S2 di Institut für Erdöl- und Erdgastechnik (ITE), Technische Universität (TU) Clausthal – bagian 3

TU Clausthal didirikan pada tahun 1673 sedangkan Institute of Petroleum Engineering didirikan pada tahun 1943 (website: https://www.ite.tu-clausthal.de/de/about-us/history/). Terdapat tiga program studi master yang ditawarkan dalam Bahasa Inggris atau program Internasional, yaitu Teknik Perminyakan (Petroleum Engineering dengan 2 pilihan spesialisasi: Reservoir Management dan Drilling/Production), Teknik Pertambangan (Mining Engineering), dan Teknik Panas Bumi (Geothermal Engineering). Sepanjang yang saya tahu, terdapat dua universitas di Jerman yang menawarkan program studi Petroleum Engineering, yaitu TU Clausthal dan TU Bergakademie Freiberg, namun hanya TU Clausthal yang menawarkan program S2 dalam Bahasa Inggris. Sedangkan TU Freiberg menawarkan program studi Petroleum Engineering dalam Bahasa Jerman dan dengan sistem gelar Dipl. Ing.

Untuk teman-teman yang ingin berkuliah di TU Clausthal Jerman, program studi master Petroleum Engineering, tidak diwajibkan dapat berbahasa Jerman (syarat dan ketentuan berlaku, mohon mengecek website: https://www.ite.tu-clausthal.de/en/studies/degree-programmes/master-of-science-petroleum-engineering/application-documents/), namun untuk syarat kelulusan program master, diwajibkan untuk lulus program belajar Bahasa Jerman dengan level A.1. Namun, sangat direkomendasikan agar teman-teman menguasai Bahasa Jerman, minimal tingkat dasar, karena di kota Clausthal, tidak banyak orang yang dapat berbicara dalam Bahasa Inggris.

Program master petroleum engineering di TU Clausthal ditempuh selama 4 semester atau 2 tahun. Secara umum, dalam program studi master Reservoir Management kita akan mempelajari: communication skills, advanced reservoir mechanics, advanced production and well planning, data acquisition and evaluation, reservoir modelling and simulation, enhanced hydrocarbon recovery, economics and law, seminar, project management, group project, dan master thesis.  Sedangkan dalam program studi Drilling/Production kita akan mempelajari: communication skills, advanced reservoir mechanics, advanced production and well planning, advanced drilling and completion, directional drilling and well logging, production, management, economics and laws, seminar, dan master thesis. Untuk informasi yang lebih lengkap, teman-teman dapat mengakses website https://www.ite.tu-clausthal.de/en/.

Secara umum, terdapat beberapa perbedaan mencolok antara perkuliahan di TU Clausthal (Jerman) dan di Indonesia. Berikut saya menyebutkan sebagian:

  • Suasana perkuliahan disini dapat dikatakan lebih bebas dibandingkan dengan di Indonesia. Disini, misalnya pada saat musim panas, banyak mahasiswa akan mengenakan pakaian casual celana pendek.
  • Selain itu, tidak terdapat presensi dalam setiap kuliah (kebanyakan). Setiap mahasiswa bebas untuk hadir atau tidak hadir dalam perkuliahan.
  • Tidak ada ujian tengah semester, yang ada hanyalah ujjian akhir semester. Ujian lisan adalah tipe ujian yang biasa dilakukan di universitas di Jerman selain ujian tertulis.
  • Di TU Clausthal, setiap mahasiswa diwajibkan untuk mendaftar ujian jika hendak mengikuti ujian mata kuliah tertentu. Dengan mendaftar mata kuliah tertentu, tidak berarti kita mendaftar ujian. Dengan kata lain, proses mendaftar ujian berbeda dengan mendaftar mata kuliah (misalnya jika dibandingkan sistem kartu rencana studi (KRS) di Indonesia).
  • Sistem nilai di Jerman menggunakan skala 1-5 dimana 1 adalah sangat baik dan 5 berarti gagal. Sepanjang yang saya tahu, belum ada acuan resmi sistem konversi nilai dari sistem Jerman ke sistem nilai di Indonesia. Teman-teman dapat menggunakan salah satu alternatif sistem konversi dalam website: http://www.foreigncredits.com/Resources/GPA-Calculator/, bila hendak mengkonversi nilai dari sistem nilai yang berlaku di Jerman ke sistem nilai yang berlaku di Indonesia.
  • Kita perlu berhati-hati bila gagal dalam satu ujian, karena setiap mahasiswa hanya diperkenankan untuk mengulang 3x untuk setiap ujian mata kuliah tertentu, bila tidak berhasil lulus dalam mata kuliah tertentu, maka mahasiswa tersebut akan dikeluarkan (Dropped Out). Sedangkan untuk masa studi, mahasiswa program S2 diberikan waktu maksimum 8 semester (4 tahun) dan mahasiswa program S1 diberikan waktu maksimum 12 semester (6 tahun), untuk menyelesaikan masing-masing program.
  • Biaya perkuliahan di Jerman tergolong sangat murah bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Saya hanya dikenakan tuition fee sekitar 181-183 Euro per semester. Tuition fee ini biasanya ditujukan untuk Studentenwerk, student parlement (kegiatan mahasiswa), dan lain sebagianya.

Pada saat pertama kali sampai di Clausthal, calon mahasiswa baru diharuskan mendaftar (registrasi) di bagian tata usaha kampus untuk mendapatkan immatrikulationsbescheinigung (bukti registrasi). Data ini akan digunakan untuk mendaftar atau melaporkan diri di Rathaus. Bukti immatrikulationsbescheinigung dan surat pernyataan dari Rathaus akan digunakan untuk mendapatkan ijin tinggal (residence permit). Ijin tinggal ini diajukan pada saat mendekati masa 3 bulan ijin visa kita akan habis. Ijin tinggal tersebut dapat diurus di Goslar (untuk kota Clausthal-Zellerfeld, website: https://www.landkreis-goslar.de/).

12
Rathaus. Setiap orang yang baru datang ke suatu kota di Jerman, diwajibkan untuk melaporkan dirinya ke Rathaus (semacam kantor administrasi kependudukan). Sebagai mahasiswa baru di TU Clausthal, diwajibkan untuk melaporkan diri dan menunjukkan immatrikulation (bukti registrasi mahasiswa) ke Rathaus.    

Saya tinggal di asrama mahsiswa atau biasa disebut student wohnheim (dikelola oleh Studentenwerk). Kita dapat memesan kamar di asrama mahasiswa TU Clausthal sebelum kita berangkat ke Jerman atau bisa juga pada saat kita sampai di Clausthal. Saya sendiri memesan kamar asrama sebelum berangkat ke Jerman. Biasanya untuk memesan kamar, diberlakukan sistem tunggu (waiting list) karena banyak mahasiswa yang meminati kamar di asrama mahsiswa, sedangkan jumlah kamar tidak sebanyak jumlah mahasiswa. Teman-teman dapat mencari informasi lebih lengkap di website: http://www.stw-on.de/clausthal.

Sebagai mahasiswa Indonesia di TU Clausthal, saya bergabung dengan organisasi perhimpunan pelajar mahsiswa Indonesia (PPI) TU Clausthal. Setiap tahun, PPI TU Clausthal rutin menggelar acara malam budaya Indonesia di kota Clausthal dan berbagai kegiatan lainnya. Selain itu, organisasi PPI berperan sebagai wadah beraktivitas dan menunjang kekeluargaan sesama mahasiswa Indonesia di kota Clausthal. Selain PPI Clausthal, sebagai salah satu penerima beasiswa LPDP, saya terdaftar sebagai anggota Forum Komunikasi Awardee LPDP (Formal Jerman).

13
Foto PPI Clausthal saat dalam perjalanan hiking.
14
Foto PPI Clausthal saat acara malam Indonesia (Indonesien Abend) pada bulan November 2016

Selain PPI TU Clausthal dan Formal, saya juga bergabung dengan organisasi Society of Petroleum Engineers (SPE) student chapter TU Clausthal (website: http://spe.tu-clausthal.de/). Hampir setiap universitas di dunia yang menawarkan program studi teknik perminyakan, memiliki organisasi mahasiswa SPE student chapter. SPE adalah organisasi profesi ahli dan insinyur perminyakan internasional. Terdapat beragam aktivitas dari SPE student chapter Clausthal, mulai dari seminar (mengenai perminyakan dan hal yang berhubungan dengan perminyakan), konferensi, lomba karya ilmiah (student paper contest), dan lain sebagainya. Berikut saya melampirkan beberapa foto kegiatan SPE yang saya ikuti.

15
Foto anggota SPE dan dosen ITE TU Clausthal saat acara konferensi 78th EAGE di Vienna, Austria, pada 30 Mei-2 Juni 2016.
16
Foto anggota SPE saat kuliah lapangan ke Museum Minyak dan Gas di Wietze (website: http://www.erdoelmuseum.de/).
17
Foto anggota SPE saat mengikuti lomba lari tahunan TU Clausthal pada bulan Juni 2016.

S2 di Institut für Erdöl- und Erdgastechnik (ITE), Technische Universität (TU) Clausthal – bagian 2

Jumlah penduduk di kota ini sekitar 15.000-16.000 (di kota ini terdapat banyak orang tua), sedangkan jumlah mahasiswa di TU Clausthal sekitar 5.000-6.000, jadi bisa dikatakan, sekitar sepertiga penduduk di kota Clausthal adalah mahasiswa. TU Clausthal juga dikenal sebagai salah satu universitas dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak di jerman (kurang lebih 30% dari total mahasiswa adalah mahasiswa asing; sebagian besar mahasiswa asing tersebut berasal dari negara China). Kota ini terkenal sejak abad ke-16 karena aktivitas pertambangannya. Namun, pada tahun 1930an, aktivitas pertambangan dihentikan (http://www.clausthal-zellerfeld.de/) dan banyak daerah bekas pertambanganya direhabilitasi menjadi danau-danau dan hutan. Terdapat banyak danau di kota ini dan hutan taman nasional Harz yang cukup terkenal di Jerman. Pada musim dingin, banyak turis akan berkunjung ke kota ini untuk bermain ski dan olahraga musim dingin lainnya. Pada musim panas, banyak orang, termasuk penduduk dan mahasiswa di TU Clausthal, berolahraga di taman nasional Harz, mulai dari sepeda gunung (mountain biking), mendaki (hiking), lari lintas alam (trail running), dan lainnya. Saya sendiri termasuk orang yang menyenangi alam pegunungan. Menurut saya, Clausthal adalah salah satu kota dengan pemandangan alam yang indah di Jerman. Terlebih lagi, udara kota ini juga bersih sehingga nyaman untuk menjadi tempat tinggal.

Salah satu kegiatan yang cukup menarik minat banyak orang, termasuk penduduk Clausthal, adalah mengumpulkan stempel-stempel yang terdapat di pos-pos. Pos-pos tersebut tersebar di daerah Pegunungan Harz atau Taman Nasional Harz. Terdapat 222 stempel dan bila seseorang berhasil mengumpulkan keseluruhan stempel, namanya akan dicatat dalam buku yang berisi daftar nama orang-orang yang berhasil mengumpulkan stempel (bisa dikatakan buku rekor). Sementara itu, apabila seseorang berhasil mengumpulkan sejumlah stempel tertentu (missal 8, 16, 24, dst), akan mendapatkan pin (website: http://www.harzer-wandernadel.de/). Saya dan beberapa teman-teman mahasiswa Indonesia di Clausthal juga turut mengumpulkan stempel di sela-sela kegiatan perkuliahan. Jarak antara satu pos ke pos berikutnya biasanya 3km dan berjauhan satu dengan yang lainya. Biasanya untuk menuju setiap pos, jalan yang ditempuh adalah jalan berbatu/tanah, namun kondisinya sangat baik untuk dilalui sepeda ataupun bila kita ingin berlari/berjalan (hiking). Terdapat polisi hutan (ranger) yang menjaga taman nasional Harz dan sejauh pengalaman saya, tidak ada binatang buas. Saya beberapa kali berjalan/berlari/bersepeda sendirian di beberapa lokasi taman nasional Harz dan menurut saya, kondisinya aman dan lebih baik dari gunung-gunung di Indonesia. Misalnya saja, terdapat banyak petunjuk jalan, sehingga kecil kemungkinan seseorang akan tersesat. Di beberapa lokasi sepanjang jalan setapak, terdapat pos-pos dan juga tempat duduk untuk orang-orang beristirahat melepas lelah saat berjalan/berlari/bersepeda. Selain hutan pinus dan banyak pepohonan hijau, terdapat banyak danau dan pemandangan alam yang indah, termasuk udara yang dapat saya katakan sangat bersih (jumlah kendaraan bermotor yang lalu lalang di kota ini tergolong sedikit bila dibandingkan dengan kota-kota besar di Jerman).

1

2
Foto pos-pos untuk mencari stempel. Pos-pos ini juga dilengkapi dengan tempat duduk dan berteduh untuk orang-orang yang mendaki (wandern).
3
                        Kotak tempat stempel
4
Buku untuk mengumpulkan stempel Harzer Wandernadel Wanderpass.
5
Saya saat sedang hiking mencari stempel.
7
Danau yang terdapat di kota Clausthal. Untuk orang-orang yang menyukai alam seperti saya, maka Clausthal adalah salah satu kota yang tepat untuk menikmati pemandangan alam. Foto danau tersebut terdapat di salah satu lokasi yang disebut Ruheplatz (tempat yang tenang).

Bagi teman-teman yang menyukai hiking, di kota Clausthal, teman-teman dapat mencoba untuk melakukan hiking ke Brocken, puncak tertinggi di pegunungan Harz. Berikut saya menunjukkan beberapa foto saat saya dan teman-teman PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Clausthal melakukan hiking ke Brocken pada 16 Mei 2016 yang lalu. Bila teman-teman tidak ingin mendaki, namun ingin pergi ke Brocken, dapat menggunakan kereta uap dari Stasiun Wernigerode menuju puncak Brocken.

9
Foto PPI Clausthal saat sampai di Brocken. Foto diambil saat cuaca kurang bersahabat (mendung dan angin kencang).
10
Foto saya di Brocken.
11
Kereta uap Harz. Kereta ini telah beroperasi sejak tahun 1898 (website: http://www.hsb-wr.de/startseite/).

S2 di Institut für Erdöl- und Erdgastechnik (ITE), Technische Universität (TU) Clausthal – bagian 1

Halo teman-teman, perkenalkan saya Samuel Zulkhifly Sinaga. Saya berasal dari kota Bandung, Jawa Barat Indonesia. Kali ini saya akan menceritakan sedikit mengenai Institut für Erdöl- und Erdgastechnik (ITE), Technische Universität (TU) Clausthal, atau dalam Bahasa Inggris, Institute of Petroleum Engineering, Clausthal University of Technology (website ITE TU Clausthal: https://www.ite.tu-clausthal.de/de/) dan kota Clausthal. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan master (S2) di bidang Teknk Perminyakan/Petroleum Engineering (spesialisasi Drilling and Production) di universitas ini.

Gedung utama TU Clausthal (Hauptgebäude)
Gedung utama TU Clausthal (Hauptgebäude)
2
Gedung ITE TU Clausthal (Institute of Petroleum Engineering)

TU Clausthal (website TU Clausthal: http://www.tu-clausthal.de/) terletak di kota Clausthal-Zellerferld, Lower Saxony (Niedersachsen), Jerman bagian utara. Kota ini cukup kecil bila dibandingkan dengan kota-kota lain di Jerman, bahkan dapat dikatakan sangat kecil. Sebenarnya, ada 2 kota yang menyusun kota ini: Clausthal dan Zellerfeld bergabung pada 1924 untuk membentuk unit administratif, namun tetaplah kota terpisah (http://wikipedia.org). Kota ini sangat dikenal karena universitasnya, TU Clausthal. Banyak orang, terutama orang-orang Jerman sendiri, menyebut kota ini sebagai “Siberia-nya Jerman” (Siberia adalah salah satu daerah terdingin di Rusia). Mengapa begitu? Kota ini terletak di tengah-tengah Pegunungan Harz, daerah pegunungan di Jerman Utara dengan rata-rata ketinggian kurang dari 2.000m. Puncak tertinggi pegunungan ini adalah Brocken dengan ketinggian 1.142m.

Karena letak kota ini yang cukup tinggi dibandingkan daerah-daerah lain di Jerman, maka tidak heran kota ini akan terasa sangat dingin pada musim dingin disbanding kota-kota lain di Jerman (pernah mencapai -20oC pada salah satu musim dingin). Pada saat perkenalan mahasiswa baru diawal semester, seringkali Rektor atau Dosen-Dosen di TU Clausthal menyampaikan anekdot lucu: “Selamat datang di TU Clausthal, Clausthal-Zellerferld, satu-satunya universitas (kota) di Jerman yang memiliki 2 kali Winter Semester/Semester musim dingin)”.  Bahkan, disaat warga di kota-kota lain di Jerman sudah merasakan musim semi (tidak ada salju), di Clausthal masih terdapat salju. Biasanya mahasiswa disini akan berceloteh: “…..begitulah kalau tinggal di Gunung!”.

3
Suasana saat musim dingin di kota Clausthal. Foto diambil pada pagi hari saat saya akan berkuliah.
4
Suasana saat musim dingin di kota Clausthal. Foto diambil pada malam hari sekitar pukul 22.00 malam.

Terdapat beberapa rute yang dapat ditempuh untuk menuju TU Clausthal; salah satu informasinya dapat dibaca di website berikut: https://www.ite.tu-clausthal.de/en/about-us/directions-and-maps/. Kota Goslar adalah kota yang akan dilewati bila kita akan pergi menuju ke Clausthal. Sedikit cerita mengenai kota Goslar, kota ini adalah salah satu kota yang dilindungi Unesco, sebuah kota tua di Jerman yang sudah berusia lebih dari 1.000 tahun. Kota ini adalah salah satu kota tujuan wisata di Jerman karena terdapat banyak objek wisata termasuk bangunan tua yang tetap terjaga keasliannya, bahkan tidak terkena dampak kehancuran perang dunia ke-2. Mungkin sudah menjadi kebiasaan warga Jerman untuk tetap menjaga kelestarian bangunan-bangunan tua sehingga kita dapat melihat banyak bangunan tua tersebut hampir di seluruh penjuru Jerman (http://www.kompasiana.com/lafontano/legenda-dari-pegunungan-harz_552fe38e6ea8340c5e8b45ad).

Dari terminal bis Goslar (Goslar ZOB, hanya beberapa meter dari stasiun kereta Goslar), kita menggunakan bis 830 dengan waktu tempuh sekitar 35-65 menit tergantung dari rute bis (jadwal bis setiap jam) menuju Clausthal (turun di halte bis terakhir Kronenplatz). Kota Clausthal tidak memiliki stasiun kereta; stasiun kereta terakhir terdapat di kota Goslar.

5
Kronenplatz, halte terakhir di kota Clausthal (foto diambil pada sekitar sore hari bulan November).
6
Pusat kota Clausthal (foto diambil pada sore hari sekitar bulan November 2016). Jangan heran bila kota terlihat sepi, karena Clausthal adalah kota kecil dan suhu saat foto diambil cukup dingin.
7
Gereja (Marktkirche) yang terbuat dari kayu di kota Clausthal yang telah dibangun sejak tahun 1642. Setiap jam, lonceng gereja tersebut akan berbunyi (website: http://www.ndr.de/ratgeber/reise/harz_suedniedersachsen/Luftkurort-und-Bergstadt,clausthalzellerfeld105.html).
8
Kaiserpfalz atau Istana kerajaan yang dibangun pada sekitar tahun 1040-1050 pada masa Raja Heinrich III (foto diambil pada bulan April 2016). Terdapat banyak objek wisata, termasuk bangunan-bangunan tua, di kota Goslar (website: https://www.goslar.de/)

Terdapat banyak festival atau kegiatan terkenal di kota ini setiap tahunnya. Salah satunya adalah festival penyihir. Festival ini berkaitan dengan legenda para penyihir di pegunungan Harz. Konon, setiap tanggal 30 April (pergantian musim dingin ke musim semi) para penyihir akan berkumpul di beberapa tempat di pegunungan Harz. Oleh karena itu, pada tanggal ini setiap tahunnya, selalu diadakan festival penyihir dengan nama “Walpurgis Hexenzauber im Harz”.

9-2
Festival penyihir (Walpurgis) yang biasanya diadakan setiap tanggal 30 April dan hanya terdapat di daerah Harz sesuai dengan legenda penyihir. Biasanya di setiap jalan dan bangunan, dipasang boneka-boneka penyihir dan yang berhubungan dengan penyihir menjelang festival Walpurgis.
10
Pada acara festival penyihir, biasanya banyak pengunjung yang menggunakan kostum penyihir. Dalam foto ini saya mengajak beberapa orang yang menggunakan kostum penyihir untuk berfoto.

Salah satu festival lainnya adalah pasar natal atau yang biasa disebut Weihnachtsmarkt. Setiap tahun, selama bulan November-Desember, selalu diadakan pasar natal selama kurang lebih 1 bulan dan berakhir pada tanggal 24 desember di setiap kota di Jerman (berbeda-beda di setiap kota di Jerman). Di pasar natal ini, kita dapat membeli berbagai macam barang kerajinan tangan dan makanan/minuman yang biasanya hanya ada pada pasar natal (jenis barang dan besarnya pasar natal pun berbeda-beda di setiap kota di Jerman).

12
Kemeriahan pasar natal (Weihnachtsmarkt) di Goslar. Ada yang menyebut pasar natal di Goslar lebih terasa kesan “tradisionalnya” dibanding dengan pasar natal di kota-kota lain di Jerman.

 

PERTEMUAN PENGURUS FORMAL JERMAN 2016-2017

Sebagai wadah organisasi penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di Jerman Formal Jerman memiliki fungsi untuk memfasilitasi dan mempererat hubungan kekeluargaan antara sesama penerima beasiswa LPDP serta berpartisipasi aktif dalam memberikan kontribusi nyata untuk pembangunan Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya.

Pada tanggal 8-9 Oktober 2016, kepengurusan Formal Jerman 2016-2017 mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai program kerja Formal setahun kedepan. Adapun pertemuan dilakukan di Rumah mas Maulana Arifin yang berlokasi di Echterdingen, Stuttgart. Pertemuan ini diawali dengan agenda rapat dengan pembahasan proker dan AD ART pada tanggal 8 Oktober 2016. Rapat ini dipimpin oleh Branindityo Nugroho (Bram) selaku wakil koordinator dan dihadiri oleh Koordinator Formal Jerman 2016-2017, Andri Mubarak, Sekretaris Kasih Ditaningtyas, Internal dihadiri oleh Karlina Denistia dan Raynard Daniel, Eksternal dihadiri oleh Galuh AI, Oktiani Putri, dan Raisatun Nisa, serta Pendidikan dihadiri oleh Gabriela Aristia, Sabhrina Gita, dan Hamidi Putra dan melalui sambungan telepon Bendahara oleh Hashlin Pascananda Utami

Rapat diawali dengan makan siang dan dilanjutkan presentasi singkat terkait visi misi oleh Andri Mubarak dan berikutnya presentasi dan tanya jawab terkait proker dari masing-masing divisi dan yang terakhir adalah pembahasan AD ART.

Adapun hasil pertemuan tersebut diantaranya sebagai berikut:

  • Penjelasan Rencana Strategis yang mencakup 4 poin : (1) Pembenahan sistem organisasi dengan menjadikan AD ART FORMAL Jerman sebagai pedoman organisasi; (2) Penguatan fungsi pelayanan ke internal dengan membuat sistem pelayanan terintegrasi dan database terupdate, memperkuat rasa kekeluargaan sesama awardee dan memperlancar alur komunikasi antar awardee; (3) Peningkatan fungsi eksternal, e.g pengembangan website serta kerjasama dengan berbagai pihak baik LPDP dan organisasi dan komunitas lainnya di Jerman maupun di luar Jerman, dan (4) Mendorong kontribusi positif penerima beasiswa LPDP, e.g. forum sharing keilmuan dan program yang mendorong dan memotivasi anak-anak Indonesia untuk berani menggapai cita-citanya dll
  • Catatan keuangan sudah diserahterimakan dari kepengurusan FORMAL sebelumnya. Bendahara sudah mengecek neraca keuangan dari bulan Juni sehingga sudah balance. Program kerja dari bendahara masih sama seperti tahun kemarin, seperti tabungan 20 Euro setiap bulan, iuran kas 5 Euro setiap tahun, dan peminjaman uang. Pada kepengurusan tahun ini, akan diupayakan penyempuraan sistem keuangan Formal Jerman yang akan ditindaklanjuti dengan pembuatan SOP terkait peminjaman dan pengembalian dana Formal Jerman.
  • Dari divisi Internal, akan diadakan Silaturahmi pada bulan Desember/Januari, mengenai tempat akan disampaikan kemudian. Selain itu, sistem penyerahan LoG dan LoS telah diperbaharui dan ditangani langsung oleh divisi Internal.
  • Diperlukannya sosialisasi penggunaan SLACK kepada teman-teman anggota Formal Jerman
  • Dari divisi Eksternal, pembaharuan website akan dilakukan terutama terkait kapasitas dan desain website.
  • Terkait surat rekomendasi Beasiswa Lanjutan S2 ke S3, FORMAL Jerman akan menjembatani awardee dengan Atase Pendidikan. Namun, awardee LPDP Jerman harus melaksanakan kewajiban-kewajibannya terlebih dahulu sebagai anggota FORMAL sebagai bukti keaktifan sebagai awardee LPDP di Jerman.
  • Untuk universitas yang belum ada di list LPDP, akan direncanakan pengajuan list universitas di Jerman yang tidak termasuk dalam daftar universitas yang dimiliki oleh LPDP melalui Atase Pendidikan. Teknisnya akan dibahas lebih lanjut dengan membentuk tim kecil yang akan dikoordinir oleh FORMAL Jerman.
  • Dari divisi pendidikan, ada dua macam program, yakni FORCANG (Formal Berbincang) dan FORCUS (Formal Casciscus Zusammen).
  • FORCANG merupakan sharing di bidang keilmuan/diskusi ilmiah melalui media online via google hangout/Skype for Business. Sasarannya dari anggota FORMAL dan Umum. Publikasinya bisa juga dengan komunitas lainnya di Indonesia seperti komunitas AKBER (Akademi Berbagi). Waktunya diusulkan pada hari Sabtu ketiga setiap bulan Pukul 14.00 – 15.00 CET/CEST (Waktunya tentatif). Bidang FORCANG bisa meliputi Teknik, Pertanian, Kedokteran Akuntansi & Keuangan, Sosial, Sains, Hukum, Budaya & Bahasa, Hukum, dan Ekonomi. Program ini bekerjasama dengan Divisi Eksternal dan Internal Communication untuk publikasinya. Untuk pembicara, apabila ada teman-teman FORMAL yang berkenan, akan disebar Google Form.
  • FORCUS merupakan belajar bahasa Jerman bersama. Sasarannya untuk anggota FORMAL. Waktunya 2 minggu sekali, setiap hari Jum’at. Ada 20x kegiatan FORCUS, dengan satu admin yang memonitor diskusi.
  • Pembahasan AD ART: terdapat beberapa pasal yang sekiranya perlu penyempurnaan dan penjelasan serta terdapat beberapa pasal yang perlu dihilangkan karena dianggap memiliki kesamaan makna dengan pasal diatasnya. Akan dibentuk tim adhoc yang akan membahas dan membuat draft AD ART penyempurnaan yang akan diajukan di Muktamar FORMAL Jerman 2017.
  • Tindak lanjut: Rancangan program kerja dan timeline akan diserahkan ke DPW untuk disahkan menjadi program kerja Formal Jerman 2016-2017.

img_8235

 

Kemudian untuk agenda pada tanggal 9 Oktober 2016 yaitu kunjungan ke Old Town Heidelberg. Perjalanan dilakukan selama 1,5 jam menggunakan kereta regional Stuttgart-Heidelberg. Agenda pertama dimulai dengan mengunjungi Schwetzingen Schloss di Schwetzingen kemudian dilanjutkan ke Heidelberg Schlossbeleuchtung.

img_8302
img_8491

FORMAL Jerman 2016-2017

Di periode ketiga ini, kepengurusan FORMAL Jerman memiliki slogan ´´ Semangat Bersama, Setahun Berkarya´´ dan berikut adalah laskar kepengurusannya.

SUSUNAN PENGURUS FORMAL 2016/2017

Koordinator : Andri Mubarak

Wakil Koordinator : Branindityo Nugroho

Sekretaris: Kasih Ditaningtyas Sari Pratiwi

Bendahara : Hashlin Pascananda Utami

Divisi Internal: Karlina Denistia, Nyityasmono Tri Nugroho

Subdivisi Database: Akhmad Kunio Pratopo

Subdivisi Pelayanan : Muhammad Aulia Alwan, Raynald Daniel Finantar

Subdivisi Internal Communication: Ridzky Anis Advent Yuda,

Subdivisi Internal Bonding: Rizky Pratama Adhi

Divisi Eksternal :  Oktiani Putri, Galuh Ainur Rohmah

Subdivisi Media : Raisatun Nisa, Standy Christianto

Subdivisi Nasi Padang:  M Ardiansyah, Hardani Maulana. Diah Ayu

Divisi Pendidikan : Gabriela Aristia

Subdivisi Formal Berbincang (Forcang): Rima Faiqoh Augustine, Maulana Arifin, Andhika Bintang Mahardhika

Subdivisi Deutsch Lernen (Forcus): Sabhrina Gita Aninta, Miftahussurur Hamidi Putra

Komitmen kami adalah berkarya bersama demi menjalankan visi misi FORMAL Jerman. Sebagai perwujudannya, program kerja kepengurusan periode ketiga ini selama satu tahun kedepan akan di publish kemudian.

Mari menjelajah Würzburg!

Würzburg view (Courtesy: trekearth.com)
Würzburg view (Courtesy: trekearth.com)

Herman Hesse, seorang sastrawan Jerman pernah berujar, ”If I could choose my place of birth, I would consider Würzburg”. Sebuah ungkapan yang pasti akan dimaklumi siapapun yang pernah menjejakkan kakinya di kota kecil ini, termasuk kami yang mengujunginya beberapa waktu lalu.

Terletak di dekat Frankfurt Am Main dan Nürnberg, Würzburg menyuguhkan pemandangan perkebunan anggur sebagai latar belakang kota kecil di tepi aliran sungai Main tersebut. Sebagai bagian dari negara bagian Bavaria, kota seluas 87.6 km persegi ini, memiliki pesona sejarah yang terserak di setiap sisinya.

Würzburg Residence (Courtesy: Wikimedia Commons)
Würzburg Residence
(Courtesy: Wikimedia Commons)

Tak berapa jauh dari Stasiun Utamanya, kita bisa menemui Würzburg Residence, istana yang dahulu diperuntukan sebagai guest house bagi tamu kerajaan lengkap dengan taman yang cantik dan apik. Bagi pecinta karya arsitektur bernuansa Baroque, tempat ini pasti akan memuaskan hati dan mata Anda. Sementara, Istana utama yang dikenal dengan nama Festung Marienberg terletak di atas bukit yang dikelilingi pohon-pohon anggur. Meski cukup jauh, namun Anda tidak perlu khawatir, karena pemerintah kota menyediakan bus yang akan menghantarkan para wisatawan hingga ke gerbang istana.

Festung Marienberg (Courtesy: schloesser.bayern.de)
Festung Marienberg
 (Courtesy: schloesser.bayern.de)

Jalur lain menuju Istana Marienberg yang juga sering ditemput peziarah kota yang menyukai tantangan adalah melewati jembatan tua. Di atas jembatan yang juga merupakan salah satu destinasi wisata Würzburg biasanya para wisatawan menikmati pesona kota, sungai Main sambil meneguk anggur putih yang memang menjadi komoditi unggulan kota ini.

Alte Brücke – The Old Bridge Würzburg (Courtesy: travel.fish)
Alte Brücke – The Old Bridge Würzburg
(Courtesy: travel.fish)

Selain beragam bangunan tua khas Eropa yang sarat sejarah, Würzburg juga menjadi saksi penemuan penting dari ilmuwan ternama yang hingga kini masih digunakan khususnya dalam bidang kedokteran. Ya, hanya sekitar 100 meter dari Stasiun Utama kita akan menemukan laboratorium yang dahulu digunakan Wilhelm C. Rӧntgen untuk beragam eksperimen, termasuk Rontgen yang melegenda itu.

Laboratorium Rӧntgen (Courtesy: Wikimedia.org)
Laboratorium Rӧntgen
(Courtesy: Wikimedia.org)

Demikian ulasan singkat saya tentang kota cantik ini. Banyak hal lain tentang Würzburg yang tidak mampu diwakili oleh tulisan singkat ini. Datangi, jelajahi dan bersiap jatuh hati dengan pesonanya!

 

Kontributor: Vira Agustina, Awardee LPDP Jerman

Muktamar FORMAL Ketiga di Dresden 27-28 Agustus 2016

Pada tanggal 27-28 Agustus 2016 FORMAL Jerman kembali mengadakan acara tahunan muktamar di Dresden dengan agenda yang terdiri dari pemilihan kordinator FORMAL Jerman 2016-2017 dan ajang silaturahim bagi sesama anggota FORMAL Jerman. Kegiatan diadakan di ruang Studentenwerksforum Dresden dan diikuti oleh 27 anggota FORMAL Jerman yang berdomisili di berbagai kota di Jerman.  Dalam AD ART FORMAL Jerman dijelaskan bahwa Muktamar FORMAL merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi di FORMAL Jerman dan diadakan setahun sekali dalam satu tahun kepengurusan.

Proses pemilihan kordinator FORMAL Jerman 2016-2017 diawali dengan proses penjaringan nama bakal calon yang telah dilaksanakan sejak bulan Juli yang memunculkan tiga nama calon koordinator FORMAL Jerman 2016-2017 yaitu Andri Mubarak, Nyityasmono Tri Nugroho dan Ihsan Muchsin. Sebelum dilakukan proses pemilihan maka diadakanlah penyampaian visi misi dan program kerja melalui skype pada tanggal 14 Agustus 2016 yang diikuti oleh 22 anggota FORMAL Jerman.

Selain mengadakan kegiatan serah terima jabatan dari kepengurusan 2015-2016 yang diwakili oleh koordinator FORMAL Jerman 2015-2016 yaitu Fauzan Saputra ke koordinator terpilih, Andri Mubarak, diadakan juga kegiatan seminar bertema kesehatan yang diisi oleh Dokter Yasmon (Nyityasmono Tri Nugroho) yang membahas penyakit AAA dan Mba Zulfa yang membawa topik intrabeam.

 Serah terima jabatan Koordinator Formal 2015-2016 Fauzan Saputra (kiri) kepada Koordinator Formal 2016-2017 Andri Mubarak (kanan)

Serah terima jabatan Koordinator Formal 2015-2016 Fauzan Saputra (kiri) kepada Koordinator Formal 2016-2017 Andri Mubarak (kanan)

 

 

14103021_10210499005536251_7227583007438402469_o

Pemberian plakat pembicara seminar oleh Aji Pratama Rendragraha (kiri) kepada Dokter Yasmon (Nyityasmono Tri Nugroho)

 

Setelah kegiatan seminar, acara yang ditunggu-tunggu adalah tour kota Dresden dimulai dengan mengelilingi altsadt Dresden dan berakhir di tepian sungai Elbe. Kegiatan tour kota Dresden pun berlanjut pada keesokan harinya, seluruh anggota FORMAL Jerman pun mengunjungi salah satu ikon-nya Dresden yaitu Bastei pada pagi hari minggu.

14117893_10210382894833769_5945510310545809566_n

14191963_10205888355601719_306773672355474331_n

14199740_10205846478954829_5594839856256850138_n

Keluarga Besar FORMAL  di Muktamar Dresden 27-28 Agustus 2016

 

Terimakasih banyak kepada seluruh teman-teman Dresden yang telah membantu menyukseskan acara muktamar kali ini, yaitu Mas Aji, Mas Fakhri, Mas Fatah, Mba Santi, Mas Ubed. Terimakasih juga kepada kepengurusan FORMAL Jerman 2015-2016 dan selamat bekerja kepada kepengurusan yang baru. Sampai bertemu di Muktamar FORMAL Jerman 2017.

TAK BISA PINDAH KE LAIN HATI: LOA DARI UNI HEIDELBERG

Walaupun harus menunggu jeda yang cukup panjang, mengingat saya telah dinyatakan menjadi penerima Beasiswa LPDP sejak Juni 2015, saya tidak menyesali keberangkatan pada September 2016 ini. Bagi beberapa saudara dan teman saya, keberangkatan seharusnya masih terkejar untuk mulai studi pada Oktober 2015 dengan mengambil program studi di universitas-universitas di UK. Namun demikian, sejak awal saya mendaftar beasiswa, saya telah memutuskan untuk memilih Universität Heidelberg sebagai universitas tujuan studi.uni-heidelberg

Gambar. Mannheim Medical Faculty, Heidelberg University, dokumentasi pribadi

Saya memilih program studi Biomedical Engineering di Department of Radiation Oncology, Medical Faculty Mannheim, Universität Heidelberg. Program ini benar-benar yang saya inginkan mengingat kurikulum yang sangat sesuai dengan konsentrasi selama S1. Kuliah di Jerman juga menguntungkan dari segi pembiayaan studi karena untuk program internasional pun terhitung lebih murah daripada kuliah di UK misalnya. Sebagai perbandingan, tuition fee program saya sebesar EUR 2,050/semester atau EUR 8,200 selama studi, sedangkan untuk program yang sama di UCL menghabiskan biaya sebesar GBP 23,020 (± EUR 27,000 ) Full Time selama 1 tahun. Ya, walaupun saya dapat beasiswa dan tidak perlu memikirkan uang SPP, tapi saya memikirkan berapa banyak orang lain yang bisa diberikan beasiswa dengan penghematan sebesar ini.

 

Dalam perjalanan setahun masa pencarian LoA, banyak pihak memberi saran (dan desakan :D) untuk segera memulai studi dan mendaftar beberapa program lain sebagai cadangan. Saya mendaftar paling tidak 3 program, yaitu program studi Medical Physics, McGill University (Kanada), Physics  di Faculty of Physics and Astronomy, Universität Heidelberg dan Biomedical Engineering, Medical Faculty Mannheim, Universität Heidelberg. Deadline 2 program pertama bersamaan, yaitu 15 Januari 2016, sedangkan program ketiga, deadline pada 15 April 2016.

 

Secara umum syarat yang diminta untuk ketiga program tersebut dapat dirangkum dalam tabel berikut:

 

Checklist dokumen Medical Physics

McGill University

(September 2016)

Physics

Uni Heidelberg

(April 2016)

Biomedical Engineering

Uni Heidelberg

(September 2016)

Fotokopi ijazah dan terjemahan yang dilegalisir
Fotokopi transkrip dan terjemahan yang dilegalisir
Motivation Letter
Recommendation letter (2)
CV
Formulir pendaftaran
IELTS min. 6.5 (overall), no less than 6 (each)
Proof of Financial Support
School leaving certificate (Ijazah SMA, fotokopi ijazah dan terjemahan yang dilegalisir)
Keterangan [Online Application]

Biaya pendaftaran: CAD 107.39

Pengiriman IELTS:

Rp 350.000

 

 

[Offline Application]

Biaya pendaftaran:

Pengiriman dokumen:

USD 24.30

 

[Offline Application]

Biaya pendaftaran:

Pengiriman dokumen:

USD 24.30

Pengiriman IELTS:

Rp 350.000

 

 

Persiapan Dokumen

Semua dokumen yang diminta saya siapkan dengan sebaik-baiknya, termasuk dengan meminta bantuan teman untuk proofread motivation letter dan CV. Dua dokumen ini penting karena merupakan variabel yang masih dapat kita sempurnakan. Sebagai tips, carilah template CV dan panduan penulisan konten pada motivation letter yang berlaku umum bagi universitas atau negara tujuan studi. Untuk surat rekomendasi, mintalah kepada dosen yang mengenal kita dengan baik, bisa itu dosen mata kuliah, dosen pembimbing akademik, atau dosen pembimbing skripsi. Bagus juga untuk meminta surat rekomendasi dari atasan di lembaga penelitian tempat kita pernah magang atau bekerja. Dokumen lainnya yaitu formulir pendaftaran dan bukti finansial itu adalah hal administratif yang mudah didapat. Selebihnya, ijazah, transkrip, dan sertifikat bahasa adalah dokumen yang sudah jadi dan tidak dapat diubah lagi, kecuali mau mengulang tes lagi misalnya.

 

Catatan: Biasanya dalam sebuah halaman informasi mengenai pendaftaran, terdapat Admission Regulation yang mengatur mengenai sistem penilaian dan pemeringkatan pada proses penerimaan. Dengan mengetahui regulasi ini, kita dapat lebih meningkatkan kualitas dokumen yang kita kirimkan sekaligus mengetahui peluang kelulusan kita dalam program tersebut.

 

Online Application

Untuk dapat submit seluruh dokumen, kita harus memenuhi syarat pembayaran application fee, biasanya dengan memberikan informasi kartu kredit. Selebihnya pengiriman dilakukan secara mudah dengan cara mengunggah dokumen dan mengisi kolom-kolom pertanyaan data diri kita. Sistem ini memungkinkan kita untuk menyelesaikan aplikasi sampai menit-menit terakhir pada tanggal deadline yang menyesuaikan waktu setempat.

Untuk IELTS, sebenarnya sistem online ini lebih memudahkan karena kita hanya perlu meminta test center kita untuk mengirimkan secara elektronik. Dalam kasus saya, program studi di McGill tersebut belum masuk daftar  test center saya sehingga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengiriman.

 

Offline Application

Maksud dari offline application adalah pengiriman dokumen dalam bentuk fisik. Untuk keperluan ini, saya mempercayakan kepada Pos EMS. Saya pengalaman 3 kali mengirimkan dokumen (ke Kota Mannheim dan Kota Heidelberg), semuanya hanya membutuhkan 4 hari untuk sampai. Biaya yang diperlukan untuk pengiriman dihitung per negara, yaitu sebesar USD 24.30 ke Jerman untuk dokumen dengan berat maksimal 250 gram. Tarif paling update dapat dicek di sini (http://ems.posindonesia.co.id/tarifems.html). Tak lupa mengirimkan sertifikat IELTS yang tidak bisa dikirim berbarengan dengan dokumen yang lain karena duplikat sertifikat IELTS hanya bisa dikirimkan oleh test center kita. Alamat yang dituju disesuaikan dengan alamat program studi masing-masing mengingat Uni Heidelberg memiliki fakultas yang terletak di kota lain, misalnya kampusku di Kota Mannheim.

 

Pengumuman: Habis Gelap Terbitlah Terang

Sekitar bulan Maret-April, pengumuman dari McGill dan Physics Heidelberg datang hampir bersamaan. McGill menolak aplikasi saya dengan alasan aplikan yang banyak dan sangat kompetitif. Tak berselang berapa lama, surat dari International Office Uni Heidelberg pun datang yang berisi penolakan yang sama, kali ini dengan alasan mata kuliah yang diambil di S1 belum memenuhi 50% mata kuliah yang dipersyaratkan untuk ambil master di sana. Belajar dari pengalaman ini, saya menyempurnakan dokumen saya terutama motivation letter, harus benar-benar disesuaikan dengan program yang dituju. Kali ini saya memang jauh lebih optimis karena track record studi dan pengalaman penelitian sebelumnya sejalan dengan program studi ini. Akhirnya, sekitar minggu kedua bulan Mei, saya mendapatkan notifikasi via email mengenai kelulusan saya, bersambung pengiriman lembar LoA ke alamat saya sebulan setelahnya.

 

Dari pengalaman ini, saya menyadari bahwa intuisi kita selalu menuntun pada hal yang benar. Hanya saja, terkadang kita mempunyai keraguan dan menyebabkan ketidakefektifan tenaga, pikiran, dana, bahkan emosi. Namun demikian, proses trial dan error ini bermanfaat juga dan patut dicoba sebagai ajang latihan sebelum ujian yang sebenarnya (admission program studi yang diprioritaskan). Jangan takut ditolak karena adanya penolakan tidak selalu berarti kita tidak mampu, melainkan menjadi arahan menuju posisi yang paling sesuai untuk kita.

 

Penulis:

Sita Gandes Pinasti, PK 38

5 Hal yang Perlu Kamu Tahu tentang LDR Jerman-Indonesia

 

Buat kamu yang akan melanjutkan studi di Jerman dan punya pacar di Indonesia dan harus berpisah sementara waktu studi, rasa galaunya itu bagaikan galau ngga bakal ketemu pacar selamaaaaa banget alias relationsick. Biasanya, kemana-mana bareng, tiap hari ketemu, dan kangen tinggal datang ke rumahnya. Namun apalah daya, jarak dan waktu akan memisahkan hubungan ini untuk sementara.

 

Artikel ini akan membahas mengenai 5 common knowledge yang biasanya terjadi antara pasangan Long Distance Relationship (LDR) a.k.a. pacaran jarak jauh Jerman-Indonesia. LDR disini dalam konteks umum ya.. bisa sama keluarga, bisa sama pacar, bisa sama gebetan, asalkan jangan sama istri atau suami orang #okesip.

 

  1. Waktu Indonesia lebih cepat 5 jam dibanding Jerman

Time(source: https://theintentionalexpat.files.wordpress.com/2014/09

/jetlagapps_com_timezone_clocks_shutterstock_24754498_72dpi_komprimiert.jpg)

 

Lima jam meeeennnn selisihnya… “you say good morning when it’s midnight..” #backsound lagu Simple Plan-Jetlag. Kalau winter, selisihnya jadi 6 jam. Yak, hari pertama saat resmi masuk winter, pemerintah Jerman akan memundurkan jam dari jam 1 dini hari ke jam 00.00 dan terciptalah beda waktu 6 jam antara Jerman-Indonesia. Aplikasi world clock di android sangat membantu untuk kita bisa tahu the exact time across the countries. Dan harap maklum kalau pasangan kamu yang di Jerman baru bales ucapan “selamat pagi” kamu sekitar jam 10 pagi waktu Indonesia. Bukannya “Basik! Madingnya udah terbit!” tapi memang matahari baru terbit jam segitu (berarti kan jam 5 pagi waktu Jerman). Saat winter, bahkan, jam 8 pagi waktu Jerman masih bisa sholat subuh. Ohiya, komunikasi sama pasangan di awal-awal masa settle di Jerman juga akan sedikit terkendala soalnya kami akan ribet dengan urusan ini itu yang rempongnya ngelebihin persiapan kelahiran bayi tetangga.

 

Begini gambaran settle di Jerman: http://lpdp-jerman.org/tinggal-di-jerman-awalilah-dengan-burgeramt-langkah-awal-kedatangan-di-kota-tujuan/

 

  1. Waktu efektif kerja di Jerman adalah dari jam 10-17 (waktu Jerman)

Work(source: http://realita.co/photos/bigs/20151127082748Ilustrasibekerja.jpg)

Orang-orang di Jerman sangattt produktif. Saat kerja, mereka ngga pegang HP sama sekali. Mental efektifitasnya tinggi banget nget nget. Saat jam kerja mereka kerja, saat lunch mereka lunch sambil ngobrol, trus balik kerja lagi, dan saat kerja mereka ngga akan ngobrol apalagi ngorok. Lepas jam kerja, mereka ngga akan mau sentuh kerjaan. Nah, kadang kami ikut terbawa ritme kerja mereka. Jadi selama kerja, kami jarang pegang dan cek HP. Bisa cek HP ya saat jam makan siang atau selesai kerja, which is jam 13 dan 17 waktu Jerman, atau jam 18 dan 22 waktu Indonesia.

 

  1. Kangen masakan Indonesia

Food(source: https://www.pegipegi.com/travel/wp-content/uploads/2015/12/543defb8b5718.jpg)

Benar kata orang bahwa ketika kami jauh dari Indonesia, kami akan secara kondisi dipaksa untuk bisa memasak. Kami punya lidah Asia yang sukanya sama makanan yang banyak bumbu sedangkan disini makanan cuma ada daging, keju, sereal, pasta, pizza, yoghurt, salad, buah, dan makanan-makanan simple lainnya. Pilihannya kalo kangen masakan Indonesia yaaa harus bisa masak atau beli di rumah makan. Uwuwuwwuwuwuw syedih yah. Rumah makan Indonesia yang ada di Jerman ngga tersebar di semua kota; misalnya di Tuebingen engga ada rumah makan Indonesia.

 

Ini salah satu info kuliner Indonesia di Jerman: http://lpdp-jerman.org/pelajar-indonesia-perkenalkan-tempe-mendoan-di-culinaria-festo-jerman/

 

Jadi buat kamu yang pacarnya baru study di Jerman, ketika posting makanan-makanan Indonesia ke pacar kamu itu pilihannya ada 2: either pacar kamu akan seneng karna kamu udah makan dan ngga perlu tanya “udah makan apa belum” atau pacar kamu akan galau dan bilang “deportasi aja akuh, pehlisssss”…

 

  1. Jerman is not a colokan-friendly-country

plugs(source: http://www.pubinfo.id/foto_beritaumum/49charge_HP.jpg)

Di Indonesia, aku tidak pernah punya power bank -punyanya cuma power point­ plus dulu suka nonton power rangers- dan tidak pernah khawatir hapeku akan habis batere kala beraktifitas sehari-hari karena colokan di Indonesia itu bertebaran dimana-mana kaya oksigen. Bahkan di stasiun atau bandara aja ada free charging area. Di Jerman, kalau batre hp habis, wah, lillahitaala wassalam ngga bakalan bisa dikontak for the rest of the day kecuali kami nemu colokan di restoran atau ada orang baik ngasih hape baru ke kami secara gratis. Jadi, ada baiknya ngabarin keluarga atau pasangan ketika batre udah kritis dan kasih estimasi waktu kapan bisa dikontak.

 

  1. WIFI gratis is so wow difficult to find

Coffee(sumber: http://i01.i.aliimg.com/img/pb/333/339/664/664339333_685.jpg)

Selain colokan dan pokemon yang level cp nya di atas 1300, ternyata wifi gratisan juga susah banget nemunya di Jerman ini. Selama aku berada di Jerman, free wifi yang bisa aku dapet cuma ada 4 tempat: kampus, rumah, kampus temen, sama rumah temen. Ohiya, parahnya lagi, entah kenapa kalau kami baru ada di dalem toko maka otomatis kekuatan sinyal berkurang drastis. Entah guna-guna apa yang dipasang oleh pemilik toko di Jerman ini, but that case mostly happens. How to deal with that adalah bahwa ketika kami masuk ke pertokoan, again, kami akan ngabarin bahwa susah sinyal dan minim akses wifi. Terlebih lagi buat yang kangennya butuh tatap muka, kalau mau skype atau FaceTime kudu di rumah atau dorm karena kalau di kampus atau kantor buat pacaran… malu sama teman kantor euy…

 

Jadi begitulah kira-kira hal-hal yang perlu kamu tahu tentang LDR Jerman-Indonesia. Tulisan ini aku buat untuk menjadi obat kuat bagi para pejuang LDR lintas negara dan lintas zona waktu. Tujuan utamanya adalah untuk mengatakan bahwa komunikasi Jerman-Indonesia tidak akan selancar kala belum LDR. Dan, LDR berarti Lekat Dengan Rindu. Maksudnya… rindu siap melanda kapan aja di mana aja tanpa kenal situasi dan kondisi. Karena dia melekat, nikmati aja keberadaanya. Ibarat tahi lalat, emang adanya disitu ya diterima aja.  Salam pejuang LDR! 😀

 

Penulis:

Karlina Denistia

Ph.D. candidate in Quantitative Linguistics Department,

Eberhard Karls Universitaet Tuebingen.

Email: karlinalovesyellow@yahoo.com

Memilih Kuliah Jenjang Master di Pusat Penelitian Stem Cell, TU Dresden, Jerman

 

Hallo teman-teman se-bangsa dan se-tanah air, semoga kawan semua selalu dalam keadaan sehat. Alhamdulillah saya diberikan kesempatan oleh FORMAL Jerman untuk membagikan pengalaman mengenai proses pendaftaran di Technische Universitat Dresden Jerman. Semoga tulisan saya ini dapat bermanfaat bagi teman-teman semua yang penasaran bagaimana sih caranya agar dapat diterima di Uni Jerman pada umumnya, dan di TU Dresden secara khususnya. Oke langsung aja saya berbagi bagaimana lika-liku saya mulai dari mencari, mendaftar hingga akhirnya keterima di kampus pujaan hati. Ceileeehhh……

 

Oiya saya lupa belum kenalan, ….maaf..maaf…hehehehe……….

Saya Ridzky Anis Advent Yuda, Awardee LPDP PK-54, entah sekarang terakhir sampai PK berapa awardee LPDP yang terakhir, yang jelas saya termasuk awardee gelombang seleksi tahun lalu lho (Red 2015) wkwkwkkwkw

 

Saya berencana mengambil studi program master di bidang stem sel dan kedokteran regeneratif (Stem Cell and Regenerative Medicine) berdasarkan pengalaman penelitian selama saya bekerja, dan saya memutuskan untuk kedepannya berniat membangun Indonesia dari bidang Biomedis, khususnya untuk mengembangkan stem sel untuk terapi penyakit-penyakit terkait penuaan dan metabolik. Sejujurnya mendaftar di kampus Jerman ini bukanlah tujuan pertama saya kali, karena saya malas belajar bahasa jerman (ini rahasia lho, jangan bilang mak sama bapak saya yah hahahaha)).

Well, firstly saya hanya melirik Inggris sebagai negara tujuan studi. Banyak kampus di Inggris yang menawarkan program master di bidang tersebut, dan saya apply ke Newcastle University sebelum mendaftar seleksi beasiswa LPDP gelombang 4 tahun 2015 lalu. Alhamdulillah saya mendapatkan offer, atau istilah lainnya dengan LoA conditional di bulan November, (jadi keinget lagu November Rain xiixixix). Berbekal conditional offer dari Newcastle University, saya mendaftar beasiswa LPDP dan alhamdulillah atas izin Allah SWT saya mendapat kesempatan berharga ini.

Mempunyai LoA dari NCL dan diterima LPDP sebuah keberuntungan bagi saya, namun yahhh namanya manusia, kadang tak ada puasnya hehehe, saya masih kurang sreg (kurang mantab) dengan NCL ini karena saya hanya kuliah dalam satu tahun, padahal berdasarkan melakukan penelitian, setahun belajar stem sel dan meneliti hingga dapat menghasilkan karya publikasi, adalah sesuatu yang cukup berat bagi saya, takut kurang matang gitu. Yah akhirnya saya putuskan lanjut melamar ke kampus lain, yaitu TUD. Di TUD ini jatuh cinta dengan program MSc Regenerative Biology and Medicine (RegBioMed), sama seperti program studi sebelumnya di Newcastle yaitu Mres Stem Cells and Regenerative Medicine. Dan lebih beruntung lagi, RegBioMed perkuliahannya berbahasa Inggris. Kenapa bisa saya jatuh cinta, hanya Allah dan saya saja yang tahu, yah mirip-mirip kenapa saya bisa suka sama seorang gadis hehehe. Tapi hal yang paling saya cari selama ini semuanya ada di TUD. Mulai dari mata kuliah yang lebih banyak menawarkan eksperimen di lab, dan kesempatan melakukan rotasi penelitian di lembaga seperti Max-Planck Institute of Molecular Cell Biology and Genetics, DFG-Center for Regenerative Therapy, dan Universitat Klinikum Carl Gustav Carrus, merupakan daya tarik yang tidak ada di NCL.

Proses mendaftar di program RegBioMed, terasa cukup panjang, karena periode seleksi hingga pengumuman lumayan lama, dan sedikit rumitnya proses pendaftaran, namun semuanya Alhamdulillah satu persatu dapat terselesaikan dengan tuntas.  Saya mengirimkan aplikasi pada tanggal 24 Mei 2016, ketika saya telah mendapatkan skor IELTS di bulan Mei akhir, mendekati deadline pendaftaran tanggal 31 Mei 2016 (Selang seminggu sebelum penutupan registrasi). Dalam berkas yang diminta BIOTEC/CRTD yang tertulis di websitenya sbb;

https://www.crt-dresden.de/teaching/master-regbiomed/organization/

http://www.biotec.tu-dresden.de/teaching/masters-courses/regenerative-biology-and-medicine.html

Untuk mendaftar di TUD, saya harus mempersiapkan beberapa essay termasuk motivation letter, description of research experiences, research interests.

  • Motivation letter tersebut saya tuliskan terkait aspirasi saya mengapa memilih CRTD sebagai tempat belajar stem sel dan manfaat apa yang bisa saya kembangkan dan berikan pasca studi, serta deskripsi singkat karir penelitian apa yang saya ingin lakukan.
  • Essay yang kedua adalah deskripsi pengalaman penelitian saya. Pada essay tersebut saya ceritakan secara ringkas tentang pengalaman penelitian yang relevan, termasuk pengalaman membantu pengamatan mikroskopi fluoresen pada stem sel hasil transplantasi ketika menjadi asisten dan teknisi penelitian di Universitas Airlangga. Sedikit atau banyak, besar atau kecil peranan dalam membantu penelitian beberapa mahasiswa S3 di Unair, alhamdulillah sangat bermanfaat sebagai bahan pertimbangan saya diterima di RegBioMed. Jadi teman-teman jangan khawatir, ceritakan saja pengalaman penelitian relevan yang pernah kalian kerjakan untuk menambah peluang diterima di sebuah program studi.
  • Essay terakhir yang juga harus saya tulis adalah deskripsi research interests. Ini seperti halnya kita menulis tema penelitian apa yang kita minati. Untuk menulis essay research interests, sebenarnya sudah saya persiapkan sejak lama dengan mempelajari bidang stem sel dari berbagai publikasi jurnal internasional, khususnya dari Nature dan Elsevier. Sejak 2 tahun lalu saya rutin mempelajari penelitian dari jurnal-jurnal tersebut, sehingga saya mendapatkan sedikit gambaran mengenai perkembangan riset terbaru, dan permasalahan ilmiah apa saja yang belum terpecahkan selama ini. Disamping itu, saya juga menceritakan beberapa grup research di CRTD yang temanya nge-link dengan minat saya.

Semua essay yang saya ceritakan di atas semuanya harus ditulis ringkas tidak lebih dari 350 kata saja. Tips saya, pahami persyaratan essay yang diminta antara lain jumlah maksimal kata, dan kalau ada pertanyaan, essay tersebut harus menjawab pertanyaan yang ditanyakan. Tips kedua adalah jangan keburu-buru kirim essaynya ya teman-teman, semuanya harus dikoreksi, dikritisi, dan direvisi agar essay kita jadi singkat, padat, jelas, dan terpercaya (hehehhe).

Setelah semua essay saya selesaikan, saya upload berkas-berkas yang diminta termasuk sertifikat IELTS, scan original dan foto-kopi ijazah SMA serta translate-annya yang dilegalisir, scan original dan foto-kopi ijazah S1 serta translate-annya yang dilegalisir, scan original dan foto-kopi transkrip serta translate-annya yang dilegalisir, CV, dua surat rekomendasi dari dosen. Seluruh file scan pdf di upload di poRidzky Anisrtal aplikasi BIOTEC/CRTD.

Tahap selanjutnya belumlah selesai sampai di sini. Mayoritas kampus di Jerman meminta kita mengirim berkas-berkas foto kopian tadi ke alamat pos mereka guna keperluan verifikasi, hal ini berlaku juga di TUD. Nah untuk keperluan tersebut, saya kirimkan berkas komplit yang diminta, disertai beberapa sertifikat medali emas olimpiade nasional MIPA dan bukti sertifikat pernah dapat dana penelitian dari Toray Sciences Foundation (tidak wajib tapi siapa tahu cukup penting untuk bahan pertimbangan). Pengiriman saya lakukan dengan menggunakan jasa PT Pos Indonesia dengan tipe layanan EMS. Untuk mengirim dokumen yang beratnya kurang dari 300 gram, saya harus membayar sekitar 365 ribu rupiah, cukup murah dibandingkan jasa kurir partikelir lainnya, dan itung-itung buat berdayakan BUMN kita. Tanggal 24 berkas dikirim, dan tepat pada tanggal 31 saya mendapat konfirmasi dari panitia seleksi bahwa dokumen fisik saya telah diterima, beserta aplikasi online.

Selesai mengirim berkas, saatnya usaha yang dapat dilakukan hanyalah berdoa dan berharap kepada Sang Pencipta, karena tidak ada cara lain yang dapat kita lakukan. Karena saya sering ‘kepoin’ research center tempat kuliah RegBioMed, serta para profesor-profesornya, saya tiap hari kirimin Al-Fatihah kepada mereka. Semoga dengan saya kirimin doa, hati mereka dapat tergetar, dan melihat aplikasi saya seperti melihat harta karun emas (ngayal aja wkwkwkw). Entah kenapa, rasa yang saya rasakan dalam melamar di TUD ini lebih menegangkan dibandingkan ketika melamar di NCL. Setiap hari saya doain dan minta restu kedua orang tua untuk didoakan. Alhamdulillah, pada tanggal 1 Juli selepas buka puasa, waktu itu lagi buka puasa di sekitaran Sidoarjo, saya menerima sebuah email, dan ketika dibuka email tersebut mengabarkan bahwa aplikasi saya lolos seleksi. Setelah menunggu hampir 20 hari, akhirnya surat penerimaan dari kampus TUD (Zulassungbescheinigung atau LoA) telah saya terima. Tinggal saatnya mengurus beberapa hal administrasi terkait visa.

Email konfirmasi dari panitia seleksi MSc RegBioMed

 

Sekian teman-teman tulisan saya, mohon doanya semoga perjalanan studi saya di Jerman lancar dan sukses, dan semoga kawan semuanya dapat mengambil manfaat dari cerita saya, tetap semangat dalam berjuang, jangan takut gagal ya, kalau gagal harus cepetan bangkit, kalau berhasil disyukuri yah. Cukup sekian, salam takzim dari saya.

Good luck for your Application!!!!!!!!

 

Ridzky Anis Advent Yuda

Candidate Master of Regenerative Biology and Medicine

Technische Universitat Dresden, Awardee LPDP PK-54