kontrak yang dikirim LPDP (Mba Rema) dan mengembalikannya via pos ke LPDP untuk ditanda tangani Direktur Endowment Fund nya LPDP. That’s is! Perlu ASLI apa cukup Foto COPY? Jawabannya CUKUP FOTO COPY itu sudah cukup meyakinkan Visa Officer di LOKET 4 yang dikhususkan untuk pemohon Resident Permit/Visa Student;
  7. CV dan Motivation Letter dalam BAHASA JERMAN atau BAHASA INGGRIS. Yes, ini mutlak diminta sebagai dokumen yang menggambarkan siapa kita hingga perlu memohon visa ke Jerman dan apa yang akan kita lakukan selama kita di Jerman. Dengan kata lain dari CV dan MOTLET bisa menjadi protofolio bahwa kita ga cuma ngadon piknik ke Jerman hehehe…
  8. PAS FOTO 3.5cm x 4.5 cm (Foto BIOMETRIC) sebanyak 2 lembar berlatar putih. Pasti ada yang tanya bikinnya dimana dan gimana? Bikin foto ini ga lebih sulit daripada nyari lokasi PK di Graha Insan Cita di Depok looh hehehe…Datang ke studio foto bilang sama mas/mbak nya mau bikin foto buat visa dengan latar putih pasti mereka sudah paham. Kalo masih belum tahu kasih mereka ceramah singkat sampe mereka paham setelah itu giliran anda pasang pose jaim tanpa TERLIHAT GIGI jangan juga SENYUM DIPAKSA karena dipastikan hasilnya gakan bikin anda ca’em, trust me it works!
  9. UANG SEJUMLAH 960.000 IDR ekuivalen EUR 60. Uang pas akan lebih baik karena disana bukan Alfa Mart yang selalu tersedia receh kembalian ataupun permen buat pengganti uang. So ingat pesan Jasa Marga transaksi dengan UANG PAS akan berdampak terhadap kecepatan anda keluar gardu tol (looh). Kembali ke soal tarif, tentunya masih lebih murah dibandingkan biaya Visa Belanda yang mendekati 4.000.000 IDR atau bahkan Visa Inggris yang konon lebih mahal dari Belanda. Jadi kalau masih ada yang murah kenapa masih pilih yang mahal kan sayang uang rakyat dong ah…(dengan kata lain kuliahnya harus ke Jerman nih hehehe)
  10. Last but not Least, SEMUA DOKUMEN di buat dalam RANGKAP DUA serta disusun berurut dan digabung MEMAKAI KLIP TIDAK DI HEKTER kecuali anda penasaran ingin ngeliat wajah si mbak di LOKET 4 bertampang kaya Luiz Suarez xixixixix…

 

Well, saya pikir itu saja sih syarat dan prosedur mengurus visa student/reseident visa di Deutsche Boschaft Jakarta. Masih ada FORM SURAT PERNYATAAN yang akan diberikan pada saat kita sudah sampai di loket 4, itu adalah form tergampang dalam sejarah hidup saya berurusan dengan masalah administrasi. Gimana ga gampang wong cara ngisinya cuma centang-centang di kotak pertanyaan trus nulis no HP dan tanda tangan. See, bisa anda bayangkan semua aktifitas centang mencentang itu masih lebih gampang dibanding milih foto caleg waktu PILEG kemaren pokonyah…setelah itu selesai kita akan diminta scan sidik jari semua sebanyak 2x. Jadi pastikan SELURUH JARI anda ikut hadir di Kedubes Jerman karena sejatinya jari kaki kita belum bisa menggantikan kehadirannya (CMIIW).

DONE! Kalau semua proses di atas selesai kita hanya perlu tersenyum optimis, berharap selembar INVOICE VISA yang segera di scan untuk dikirim ke Mas Fendhy di LPDP segera berganti cash di rek BRI masing-masing berikut kedermawanan mas Fendhy mengirim Settlement Allowance pertama. Ini bisa menjadi penghibur dikala cemas menunggu keluarnya visa kita 8 minggu yang akan datang (ya delapan minggu…iya betul 2 bulan..eh maaf 60 hari denk).

 

Baiklah tulisan ini hanya curhat yang tidak terlalu bermakna silahkan dinikmati dan semoga tidak melahirkan rasa benci anda kepada penulis. Satu hal yang akan selalu saya ingatkan bahwa kamu yang lagi baca tulisan ini adalah saudara satu rahim saya..iya kamu dan aku adalah anak rahim LPDP.

Penulis : Roni Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Repost dari : https://lpdp10.wordpress.com/

Tinggal di Jerman awalilah dengan Bürgeramt: Langkah Awal Kedatangan di Kota Tujuan

HERLIZH WILLKOMMEN IN DEUTSCHLAND, ini pasti kalimat pertama yang akan rekan-rekan baca setelah hampir 13-16 jam di udara dan kaki kembali menyentuh darat tiba di bandara (flughafen) Jerman, senang rasanya bisa tiba selamat di negara tujuan apalagi terbayang rencana kedepan terbentang indah selama kita menyelesaikan studi.Bayangan indah kehidupan di Jerman pasti sudah mengisi ruang-ruang otak kita kan? Tunggu dulu cerita indah itu HANYA BISA TERJADI dan HANYA AKAN TERJADI ketika kita sudah melakukan langkah birokrasi yang satu itu. Ya, proses registrasi kependudukan (Anmeldebestätigung) di Kantor Kecamatan (Bürgeramt) di kota tempat kita tinggal dimanapun alamat apartement kita berlokasi.

Sebelum lebih jauh, saya jelaskan dulu arti Anmeldebestätigung biar rekan-rekan tidak kebingungan membedakan dengan Anmeldebescheinigung. Pada saat kita datang, kewajiban yang disyaratkan oleh Uni/FH/Hochschule sebelum memulai perkuliahan adalah REGISTRASI, dan dokumen yang diminta saat registrasi perkuliahan tiada lain salah satunya KTP kita tinggal di kota tersebut itulah yang disebut Anmeldebescheinigung yang artinya Surat Keterangan Penduduk. Adapun proses untuk mendapatkan dokumen itu disebut Anmeldebestätigung atau proses registrasi. Lalu pertanyaannya bagaimana cara melakukan registrasi? Nah kalau penasaran lanjutkan baca ke paragrap selanjutnya ya.

Setelah kita memiliki tempat tinggal tetap/sementara, kita wajib membawa dokumen kontrak (Mietvertrag) atau Surat Keterangan care of (c/o) yang tertera nama kita berikut alamat jelas disertai paspor aseli, visa terstempel imigrasi di Jerman serta kemampuan bahasa Jerman basic. Pasti ada yang bertanya emang gaboleh pake bahasa Inggris? Boleh aja sih cuma form isiannya gada yang ditulis dalam bahasa selain Inggris, artinya tanpa ngerti bahasa Jerman agak sulit mengisi form dimaksud, kecuali nanya ke mukimin Indonesia yang sudah fasih berbahasa Jerman. Form ini bisa diperoleh dengan mudah di front office kantor Bürgeramt kok gratis hanya tinggal isi. Begini penampakan formular nya:

buergeramt 1       burgeramt 2

Saat mengambil form kita akan diberikan secarik kertas nomor antrian (persis kaya di bank di tanah air). Setelah mengisi form dua lembar di atas maka antrilah di ruang tunggu Kantor Kecamatan untuk menunggu giliran dipanggil. Saya kasih tips jitu cara proses registrasi kependudukan apabila kita belum membuat appoinment adalah, DATANG SEPAGI MUNGKIN saat hari Senin (di Berlin, Senin khusus layanan tanpa appoinment dan jam 7 kantor kecamatan sudah buka) jangan harap dapat antrian kalau anda datang setelah jam 9, karena banyak “pendatang tanpa termin” yang juga mencari peruntungan registrasi. Oh ya, begitu kita dipanggil kita akan ditanya kontrak rumah asli serta no paspor dan tanggal lahir. Pengalaman saya karena akan membawa keluarga, saya daftarkan pula dependant yang akan menyertai kita selama studi ditulis pada tabel di hal kedua form agar kita tidak perlu lagi melakukan registrasi saat keluarga kita datang. Tidak butuh waktu lama (pengalaman saya 10 menit) sudah bisa kita peroleh SATU LEMBAR KERTAS BERHARGA untuk kehidupan kita dalam berbagai urusan di Jerman kedepan. Beginilah surat Anmeldebescheinigung yang SANGAT PENTING tersebut:

burgermat 3

Pasti ada yang bertanya, apa sih pentingnya KTP secuir ini (pake kertas burem pulak)? Nih saya kasi tahu manfaat Surat Sakti ini bagi kehidupan anda 2, 4 atau 5 tahun kedepan:

  1. TIDAK MUNGKIN MEMBUKA REK BANK (BANK KONTO) tanpa ada surat ini.
  2. TIDAK MUNGKIN MENDAFTAR ASURANSI (KRANKENVERSICHERUNG) tanpa ada surat ini.
  3. TIDAK MUNGKIN MENDAPAT SEMESTER TICKET (STUDIERENDEAUSWEIS) tanpa ada surat ini.
  4. TIDAK MUNGKIN MELAKUKAN TRANSAKSI ELEKTRONIK (online payment) tanpa ada alamat terdaftar.
  5. TIDAK MUNGKIN LAPOR DIRI KE KBRI/KONJEN tanpa ada surat ini.
  6. TIDAK MUNGKIN BISA PERWALIAN (WS/SS) tanpa ada surat ini.
  7. Masih banyak lagi hal-hal lain yang TIDAK MUNGKIN DIPENUHI tanpa surat ini.

So cukup jelas dan ngeri-ngeri sedap kan kegunaannya selembar Anmeldebescheinigung ini bahkan kalau saja budaya laminating ada di Jerman, saya pasti akan melaminasi Anmeldebescheinigung ini agar tetep kinclong dan mulus. Selanjutnya pasti sampai kapan berlakunya Anmeldebescheinigung ini. KTP ini HANYA BERLAKU apabila kita masih tinggal di alamat saat kita tinggal saat ini, dengan kata lain kalau kita pindah rumah/alamat maka kita WAJIB melakukan registrasi ulang. Kok repot amat??? Bayangkan begitu kita pindah tanpa mengurus penggantian alamat, seluruh dokumen dari pihak ketiga akan terkirim ke alamat lama kita. Terbayang ga sih info berakhirnya kontrak rumah, rek koran (Kontoauszug), Semester Ticket atau paket pos sampai ke alamat lama dan petugas pos tidak menemukan nama kita di alamat dimaksud? Kebiasaan di Jerman, hampir seluruh urusan birokrasi dikirim via pos (hampir jarang yang dikirim via email apalagi sms, line, whatsap atau facebook hehe. So jangan anggap enteng hal yang mudah ini, karena indahnya hidup di Jerman akan serta merta hancur berantakan tanpa mengurus alamat baru. Jangan ragu-ragu, proses ini jauh dari sulit, mintalah kolega anda di kota tujuan untuk mencarikan alamat kantor kecamatannya, khusus anda pengunjung web FORMAL Jerman dimanapun kota anda tinggal kami Keluarga LPDP Jerman akan senang hati membantu anda mengurus hal-hal seperti ini. Semoga bermanfaat, selamat bergabung dengan keluarga FORMAL Jerman dan selamat menjelajah Jerman yang penuh sejarah ya…

Awal musim panas 2015

Penulis : Ron Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)