Prosedur untuk memperoleh Unconditional Letter of Acceptance (LoA) S3 di RWTH-Aachen

 

Beberapa hari yang lalu ada pertanyaan dari teman yang masuk ke inbox fb saya tentang bagaimana mendapatkan Unconditional Letter of Acceptance (LoA) dari RWTH-Aachen. Katanya, info yang diperoleh dari postingan saya sebelumnya masih belum jelas cara mendapatkan LoA unconditional tersebut. Benar, postingan tersebut lebih difokuskan pada langkah awal bagaimana mendapatkan persetujuan profesor sebagai pembimbing doktoral dalam bentuk offer letter. Dan kemaren ada teman juga yang datang ke Aachen dengan hanya bermodalkan offer letter dari profesor untuk mendaftar ulang (enrolment) sebagai mahasiswa doktor di RWTH-Aachen. Tentu saja pihak kampus (Admission Office) meminta teman saya ini untuk mengisi formulir yang sebenarnya bisa dilakukan secara online dan tidak harus datang ke Aachen. Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bisa mendapatkan LoA Unconditional dari pihak kampus, mengingat pengalaman saya butuh waktu kurang lebih 2 bulan sampai terbit LoA tersebut. Nah, agar di kemudian hari tidak terjadi „kesalahan“ dalam memaknai LoA ini, sedikit saya tulis pengalaman saya bagaimana mendapatkan LoA unconditional bermodalkan offer letter dari profesor.

LoA, merupakan bukti (surat keterangan) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan layak sebagai calon mahasiswa pada sebuah program studi (di kampus Jerman biasanya disebut Institut) secara akademik. Berbeda dengan Offer Letter (ada juga yang menyebutnya Invitation Letter), LoA ini dikeluarkan oleh pihak kampus kepada calon mahasiswa yang telah melakukan pendaftaran secara online dan mengirimkan berkas-berkas yang berhubungan dengan akademik seperti ijazah dan transkrip nilai, sertifikat IELTS/TOEFL yang masih berlaku, dan lain-lain. LoA ada yang masih bersifat “bersyarat” (conditional) dan ada yang sudah “tidak bersyarat” (unconditional). Kondisi bersyarat biasanya karena ada salah satu persyaratan pendaftaran (atau lebih) yang belum terpenuhi seperti nilai IELTS/TOEFL. Beberapa penyandang dana (sponsor) biasanya lebih mengutamakan calon penerima beasiswa yang sudah memiliki Unconditional LoA karena ini artinya calon mahasiswa tersebut sudah memastikan satu “kursi” di kampus yang dituju sehingga proses kuliah dapat dilaksanakan sesegera mungkin.

 

Seperti halnya kampus/universitas yang lain, ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mendapatkan satu “kursi” di program doktoral RWTH-Aachen, yaitu :

  1. Mendaftar secara online

Sama halnya dengan mahasiswa S1 dan S2 lainnya, langkah awalnya adalah melakukan pendaftaran secara online di website :

https://zul-a.campus.rwth-aachen.de/Default.aspx?imma=einl

Setelah selesai mengisi data pada pendaftaran online di atas, pada tahap akhir ada formulir pendaftaran (application form) yang telah terisi sesuai dengan data yang dimasukkan sebelumnya dan nomor pendaftaran (application number). Silahkan mencetak formulir tersebut. Nomor pendaftaran ini dibutuhkan pada saat menghubungi pihak International Office baik melalui email ataupun via telp untuk menanyakan status pendaftaran.

  1. Mengirimkan dokumen melalui pos

Sesuai dengan arahan yang tertera pada saat mendatar online, beberapa dokumen berikut harus dikirimkan melalui pos.

  • Formulir pendaftaran yang sudah diisi dan dibubuhi tanda tangan pendaftar.
  • Invitation Letter (Offer Letter) dari Profesor.
  • Formulir yang menyatakan profesor bersedia menjadi pembimbing (“Betreuungsbestätigung Promotion”). Contoh formulir seperti ini(Formulir ini juga menyatakan bahwa tidak ada kendala dengan persyaratan bahasa karena untuk mendapatkannya harus mengirimkan sertifikat IELTS/TOEFL ke pihak International Office.)
  • Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae). Sebaiknya menggunakan template dari http://europass.cedefop.europa.eu/en/home
  • Fotokopi tranksrip dan ijazah S1 dan S2 yang telah dilegalisir.
  • Fotokopi transkrip dan ijazah S1 dan S2 dalam bahasa Inggris atau bahasa Jerman. Transkrip dan ijazah dalam bahasa Inggris yang dikeluarkan secara resmi oleh kampus-kampus di Indonesia bisa digunakan sehingga tidak perlu mengalihbahasakan ke jasa translator.

Seluruh dokumen tersebut dikirimkan ke alamat:

“International Office der RWTH-Aachen. Abt. 2.1 – Zulassung.

Templergraben 57, 52062 Aachen, Germany”

 

  1. Menunggu informasi dari pihak International Office kampus tentang kelulusan pendaftaran kita.

Untuk kasus saya, karena waktu yang sangat sempit untuk mengikuti wawancara beasiswa, saya menghubungi petugas International Office melalui surat elektronik (email) mengenai status pendaftaran. Saya jelaskan kondisi saya saat itu bahwa saya butuh Unconditional LoA dari RWTH-Aachen untuk mengikuti wawancara beasiswa dari pemerintah Indonesia dan saya belum bisa mengirimkan dokumen melalui pos karena akan membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke Aachen. Setelah diskusi dan mengirimkan soft copy semua berkas-berkas yang dibutuhkan, Alhamdulillah pihak kampus bersedia mengeluarkan Unconditional LoA dan mengirimkan salinannya ke email saya.

Lampiran LoA unconditional saya dapat dilihat di sini.

Poin dari tulisan ini adalah bahwa untuk mendapatkan Unconditional LoA Doktor (S3) setelah mendapatkan offer letter dari profesor di RWTH-Aachen tidak terlalu sulit asalkan mengetahui prosedurnya. Dan jangan malu untuk bertanya ke profesor ataupun pihak International Office kampus mengenai hal-hal yang memang belum jelas saat melakukan pendaftaran. Semoga sukses.

 

Kontributor : Dedi Rosa Putra Cupu

Mahasiswa Doktoral, RWTH Aachen University

Kieler Woche, Event Sailing Internasional terbesar

 

Hallo Leute! Salam kenal, namaku Hashlin awardee LPDP yang untuk sementara ini masih berpredikat sebagai awardee ter-utara se-Jerman! 🙂

Saya melanjutkan studi di kota Kiel, sebuah kota pelabuhan yang berbatasan langsung dengan Laut Baltic, yang membatasi negara Jerman dengan negara-negara Scandinavia. Jika teman-teman penasaran dengan Kota Kiel, saya juga sudah pernah menulis artikel tentang Kota Kiel, bisa temen-temen check di link berikut :

http://lpdp-jerman.org/kiel-the-sailing-city-pelarian-musim-panas-semua-orang/.

 

https://youtu.be/ma0YXCFX5zA

 

Kieler Woche (Kiel`s Weeks) adalah sebuah acara tahunan yang sudah diselenggarakan dari tahun 1882. Inti dari seluruh rangkaian acara Kieler Woche ini sendiri sebenarnya adalah kompetisi Sailing internasional yang juga merupakan yang terbesar di dunia. Untuk meramaikan kompetisi internasional tersebut, Kota Kiel juga memanjakan wisatawan dengan berbagai macam stand-stand yang banyak tersebar di spot-spot terkenal di Kota Kiel. Ada banyak panggung musik dengan tema masing-masing. Terdapat juga Pasar Internasional dimana disana kita dapat menemukan berbagai macam jenis makanan dan souvenir khas dari berbaga negara. Masih banyak event-event menarik lainnya yang berlangsung secara pararel di setiap sudut Kota Kiel. Event tersebut berlangsung selama satu minggu. Untuk jadwal event Kieler Woche tahun ini, bisa temen-temen lihat di link berikut :

http://www.kieler-woche.de/programm/index.php.

 

Setiap tahunnya Kieler Woche berhasil mengumpulkan sekitar 5000 orang pelaut yang datang dari berbagai negara, 2000 kapal layar dan 3 juta lebih wisatawan. Jadi pasti kebayang kan gimana rame dan meriahnya? Keseruan Kieler Woche juga bisa temen-temen simak di video diatas 🙂

 

Sampai Jumpa di Kieler Woche tahun depan! 🙂

Pengajuan Visa Studi ke Jerman

Salam kenal. Jika kamu terdampar di artikel ini maka kemungkinan besar kamu sedang mencari referensi mengenai bagaimana mengajukan permohonan visa ke Jerman untuk tujuan studi. Oleh karena itu saya akan mencoba menceritakan pengalaman saya dalam mengajukan permohonan visa ke Jerman dengan bermodalkan informasi yang ada maupun petunjuk dari para pendahulu yang telah sukses melanjutkan studinya di negeri dengan penduduk terbanyak di Uni Eropa ini.

Sebenarnya semua informasi yang dicantumkan di situs resmi Kedutaan Besar Jerman di http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/01_20Visa_20idn/01visastelle/0-visastelle.html sudah cukup lengkap dan terstruktur, namun ada beberapa hal yang dalam praktisnya tidak sama persis pada petunjuk yang tertera di sana. Adapun berdasarkan keterangan yang saya dapat di situs tersebut, utamanya ada dua macam jenis visa yang bisa diajukan yaitu:

  1. Visa Schengen (untuk kunjungan sampai dengan 90 hari)
  2. Visa Nasional (untuk tinggal lebih dari 90 hari)

Sementara tujuan pengajuan visa dibagi menjadi berikut:

  1. Bekerja
  2. Studi
  3. Wisata
  4. Kumpul keluarga (keluarga menyusul orangtua yang bekerja atau studi di Jerman)
  5. Kerja sosial
  6. Kurus/Pelatihan/Seminar

Dari beberapa tujuan tersebut artikel ini akan fokus hanya kepada pengajuan dalam rangka studi yang menggunakan beasiswa LPDP, di mana saya memerlukan visa Nasional karena akan tinggal di Jerman lebih dari 90 hari.

Berdasarkan pengamatan saya, kemungkinan status pengajuan visa dilakukan dalam keadaan berikut ini:

  1. Pergi secara individu saja hingga akhir masa studi
  2. Pergi secara individu namun berencana akan membawa keluarga di waktu mendatang
  3. Pergi sekaligus membawa keluarga

Untuk 3 hal tersebut, pembahasan saya akan hanya pada keadaan nomor satu dan dua yang menurut saya serupa namun hanya berbeda dalam pencantuman data saja. Saya pribadi kebetulan berstatus nomor dua.

pengajuan-visa-background

Hal yang pertama perlu dilakukan adalah mendaftarkan perjanjian visa sesegera mungkin di link yang tertera di halaman http://www.jakarta.diplo.de/Vertretung/jakarta/id/01_20Visa_20idn/01visastelle/terminvergabe.html. Setelah mendaftarkan perjanjian visa maka kamu akan mendapatkan balasan email dari Kedutaan Besar Jerman. Jangan lupa membawa print email konfirmasi perjanjian visa tersebut pada saat datang ke kantor Kedutaan Besar Jerman di wilayah Thamrin. Posisi tepatnya adalah dekat bundaran HI di sebelah Hotel Mandarin, di jalan Thamrin arah menuju Sudirman. Setelah mendaftarkan diri, maka yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan seluruh dokumen persyaratan. Ketentuan persyaratan dokumen terdiri dari persyaratan umum pengajan visa nasional yang dapat dilihat di http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/4332004/Daten/6055897/D_id__Visa_Nasional.pdf dan persyaratan khusus studi yang dapat dilihat di http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/4230636/Daten/5871271/D3_id__Studium.pdf. Catatan tambahan untuk penerima beasiswa lain seperti DAAD, kemungkinan akan ada perbedaan persyaratan yang bisa dilihat di halaman mengenai ketentuan visa studi dengan beasiswa di http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/3453948/Daten/3296643/Merkblatt_fr_Stipendiaten.pdf yang tidak akan saya bahas di sini.

Dari persyaratan umum pengajuan visa nasional maka dokumen yang diperlukan adalah sebagai berikut:

  1. Print email konfirmasi perjanjian visa
  2. Formulir permohonan yang bisa diunduh di http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/3443162/Daten/5220805/antrag_national.pdf

(Contoh pengisian yang saya lakukan bisa dilihat di dokumen ini)

  1. Lembar pernyataan pemeriksaan perjalanan yang bisa diunduh di http://www.jakarta.diplo.de/contentblob/4046772/Daten/5159820/H3__Pemeriksaan__Lembar_perjalanan.pdf

(Pengisian form ini cukup mudah, hanya dengan mengisi cek list dan data mengenai negara mana yang pernah kamu kunjungi dalam dua tahun terakhir.)

  1. Pas foto biometris berukuran 3,5 x 4,5 dengan latar belakang abu-abu muda sebanyak 3 lembar yang contohnya dapat dilihat di https://www.bundesdruckerei.de/sites/default/files/sample_photos_for_id-documents.pdf

(Jangan menempelkan foto di kertas form, cukup lampirkan saja dengan paper klip ataupun dipisahkan di plastik kecil foto. Silahkan persiapkan lebih banyak dari kebutuhan yang ditulis persyaratan karena nantinya hanya akan diambil dua lembar dan sisanya akan dikembalikan.)

  1. Paspor yang masih berlaku setidaknya 1 tahun. Difotokopi halaman yang berisi data diri dan catatan resmi (yang diisi di bagian paling belakang)

(Segera isi lengkap bagian belakang paspor mengenai data diri, kontak yang bisa dihubungi dan ditandatangan. Seringkali saya sendiri pun lupa untuk mengisinya dan saya yakin banyak juga yang tidak pernah mengisi halaman tersebut. Jangan sampai hanya karena tidak lengkap kemudian kamu harus mengisi dan membuat dahulu fotocopy-nya yang pastinya akan memakan waktu yang tidak sebentar.)

  1. Polis asuransi kesehatan yang bisa digantikan dengan asuransi perjalanan selama 90 hari (sesuai masa berlaku visa)

(Saya menggunakan asuransi ACA Superior individu untuk masa 90 hari. Melihat penjelasan dokumen persyaratan umum visa di bagian polis asuransi yang menyatakan bahwa “… maka harus membuat asuransi perjalanan yang berlaku sesuai dengan masa berlaku visa (visa nasional pada umumnya diberikan untuk 90 hari)”, saya menyarankan untuk mengikuti masa berlaku asuransi selama 90 hari meski berdasarkan beberapa pengalaman aplikasi visa dengan asuransi perjalanan di bawah 90 hari ada pula yang tetap disetujui.)

  1. Biaya permohonan sebesar 60 EURO dalam rupiah.

(Yang tidak kalah penting meskipun bukan dokumen adalah menyiapkan biaya administrasi dalam bentuk cash sebesar 60 Euro yang akan disesuaikan pada kurs hari tersebut. Untuk memudahkan silahkan siapkan uang pas agar tidak memerlukan kembalian dari petugas loket. Jika memerlukan di lantai dasar saya melihat ada mesin ATM BCA. Tapi saya menyarankan untuk menyiapkan uang cash tersebut dari sebelum tiba di kedutaan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semisal ATM tidak berfungsi ataupun kosong.)

Sementara tambahan dari persyaratan khusus studi maka dokumen yang diperlukan adalah sebagai berikut:

  1. Daftar riwayat hidup

(Di dokumen persyaratan ada petunjuk berbentuk tabel namun tidak ada format resminya. Yang pasti silahkan gunakan bahasa Jerman atau Inggris. Jika sudah punya cv menurut saya silahkan gunakan yang sudah ada agar tidak memakan waktu untuk menyiapkannya.)

  1. Pembiayaan selama tinggal di Jerman

(Untuk penerima beasiswa LPDP bisa menggunakan LoS (Letter of Sponsorship) yang ditujukan ke Kedutaan Besar Jerman ataupun LoG (Letter of Guarantee). Yang akan diperhatikan adalah rincian pembiayaan yang didapatkan. Bila berencana membawa keluarga seperti kasus saya, maka pastikan bahwa biaya untuk keluarga sudah tercantum di sana. Besar pembiayaan normal pada dasarnya pasti cukup untuk individu, namun untuk kebutuhan keluarga bisa dipastikan lagi dengan mencari info terbaru lewat rekan yang sudah di Jerman ataupun dengan mengirimkan email pertanyaan ke kantor administrasi masing-masing kota (bisa digoogling ke website resmi kota di Jerman). Dengan dokumen ini seharusnya kamu tidak harus mencantumkan bukti rekening bank mana pun.)

  1. Konfirmasi penerimaan dari universitas, jenis-jenis yang mungkin bisa digunakan didetailkan jelas di dokumen persyaratan studi

(Istilah LoA (Letter of Acceptance) atau Admission Letter biasa digunakan untuk dokumen ini. Dapat menggunakan print dari dokumen yang diterima via email (bila perlu menggunakan tinta berwarna agar tanda tangan nya berwarna) ataupun dokumen yang diterima secara langsung via pos.)

Untuk poin-poin berikut ini, di dalam dokumen dinyatakan bahwa hanya diwajibkan bagi calon pelamar studi yang belum memiliki poin nomor 9, namun saya tetap menyertakannya saat mengajukan permohonan visa kemarin.

  1. Ijazah S1 yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dilegalisir
  2. Transkrip nilai S1 yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan dilegalisir
  3. Surat motivasi yang ditandatangan di bagian akhir

(kebutuhan tanda tangan ini tidak dinyatakan di dokumen, namun di kedutaan saya diminta untuk menandatangani surat motivasi saya di bagian akhir. Tidak ada format resmi mengenai surat motivasi, saya sendiri menggunakan surat motivasi yang saya gunakan saat mendaftar ke universitas. Sama seperti daftar riwayat hidup, silahkan gunakan bahasa Jerman atau Inggris.)

Sementara poin-poin berikut adalah yang saya tambahkan (kebetulan juga ditanyakan saat saya hadir di kedutaan untuk mendaftar visa).

  1. Sertifikat bahasa asing (Inggris maupun Jerman jika ada)

(Meskipun tidak dituliskan sebagai persyaratan dan kuliah saya merupakan program dalam bahasa Inggris, saya ditanya mengenai sertifikat bahasa Inggris yang saya jawab dengan fotocopy dokumen IELTS saya (tidak dilegalisir, namun membawa dokumen aslinya). Jadi tidak ada salahnya melampirkan dokumen ini. Apalagi jika sudah punya sertifikat bahasa Jerman juga menurut saya akan lebih baik jika dilampirkan.)

  1. Surat korespondensi dengan pihak penyedia tempat tinggal

(Dokumen ini sebagai bukti bahwa kamu sudah mencari tempat tinggal di kota tujuan meski belum resmi mendapatkan.)

Untuk kesemua dokumen tersebut (selain biaya permohonan tentunya) saya sarankan disiapkan dalam bentuk formulir dua rangkap yang diisi dan ditandatangan serta dokumen lainnya berupa asli (ditunjukkan hanya bila ditanyakan) dan fotocopy dua rangkap, kemudian dikelompokkan menjadi dua kelompok dokumen dengan formulir permohonan di bagian depan. Silahkan gunakan stepler untuk dokumen yang lebih dari 1 lembar (misal surat motivasi terdiri dari dua halaman, fotocopy transkrip nilai, dan lain-lain) namun saya tidak menyarankan untuk menggunakan stepler untuk menggabungkan keseluruhan dokumen dikarenakan petugas loket akan mengatur sendiri dokumen-dokumen tersebut. Silahkan gunakan klip kertas yang mudah dibuka untuk menyatukan kelompok dokumen tersebut. Untuk mempercepat proses, silahkan susun dengan rapih dalam dua kelompok dokumen dengan isi yang sama sebelum diberikan ke petugas loket. Saya sendiri menyiapkan dua rangkap tambahan untuk formulir yang perlu diisi, yaitu formulir permohonan visa dan lembar pernyataan pemeriksaan perjalanan untuk jaga-jaga bila ada kesalahan yang membuat saya harus mengisi ulang.

Agar lebih mudah melakukan pengecekan terakhir sebelum pergi ke kantor Kedutaan Besar Jerman, maka saya buatkan list yang bisa dilihat di bawah ini.

List pengajuan Visa

Bila diperlukan, kabarnya fotocopy, print, berikut internet terdekat bisa ditemukan di Hotel Mandarin yang lokasinya bersebelahan dengan harga yang tidak murah (Internet 75 ribu per setengah jam, print 15 ribu per lembar, dan fotocopy 8 ribu per lembar). Ataupun opsi yang lebih murah kabarnya bisa ditemukan di basement Menara Mandiri di belakang gedung kedutaan. Bila kelengkapan dokumen dianggap kurang, dari informasi yang saya dapat maka pemohon dipersilahkan untuk melengkapinya dan bisa kembali di hari yang sama. Karena itu waktu yang paling strategis untuk mengajukan visa adalah di pagi hari agar sisa waktu yang dimiliki bila ada yang belum lengkap cukup panjang. Tapi semoga cerita melengkapi dokumen ini tidak terjadi kepada kamu ya.

Bila proses penyerahan dokumen sudah dilakukan, maka petugas loket akan memeriksa dan meminta kamu mengkoreksi bila ada yang perlu diperbaiki atau belum diisi dengan ballpoint (hitam ataupun biru tidak masalah). Jadi silahkan bawa ballpoint sendiri untuk memudahkan. Setelah itu kamu akan diminta menandatangan form cetakan dari kedutaan setelah memastikan data-data yang tercantum benar, kemudian menuliskan juga nomor handphone dan alamat email kamu yang bisa dihubungi. Setelah itu paspor kamu akan diserahkan kembali untuk dibawa kembali. Nantinya bila visa sudah selesai maka kamu akan membawa kembali paspor tersebut di kedutaan. Kabar mengenai selesainya visa akan disampaikan via email ataupun telepon dalam jangka waktu 3-8 minggu.

 

Tips tambahan untuk kedatangan ke Kedutaan Besar Jerman adalah berikut ini:

  1. Silahkan datang 1 jam sebelum janji jika memungkinkan dikarenakan akan ada antrian masuk ke kedutaan. Kamu tidak mau kedatangan telat menyebabkan aplikasi visa kamu tertunda kan.
  2. Silahkan bawa perlengkapan seperlunya, jika memungkinkan peralatan elektronik hanya membawa handphone saja. Semua peralatan elektronik (termasuk laptop, harddisk, dan power bank) akan diperiksa dan diminta tinggal di ruangan petugas keamanan dengan loker yang kuncinya diberikan kepada kamu. Sebenarnya tidak masalah selama barang-barang tersebut tidak ada yang berbahaya, namun proses pemeriksaan tas kamu akan memakan waktu lama sehingga bila kamu datang di waktu yang mepet mungkin saja membuat kamu terlambat.
  3. Jangan takut berbicara dengan orang yang sedang mengantri di depan atau belakang kamu karena kamu tidak tahu dari mana informasi tambahan yang bermanfaat akan kamu dapat. Selain itu bila mengetahui jadwal janji pengajuan visa sesama pengantri, maka kamu bisa saling menghormati dengan memberikan antrian yang lebih dahulu ke orang yang memiliki janji lebih dahulu bila rentang waktu janji kamu masih panjang.

 

Untuk link-link yang saya berikan, besar kemungkinannya akan ada perubahan bila di-update oleh pihak kedutaan. Karena itu silahkan menelusuri website tersebut untuk info yang kamu butuhkan dengan garis besar yang telah dijabarkan di artikel ini. Jika ada yang belum jelas, silahkan hubungi saya di hardani.maulana@gmail.com bila perlu penjelasan lebih lanjut. Semoga sukses!

Kontributor : Hardani Maulana

 

Referensi lain bisa didapat juga di tulisan rekan-rekan saya di:

https://lpdp-jerman.org/mudahnya-mengurus-visa-student-ke-jerman-dari-sudut-pandang-lain/

http://suryanara.org/home/mengurus-visa-studi-jerman-untuk-pemula/

http://obipambudi.blogspot.co.id/2016/06/mengurus-visa-studi-jerman.html

 

Start Up Safary Berlin

Berlin telah menjadi surga bagi para enterpreneur dan innovator muda dari seluruh Dunia untuk mengimplementasikan ide-ide bisnis mereka. Iklim bisnis yang sehat, biaya hidup dan biaya sewa kantor yang murah, membuat banyak orang tertarik mendirikan usaha bisnisnya di Berlin. Terlebih, perguruan tinggi dan komunitas-komunitas kreatif di Berlin turut memberikan andil terhadap pertumbuhan jumlah perusahaan rintisan (start-up) di kota ini. Mereka membuat sejumlah program yang diselengarakan guna meningkatkan gairah berdirinya perusahaan rintisan di kota ini, mulai dari agenda pelatihan dan seminar hingga program akselerasi dan inkubasi bisnis.

Start-up event adalah istilah yang populer untuk mendeskripsikan acara-acara yang mewadahi para innovator untuk memaparkan ide bisnis mereka serta produk atau jasa yang mereka tawarkan ke publik. Dalam acara seperti ini, para innovator biasanya dapat menemukan calon penyandang dana dan mitra kerja untuk mensupport bisnis mereka agar lebih berkembang. Setiap minggu, setidaknya ada belasan acara start-up event di Berlin. Start-Up Safary Berlin adalah salah satu di antaranya.

Walaupun Start-Up Safary Berlin bukanlah start-up event terbesar di Berlin, namun konsep yang dimiliki acara ini cukup menarik. Pada start-up event lainnya, pada umumya para perusahaan rintisan akan mengirimkan delegasinya dan mereka hanya akan mempresentasikan perusahaannya maupun produknya  masing-masing bergantian di sebuah ruang aula didepan para peserta acara yang hadir.

 

Start up safary Berlin 2

Figure : StartUp Safary – Zalando, perusahaan e-commerce, sebagai tuan rumah .

Pada Start-up Safary, peserta langsung diajak berkeliling memasuki kantor atau ruang kerja perusahaan rintisan tersebut. Di sini, perusahaan rintisan sebagai tuan rumah akan mejelaskan dengan detail; mulai dari gagasan bisnis mereka, kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari, hingga visi ke depan perusahaan tersebut. Terdapat juga sesi  dimana peserta dapat berinteraksi langsung dengan para pendiri dan karyawan di perusahaan tersebut dan berkesempatan membangun jaringan relasi bisnis dengan mereka. Dengan skema ini, para calon investor dapat lebih mudah menilai kelayakan bisnis yang ditawarkan dan membuat keputusan untuk menentukan apakah mereka akan menginvestasikan dananya pada perusahaan rintisan yang dikunjungi. Calon mitra dan individu-individu yang tertarik untuk bergabung dengan perusahaan rintisan tersebut pun lebih mudah untuk bertukar informasi dan melakukan kerja sama ke depannya.

“Dengan interaksi yang lebih intensif, maka akan lebih banyak kesempatan yang terbuka”, gagasan itu lah yang melandasi konsep acara ini.

Hem, menarik bukan?
Kira-kira bisakah kita tiru acara seperti ini untuk dibuat di Indonesia?
Ayo tuliskan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah.

 

Video link URL: https://www.youtube.com/watch?v=y82bjeZ2zRw

Kontributor : Edo Raihan, TU Berlin

Gänseliesel: Simbol keinginan belajar yang tangguh

By Argianto Rahartomo 27.06.2016

1

Figure 1. Gaenseliesel

 

Halo teman-teman semua 😀

Saya ingin berbagi sedikit kisah yang sangat menginspirasi mengenai seseorang yang begitu inginnya belajar selalu walaupun dikekang oleh kondisi.

Gänseliesel atau nama lainnya Goose Girl, merupakan salah satu simbol dari kota pelajar Göttingen. Menariknya patung tersebut mendapat julukan “the most kissed girl in the world”, julukan tersebut bukan tanpa alasan dikarenakan adanya semacam “ritual” akademis di kota ini. Bukan sulap bukan sihir, semua mahasiswa PhD (tanpa terkecuali) yang berhasil menyelesaikan disputasinya dan dinyatakan lulus akan diarak menggunakan gerobak yang dihias balon dan pernak-pernik pesta serta mahasiswa/i tersebut diperkenankan menggunakan topi khusus dapat dilihat di figure 2. Mahasiswa/i tersebut akan diarak dari tempat disputasi hingga Gänseliesel yang terletak di tengah Zentrum atau City Center kota Göttingen. Setelah itu, mereka harus memanjat dari kolam hingga mencium patung tersebut. Romantis bukan? 😀

 

2

Figure 2. Topi dan gerobak ritual

 

Ada sedikit cerita menarik mengapa patung tersebut dijadikan bagian dari ritual tersebut. Mungkin akan ada beberapa versi mengenai asal-usul kegiatan tersebut, namun yang menurut saya paling menarik adalah cerita berikut:

Gadis tanpa nama tersebut merupakan seorang penggembala dan setiap hari dia bekerja membantu orang tuanya. Namun disisi lain dia sangat ingin bisa bersekolah dan mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Dikarenakan keadaan yang mengharuskannya membantu orang tua, anak tersebut mengurungkan niatnya untuk bersekolah dan tetap berharap akan ada seseorang cendekiawan yang berbaik hati datang dan mengajarinya berbagai ilmu. Angsa tersebut melambangkan kebaikan hati dari gadis tersebut, sebab dalam kisahnya gadis tersebut merupakan gadis yang sangat baik hati. Cendekiawan yang dimaksud disini adalah PhD yang berhasil menyelesaikan studinya. Simbol mencium Gänseliesel merupakan bentuk iba serta doa dan “transfer” ilmu dari PhD kepada gadis tersebut.

Apakah Master Student ataupun Bachelor diperbolehkan mencium juga? Jawabannya adalah tidak. Sebab menurut penuturan beberapa warga Göttingen, akan membawa unglucklich” atau malapetaka bagi yang melakukannya. Mungkin saja dapat berupa lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan studi dan tentunya kita tidak ingin hal tersebut terjadi bukan? 😀

Oleh karenanya, pelajaran yang dapat dipetik adalah sebagai mahasiswa Indonesia yang berkesempatan untuk melanjutkan studi di luar negeri, apalagi di negara se-prestigious Jerman kita perlu merasa bersyukur. Hal tersebut dilakukan karena masih banyak teman-teman, adik-adik kita yang bahkan menyelesaikan sekolah hingga SD/SMP saja tidak mampu. Tugas kitalah yang men-transfer ilmu yang kita miliki baik dalam bentuk mengajar, pelatihan, dan bahkan cerita kepada teman-teman kita yang lainnya. Nasehat yang selalu saya pegang: Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain secara tidak langsung bersinergi dengan cerita diatas. Semoga cerita tersebut menginspirasi teman-teman semua baik yang sedang ataupun telah selesai menyelesaikan studinya masing-masing.

Salam sahabat dari Stadt die wissen schafft, Göttingen

 

Figure 1 dicrop dari http://www.blog-ein.de/img/Goettingen-Gaenseliesel3.jpg

Figure 2 diambil dari

https://www.uni-goettingen.de/admin/bilder/pictures/9bd7de3d6ffd77d96212d8e6ce8f422a.jpg

Kehidupan Kampus di TU Dresden

 

Hallo kawan-kawan dimanapun kalian berada, salam kenal ya. Saya Aji Pratama Rendragraha, asalnya dari Kota Bandung dan puji Tuhan setelah menjadi awardee LPDP  dari PK-39 kini saya sedang menempuh pendidikan S2 jurusan komputasi lanjut di bidang teknik sipil di TU Dresden, Jerman. Melalui tulisan singkat ini saya mencoba berbagi terkait kehidupan mahasiswa di kampus dimana saya sedang menuntut ilmu saat ini. Kisah kehidupan mahasiswa yang akan saya ceritakan ini tidak lain tidak bukan yakni tentang saya sendiri :). Baiklah kita mulai saja kisahnya.

Setelah lima tahun lamanya merasakan hidup sebagai mahasiswa di kota Bandung lalu hidup sebagai pegawai selama satu tahun, akhirnya sekarang kembali lagi hidup sebagai mahasiswa. Kehidupan saya sebagai mahasiswa di TUD ini belumlah lama, masih seumur singkong (sekali-kali ganti bukan jagung hahahaha) yakni kurang lebih baru delapan bulan saja. Buat saya ini pertama kalinya saya hidup ngekos seorang diri jauh dari orang tua, jadi cukup deg-degan. Tapi hal itu bukanlah masalah besar karena dengan kemajuan teknologi. Saat ini, sejauh apapun kita terpisah di belahan bumi lain selama ada internet (apalagi kenceng-kenceng internetnya di sini hahahah) komunikasi dengan keluarga bisa tetap terjalin.

 

Saya tiba di Jerman pada tanggal 29 September 2015 dan hari pertama kuliah jatuh pada 12 Oktober 2015. Selama jeda waktu tersebut, selain bisa digunakan untuk mengenal daerah sekitar, tak kalah penting adalah mengurus registrasi kedatangan, dan registrasi ini ada beberapa jenis sebagai  berikut:

  • Registrasi asrama / tempat tinggal

Di Indonesia, asrama mahasiswa bukanlah sesuatu yang asing sebab beberapa universitas / perguruan tinggi pun mempunyai asrama-asrama mahasiswa. Mendapatkan tempat tinggal sebelum sampai di kota /  negara tujuan adalah sesuatu hal penting yang harus bisa terpenuhi karena kalau tidak, urusannya repot. Alamat ini nantinya harus kita bawa ke imigirasi untuk daftar diri dan juga universitas. Kebanyakan mahasiswa akan berusaha mendapatkan tempat tinggal asrama kampus. Mengapa? Sebab banyak sekali keuntungannya mulai dari biaya yang murah dan sudah mencakup hampir semua biaya sewa yang ada (air, listrik, dan internet). Asrama ini pun beragam harganya, ada yang mahal dan murah tergantung tipenya apakah Einzelapartment / WG (tinggal dengan beberapa orang dalam satu flat). Kebetulan saya saat ini tinggal di tipe WG. Nah, tipe ini pun ada enak dan tidaknya. Enaknya kalau tetangga kita intinya adalah orang yang ramah, supel, rajin bersih-bersih dapur atau tidak jorok, maka pasti betah. Namun, jika yang sebaliknya, maka ini petaka hahahahaha. Ibarat peribahasa, “akibat nila setitik rusak susu sebelanga”. Begitulah, bisa jadi yang tidak bersalah terkena semprot dari Hausmeister (semacam bapak/ibu kos kalau di Indonesia).

  • Registrasi ke imigrasi

Daftar diri ke imigrasi hukumnya wajib di awal kedatangan setelah mengantongi surat tempat tinggal yang dikeluarkan oleh Studentenwerk atau yang menyewakan tempat tinggal ke kita. Jangan menunda-nunda lebih baik disegerakan. Yang unik adalah kita diberi uang kedatangan oleh pemeritah setempat loh (sekalipun nanti terpakai untuk bayar perpanjangan visa hahahah)

  • Registrasi ke kampus

Registrasi terakhir sebelum memulai perkuliahan adalah immatrikulasi. Yang menarik adalah staf kampus yang melayani kita itu tidak bapak/ibu tata usaha dibalik kaca seperti umumnya di tempat saya berkuliah dulu namun mahasiswi dan mahasiswa yang cantik dan ganteng, hehehehe. Jadi sedikit memberikan angin segar hahahaha.

 

Menjadi Mahasiswa Baru di Dresden

Layaknya di Indonesia, di awal tahun ajaran baru ada acara penyambutan mahasiswa baru layaknya sidang terbuka. Namun, perbedaan paling mencolok yang saya rasakan adalah tidak adanya acara semacam ospek (buat mahasiswa sarjananya). Kegiatan “sidang terbuka” nya pun sangat santai, tidak ada acara gladi resik dan semuanya harus mengenakan jamal (jaket almamater). Sebelum masuk ruangan, setiap orang diberikan tas kampus dengan beberapa kejutan didalamnya. Ada juga kejutan 18++, hehe. Setelah itu dilanjut dengan acara tur kampus sesuai jurusan masing-masing.

Selang beberapa hari ada acara penyambutan kembali. Kali ini datangnya dari jurusan / fakultas masing-masing. Isi kegiatannya kurang lebih sama; seperti ada perkenalan dari staf pengajar, presentasi tentang subjurusan dan diakhir ada acara pesta kecil-kecilan semacam pesta BBQ. Diawal, saya pikir ini bagian dari acara jurusan, namun ternyata ini diinisiasi oleh mahasiswa Jerman sehingga makan dan minumnya harus bayar ^_^. Tapi tak apa, yang penting itu bisa menjadi ajang saling mengenal.

Hanya saja, ada sedikit perbedaan di sini. jika kita bukan orang yang akan menjadi kolega mereka di kelas atau akan bertatap muka setiap hari dengan mereka, maka berkenalan dengan menanyakan nama adalah hal yang tidak lazim. Saya baru tahu akan hal itu. Jadi, hampir tidak ada mahasiswa Jerman yang namanya saya tahu di acara itu. Walaupun asyik berbincang, tapi di akhir tidak saling tahu nama merupakan hal umum terjadi di sini.

 

Paduan Suara

Paduan suara TUD ketika acara penyambutan mahasiswa baru

 

Acara BBQ

Acara BBQ yang diadakan mahasiswa selepas acara perkenalan fakultas dan jurusan

Keberagaman budaya yang ada di kampus TUD ini juga sangat beragam. Di kelas di jurusan tempat saya kuliah saat ini terdapat perwakilan hampir dari semua benua dan belahan dunia yang ada. Hal ini adalah pengalaman pertama saya untuk dapat berinteraksi dengan beragam orang dari suku bangsa yang berbeda dan juga bisa menjadi ajang promosi budaya masing-masing.

Seumur-umur saya berkuliah selama tingkat sarjana, tidak pernah sekalipun saya mengundang teman untuk datang kerumah untuk merasakan masakan saya sendiri. Tapi di sini berbeda. Bawaannya selalu ingin mengundang beberapa kawan di kelas untuk mampir ke kosan dan mencicipi masakan buatan saya sendiri (yang rasa nya tidak teruji :D). Baru disinilah saya memotivasi diri saya sendiri untuk bisa memasak. Selain karena memang menjadi kebutuhan sehari-hari, namun juga dapat menjadi media untuk bertukar dan promosi budaya kita. Kegiatan seperti ini bisa sangat efektif untuk membangun pertemanan dengan kawan-kawan kita sehingga bisa menciptakan suasana perkuliahan yang menyenangkan juga.

Secara garis besar, dari apa yang saya rasakan, kehidupan sebagai mahasiswa baik di Indonesia dahulu dan di Jerman sekarang, tidak terlalu jauh berbeda. Kita yang tetap memegang kendali apakah mau kuliah atau tidak, mau mengerjakan tugas atau tidak, mau ujian atau tidak. Hanya ada beberapa system yang berbeda. Contohnya, kalau kita mau ikut ujian mata kuliah tertentu maka kita harus registrasi untuk tugas matakuliah tersebut dan juga registrasi kembali beberapa minggu sebelum ujian akhir.

 

Sistem Akademik

Perbedaan mencolok  lain dari segi sistem akademik di kampus TUD (khususnya jurusan saya)  adalah tidak adanya ujian tengah semester, nilai tugas tidak ada kontribusi terhadap nilai akhir, dan maksimal mengulang mata kuliah adalah sebanyak tiga kali jika kebablasan maka langsung kena kartu merah alias DO. Jadi dipikir-pikir agak horror karena nasib kita di setiap semester hanya sekali tembak saja, dan ditambah dengan sistem nilai di Jerman yang juga berbeda pengkategoriannya. Oleh karenanya, kita harus rajin-rajin melihat email mahasiswa dan pengumuman supaya tidak terjadi kesalahan konyol (semisal tidak bisa ikut ujian karena lupa registrasi / terlewat tanggalnya).

Hal unik lain terkait akademik di TUD ini adalah tidak adanya acara wisuda untuk seluruh strata pendidikan yang ada. Jadi, kalau ada yang lulus dari TUD tapi ada foto lempar toga berarti mencurigakan.

Untuk hal yang berurusan dengan dosen, semisal ingin bertamu ke ruangannya untuk bertanya, prosedur yang harus dilakukan tidak jauh berbeda. Kita harus bertanya terlebih dahulu kapan beliau ada waktu. Di sini biasanya mereka mengumumkan jadwal konsultasi (boleh datang langsung ke ruangannya atau harus bikin janji via email dahulu). Tidak seperti di kampus saya terdahulu dimana kita bisa dengan mudah meminta nomor ponsel dosen dan bisa janjian via sms, di sini hal itu tidak lazim. Seperti yang sempat saya ceritakan tadi, menanyakan nama atau no hp atau hal-hal yang bersifat personal tidaklah lazim disini bagi seseorang yang baru kenal atau hubungannya tidak kuat.

Tetapi dari sejauh apa yang saya rasakan, mereka bersikap ramah dan jujur dalam menjawab. Kalau mereka tidak tahu sekalipun, sudah professor, tidak malu menjawab tidak tahu atau apa adanya dari yang mereka tahu. Mereka menghargai setiap pertanyaan dari mahasiswanya sekalipun itu hanyalah pertanyaan sepele atau pertanyaan yang mungkin terkesan dangkal. Mereka tetap menjawab pertanyaan itu dengan sopan. Untuk urusan datang tepat waktu ke kelas sampai sejauh ini belum pernah ada yang dimarahi dosen karena telat datang, bahkan ada yang datang 15 menit sebelum kelas bubar tapi tidak dimarahi juga ^_^’. Akan tetapi, dosen-dosennya sendiri bisa dibilang tepat waktu semua, paling hanya selisih lima menit dari jadwal yang seharusnya, belum ada yang telat sampai setengah jam atau bahkan diam-diam tidak datang.

Sekalipun hampir semua hal terkait perkuliahan dilakukan secara online, ada beberapa hal yang masih konvensional. Diantaranya menulis di papan kapur bahkan menulis di atas OHP. Tugas-tugas kebanyakan masih ditulis tangan.

 

Fasilitas

Ada juga hal yang dulu mudah sekarang menjadi sulit dan mahal, contohnya urusan fotokopi dan mencari tempat foto kopinya itu sendiri. Di kampus di Indonesia sebelumnya, saya dapat dengan mudah menemukan tempat fotokopi baik di dalam jurusan atau disekitaran kampus dengan buka 24 jam. Murah dan segala urusan perjilidan bisa dilakukan disana. Namun sekarang semua itu menjadi barang langka. Mau fotokopi mahal apalagi print berwarna. Mau beli buku pun mahal karena tidak ada yang fotokopian. Ya di satu sisi memang bagus, tidak ada akses terhadap hal-hal yang bersifat bajakan dan jangan coba-coba maen torrent lhoh ya disini karena urusannya bisa digerebek polisi nanti hehehe.

Loh kan ada perpus, disana koleksi bukunya banyak, buat apa cari-cari buku buat dibeli lagi?

Memang sih ada perpus, namun tetap saja kita harus berlomba dengan mahasiswa lain untuk meminjam apalagi kalau bukunya terbatas tapi jadi incaran sejuta umat, susah deh jadinya.

Jujur, dari jaman dahulu kala, saya tipe orang yang kalau belajar itu entah mengapa senangnya di kamar, jadi biarpun disini ada perpus dengan fasilitas yang bagus tetap saja saya lebih senang belajar di kamar karena merasa lebih “bebas”. Meskipun demikian, urusan mencari referensi buku bukan sebuah kesulitan besar. Saya bisa meminta bantuan dari kawan yang di Indonesia untuk mencarikan versi PDF nya lalu dikirim ke email.

Hal menarik tentang perpustakaan di Dresden ini adalah bahwa perpustakaan yang bermana SLUB (Sächsische Landesbibliothek Staats und Universitätsbibliothek Dresden) ini bukan hanyak milik TUD semata namun ini adalah milik pemerintah. Setiap mahasiswa dari semua perguruan tinggi yang ada di Dresden bisa meminjam buku darinya. Perpustakaan ini buka hingga jam 12 malam bahkan di hari Sabtu dan Minggu.

Disekitaran kampus dan perpustakaan terdapat beberapa “Mensa” atau kantin. Apa bedanya kantin kampus yang ada di Indonesia dengan yang disini? Dari apa yang saya lihat perbedaannya adalah kita dapat mengakses menu yang akan disajikan di kantin-kantin ini setiap harinya, jadi kita bisa memilih-milih dahulu mau makan apa di kantin yang mana. Makanannya ada yang seperti prasmanan (tapi tidak ngambil sendiri jadi tidak bisa timbun menimbun lauk untuk menyamarkan). Tapi tenang, sekalipun tidak ngambil sendiri, porsi yang dikasih dijamin tidak ingin membuat nambah sebab langsung kenyang.

Saya pribadi jarang makan di kantin karena bagaimanapun, lebih murah kalau masak sendiri sekalipun tidak lebih enak dari yang ada di kantin. Kalau mampir ke kantin, menu favorit saya adalah pudding coklat. Pudding di sini bentuknya sangat aneh, bisa dibilang seperti bubur tapi cita rasanya menarik di lidah.

Kalau mau bayar, kita tinggal bayar menggunakan kartu kantin isi ulang. Kita bisa mengisinya dengan sejumlah uang, berapapun yang kita mau.

Hal baru yang saya temui di Jerman adalah, kita memang dituntut untuk mandiri. Selesai makan, semua peralatan makan termasuk bakinya harus kita bawa sendiri ke tempat pengumpulan piring kotor. Hal ini tidak hanya berlaku di kantin, tetapi juga ditempat makan umum lain keculai restoran khusus yang memang menugaskan pelayan untuk melayani pelanggan di meja. Kalau dipikir-pikir kita selama di Indonesia benar-benar menjadi raja dan ratu kalau datang membeli makanan ke tempat makanan, karena kita cukup mengangkat tangan pelayan datang dan segala sisa piring kotor kita serahkan ke mereka. Sayangnya kebaikan dan tugas mereka itu tidak sesuai dengan apresiasi yang mereka terima setiap bulannya bila dibandingkan dengan pelayan rumah makan / resto cepat saji di Jerman. Salah satu pelajaran berharga lain yang saya dapatkan di Jerman ini adalah bagaimana kita menghargai dan mengapresiasi hasil kerja seseorang dengan layak

 

Keseharian Mahasiswa Dresden

Ok kita coba lanjut lagi ke kegiatan sehari-hari lain yang biasa dilakukan seorang mahasiswa

Ternyata selain tidak ada kegiatan ospek di awal perkuliahan mahasiswa baru, di kampus TUD pun tidak ada himpunan mahasiswa layaknya di kampus-kampus di Indonesia, jadi tidak bisa kita temukan mahasiswa yang main gitar sambil merokok dan minum kopi di sekre himpunan sepanjang hari. Tetapi, ada sebuah lembaga kemahasiswaan yang disebut dengan Studentrat.

Saya tidak tahu persis apakah yang dilakukan oleh organisasi ini, apakah berfungsi sama seperti himpunan atau seperti BEM atau keluarga mahasiswa atau yang lainnya. Saya haya pernah masuk sekali ke gedung mereka dan di mading nya banyak sekali tertera informasi untuk mahasiswa, salah satu yang saya lihat pada waktu itu adalah lowongan pekerjaan sambilan (teman saya sedang mencarinya dikala itu). Tetapi setiap pertengahan semester dan juga menjelang ujian akhir semester, ini jadi fasilitas berkumpul juga. Mahasiswa-mahasiswa Jerman di fakultas suka mengadakan acara pesta BBQ kecil-kecilan yang tidak gratis seperti yang saya ceritakan di awal.

Di TUD juga menawarkan unit-unit kegiatan mahasiswa seperti unit berkuda, salsa, korus dan orchestra, dll. Sekalipun tidak semua dari unit kegiatan itu bebas dari iuran namun dari cerita kawan saya yang mengikutinya terkesan sangat menarik.

Selain itu, kita diberikan jatah sebesar dua kredit/SKS untuk mengambil mata kuliah bahasa asing. Ini tidak wajib boleh diambil dan boleh tidak, kalaupun diambil dan tidak lulus tidak mempengaruhi kelulusan semesteran kita kok. Saya sendiri semester lalu pernah mencoba untuk ikut kelas bahasa Latin, namun sayang karena ini kelas online dimana bahan kuliah di unduh dan dibaca sendiri jadi susah bagi saya untuk memahaminya. Ditambah waktu untuk belajarnya pun banyak tersita oleh mata kuliah wajib, jadi apa boleh buat, saya tidak berhasil untuk kelas bahasa Latin ini.

Sekalipun ini tidak berlaku umum di semua fakultas, namun kebetulan fakultas saya kemarin memberikan kesempatan kepada semua mahasiswa barunya untuk mengikuti kursus bahasa Jerman selama kurang lebih tiga bulan secara gratis disesuaikan dengan tingkat bahasa yang sudah ada. Hal ini sangat bermanfaat karena kalau kita menggunakan biaya sendiri, bisa memakan biaya hingga ratusan Euro.

Terakhir, setiap setahun sekali terutama ketika menjelang Natal, TUD dan beberapa fakultas suka mengadakan pesta Natal. Tapi pesta ini tidak seperti missa ataupun kebaktian, lebih mengarah kepada momen untuk bisa saling mengenal antara staf pengajar, kampus dan mahasiswa satu sama lain. Jadi isi dari pesta ini ada makan-makan baik itu cemilan kue atau juga seperti bazar makanan dari beberapa negara yang bisa dibeli. Isinya umumnya ngobrol-ngobrol. Yang menarik adalah adanya pertunjukan budaya / seni dari beberapa negara.

Untuk pesta Natal TUD tahun kemarin, Indonesia adalah salah satu negara yang diminta untuk mempersembahkan pertunjukkan budaya. Penampilan budaya ini diwakili oleh srikandi-srikandi dari FORMID (Forum Masyarakat Indonesia Dresden) dengan membawakan tarian Saman. Makanan Indonesia yang dijual adalah diantaranya cireng bumbu rujak, mie ayam, martabak telur, dll. Aduh, jadi ngiler membayangkannya.haha

 

Tari Saman

Tari Saman yang dibawakan oleh perwakilan FORMID

Stand Makanan

Stand makanan Indonesia di Hörsaalzentrum TUD ketika pesta Natal kampus

 

 

Bersama Rektor

Foto bersama Rektor TUD di acara pesta Natal kampus

 

Sekian cerita singkat terkait kehidupan mahasiswa di TUD dari sudut pandang saya pribadi, mohon maaf kalau tidak menarik karena begitulah hidup yang saya jalani sebagai mahasiswa disini hahahah. Mohon maaf bilamana ada hal yang tidak berkenan dan kesalahan penulisan, terimakasih

 

Kontributor : Aji Pratama Rendragraha

TU Dresden

Berangkat Haji dari Jerman : Syarat dan Cara Pendaftaran Haji

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Tulisan ini saya rangkum dari beberapa sumber termasuk bertanya langsung kepada teman-teman yang sudah dan akan berangkat ke tanah suci. Adapun tujuan tulisan ini adalah selain untuk memberikan informasi mengenai pendaftaran haji, juga semoga bisa memberikan motivasi dan semangat bagi saya pribadi dan rekan-rekan yang beragama Islam di Jerman baik yang sedang menempuh pendidikan ataupun bekerja untuk melaksanakan kewajiban salah satu rukun Islam ini.

Menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam bagi muslimin dan muslimah yang mampu sesuai dengan firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 97 yang artinya :

“…Mengerjakan haji merupakan kewajiban manusia kepada Allah, yakni (bagi) orang yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji) maka sesunguhnya Allah Maha Kaya (tiada memerlukan sesuatu) dari alam semesta.”

Orang yang mampu dalam ayat di atas maksudnya adalah orang yang sanggup mendapatkan perbekalan, angkutan, sehat jasmani, aman di perjalanan, dan keluarga yang ditinggalkan terjamin kehidupannya.

Di Indonesia saat ini untuk bisa berangkat Haji sedikit lebih lama meskipun seluruh persyaratan sudah terpenuhi karena begitu banyaknya orang Indonesia yang ingin berangkat sedangkan “jatah” dari pemerintah Arab Saudi terbatas. Seseorang bisa menunggu lebih dari sepuluh tahun untuk berangkat Haji setelah membayar lunas uang muka sekitar 25 juta Rupiah. Lain halnya di Jerman, bisa dikatakan di sini tidak ada sistem antri, mengingat Jerman bukan negara dengan mayoritas penduduknya bukan Islam sehingga “jatah” yang diberikan pemerintah Arab Saudi melebihi dari jumlah peminat dan ini masih bisa digunakan oleh warga non Jerman yang beragama Islam, termasuk warga negara Indonesia, baik yang tinggal dan bekerja di Jerman ataupun bagi mereka yang sedang menempuh pendidikan di sini.

Sebagai mahasiswa penerima beasiswa, tentulah ada sedikit pertanyaan yang mengganjal di hati mengenai uang beasiswa yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun (dengan cara berhemat, tentunya) yang akan digunakan untuk naik Haji, apakah dibolehkan? Pertanyaan ini pernah saya tanyakan langsung ke ustadz Aidil Heryana, S.Sosl yang kebetulan sedang melakukan Safari Ramadhan di Jerman dan jawaban pak Ustadz tentu saja boleh karena uang tersebut sudah menjadi hak penerima beasiswa dan halal digunakan untuk naik Haji. Bahkan itu lebih baik dibandingkan dipakai untuk hal-hal lain.

Kembali ke keberangkatan Haji dari Jerman, sesuai aturan dari pemerintah Arab Saudi bahwa hanya travel agen yang telah mereka tentukan boleh melaksanakan program Haji, diantaranya adalah Balcok Reisen GmbH. Daftar lengkap travel agen Jerman yang ditunjuk resmi oleh pemerintah Arab Saudi dapat dilihat di sini. Beruntung sekali warga Indonesia di Jerman karena bisa berangkat bersama-sama dalam satu rombongan dengan adanya bantuan dari FORKOM (Forum Komunikasi Masyarakat Muslim Indonesia) Jerman yang memfasilitasi mulai dari pendaftaran sampai keberangkatan.

 

Pamflet Haji FORKOM Jerman

Pamflet Haji (dan Umroh) FORKOM Jerman (Sumber: FORKOM Jerman)

 

Pendaftaran Haji biasanya dibuka 8-10 bulan sebelum keberangkatan pada tahun berjalan. Misalkan pada tahun 2016 ini yang akan berangkat pada bulan September, pendaftaran sudah dibuka sejak awal tahun dan ditutup sampai tanggal 14 Februari 2016 (sesuai dengan pamflet), dan biasanya mewajibkan transfer setoran awal 1000 (seribu) Euro sampai bulan April. Adapun biaya total untuk program Haji adalah 4750 – 4850 Euro (informasi resmi dari Balcok Reisen GmbH dan FORKOM Jerman). Ongkos Naik Haji (ONH) ini termasuk di dalamnya adalah tiket pulang pergi dan akomodasi, tansportasi selama melaksanakan ibadah Haji, paket peralatan Haji, Manasik Haji dan bimbingan haji berbahasa Indonesia selama di tanah suci, makan pagi dan makan malam, serta kunjungan ke tempat-tempat bersejarah di tanah suci (informasi ini saya dapatkan dari kawan yang pernah berangkat bersama FORKOM). Adapun biaya qurban (karena Haji yang akan dilaksanakan adalah Haji Tamattu’) adalah di luar dari ONH tadi, informasi dari FORKOM untuk tahun ini sebesar 120 atau 130 Euro dan dibayarkan berbarengan dengan setoran ONH.

Untuk mendapatkan visa Haji, beberapa dokumen yang dibutuhkan adalah:

 

1. Paspor Elektronik (bukan paspor tulis tangan) dengan masa berlaku minimal 1 tahun setelah keberangkatan.

Untuk keberangkatan September 2016 ini maka masa berlaku paspor elektroniknya harus sampai 1 September 2017. Dan juga pastikan bahwa paspor tersebut pernah digunakan di bandara dan tidak bermasalah pada saat dilakukan pemindaian (scan). Hal ini untuk menghindari terjadi pembatalan keberangkatan haji karena paspor yang tidak bisa dipindai (scan) oleh alat scan dari Kedubes Saudi.

 

2. Elektronische Aufentshaltstitel (eAT)/Izin tinggal (yang sudah berbentuk kartu elektronik) di Jerman dengan masa berlaku minimal 1 tahun setelah keberangkatan.

Durasi masa berlaku izin tinggal biasanya berbeda-beda setiap orang, tapi pada umumnya untuk mahasiswa diberikan per dua tahun. Namun ada juga yang mendapatkannya hanya setahun. Atau izin tinggalnya 2 tahun tetapi didapatkan setahun sebelumnya yang artinya masa berlakunya hanya tinggal beberapa bulan jika dihitung setelah berangkat Haji. Pengalaman teman saya yang akan berangkat tahun ini, izin tinggalnya berlaku hanya sampai beberapa bulan setelah keberangkatan Haji, dan ketika dicoba untuk memperpanjang izin tinggal tersebut, tidak diberikan oleh  Bürgeramt dengan alasan masa berlakunya masih lama. Solusinya, Bürgeramt memberikan surat keterangan menyatakan bahwa benar yang bersangkutan akan tinggal di Jerman sampai beberapa tahun kemudian mengingat masa kuliahnya. Dan surat inipun diberikan setelah adanya surat rekomendasi dari profesor/pembimbing kawan tersebut.

 

3. Bukti vaksinasi Meningitis Mencevax ACYW 135 (masa berlaku 2 tahun) dan Atest atau Medical Certificate (Surat Keterangan Berbadan Sehat).

Surat keterangan berbadan sehat (Atest) dan bukti vaksinasi Meningitis berupa buku imunisasi internasional berwarna kuning dapat diperoleh dari dokter (Hausarzt) di kota masing-masing. Atest diperoleh setelah dokter melakukan dan menganalisis pemeriksaan kesehatan seseorang termasuk hasil tes darah. Dalam atest ini harus mencatumkan bahwa seseorang dalam keadaan/kondisi fisik yang kuat (untuk melakukan perjalanan jauh), sehat dan bebas dari penyakit menular. Buku imunisasi internasional didapatkan setelah seseorang mendapatkan imunisasi vaksin Meningitis Mencevax ACYW 135. Adapun biaya vaksin ini sekitar 50 Euro sedangkan atest didapatkan gratis dari Hausarzt/dokter pribadi masing-masing.

4. Fotokopi surat nikah bagi suami dan istri yang akan berangkat bersama-sama.

 Sesuai dengan aturan dari Pemerintah Arab Saudi, wanita harus berangkat dengan mahramnya dengan melampirkan bukti kekerabatannya. Akan tetapi, pihak Balcok telah mengkonfirmasi bahwa untuk wanita yang pergi Haji tanpa mahram dapat dilaksanakan dengan cara melakukan pengelompokan dengan sesama mereka (untuk informasi lebih lanjut bisa ditanyakan langsung ke pihak Balcok). Saya pernah mendengarkan ceramah tentang hal ini dimana berdasarkan salah satu mahzab dibolehkan seorang wanita berangkat tanpa mahramnya asalkan dilakukan dengan berkelompok agar mereka tidak diganggu oleh orang lain selama dalam perjalanan.

 

5. Surat Keterangan Masuk Islam bagi yang baru masuk Islam

Surat ini bisa didapatkan dari masjid ataupun dari Pusat Kajian Islam (Islamic Center) yang menyatakan bahwa yang bersangkutan benar telah masuk Islam.

 

6. 2 buah pas Foto dengan latar berwarna putih.

Seluruh dokumen tersebut dikirimkan ke Balcok yang berlokasi di Essen bisa melalui pos atau mengantarkannya langsung ke kantor Balcok paling lambat dua bulan sebelum berangkat (untuk tahun 2016 ini berarti dokumen tersebut harus sudah sampai di kantor Balcok sebelum tanggal 30 Juni 2016). Berhubung paspor dan izin tinggal yang asli diserahkan ke Balcok dan akan dikembalikan pada saat akan berangkat, ini artinya selama 2 bulan tidak memegang dua dokumen tersebut dan ini sangat riskan, maka sebaiknya minta surat keterangan (certificate) dari Balcok yang menyatakan benar bahwa paspor dan izin tinggal kita ada di Balcok yang digunakan untuk pengurusan visa Haji. Kawan saya menginformasikan bahwa surat tersebut didapatkannya dengan cara mengantarkan dokumen langsung ke Balcok sehingga bisa sekalian meminta surat tersebut. Jangan lupa foto kopi paspor dan izin tinggal, dan kalau bisa minta stempel basah dari Balcok sehingga kita merasa lebih nyaman meski tanpa paspor dan izin tinggal yang asli.

 

Itulah syarat dan tata cara pendaftaran Haji berangkat dari Jerman melalui salah satu travel agen Balcok yang difasilitasi oleh FORKOM Jerman, semoga bisa sedikit mencerahkan dan jangan ragu-ragu untuk menghubungi pihak FORKOM Jerman tentang apapun berhubungan dengan Haji ini. Wassalam.

 

Kontributor : Awardee LPDP Jerman

Legalisir Ijazah Vs. Penyetaraan Ijazah

Setiap tahunnya, banyak mahasiswa/i yang lulus dari Perguruan Tinggi di luar negeri. Tapi, apakah semua lulusan tersebut mengetahui pentingnya menyetarakan Ijazahnya di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)? Jawabannya, belum tentu. Banyak di antara kita yang tidak asing dengan legalisir ijazah, akan tetapi legalisir ijazah merupakan hal yang berbeda dengan penyetaraan ijazah.

 

Legalisir ijazah adalah proses pembubuhan cap stempel dan tanda tangan asli oleh yang berwenang di atas fotokopi ijazah sebagai pembuktian fotokopi tersebut sesuai dengan ijazah asli. Penjelasan tentang legalisir  ini terdapat di lampiran SK Dirjen Dikti no 82/2009 bagian I Pendahuluan item A alinea terakhir. Menurut Sk Dirjen No. 82 tahun 2009 yang berwenang melakukan legalisir ijazah luar negeri adalah:

  1. a) Dean (Dekan) atau Director Program University yang menerbitkan ijazah luar negeri tersebut.
  2. b) Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI di Negara tempat ijazah luar negeri itu diperoleh.

Legalisasi ijazah dan transkrip nilai tak wajib dalam proses penyetaran ijazah LN di Dikti. Namun merupakan suatu persyaratan wajib pada saat kita akan melanjutkan studi lanjut baik biaya sendiri maupun beasiswa, mengusulkan NIDN, penetapan PAK dan Serdos, melamar kerja, penyesuaian jabatan akademik, dan pangkat.

 

Penyetaraan ijazah luar negeri adalah proses penilaian kesetaraan gelar hasil pendidikan luar negeri dengan gelar akademik atau sebutan profesional di Indonesia. Hasil penyetaraan berupa penerbitan SK penetapan hasil kesetaraan yang memberi jawaban gelar luar negeri tersebut dapat disetarakan dengan D3/D4/S1/S2/S3/SP-1 di Indonesia. SK penyetaraan ini ditanda tangani Direktur akademik Ditjen Dikti (sejak 01 Januari 2011 sudah ganti nama menjadi Direktorat Belmawa ). SK penyetaraan yang sudah terbit juga perlu dilegalisir. Legalisasi SK Penyetaraan boleh oleh Dikti atau Notaris. Adapun panduan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri secara online adalah sebagai berikut:

 

Bagi Pemohon yang Perguruan Tinggi dan Program Studi yang sudah pernah Disetarakan

  1. Pemohon mendaftarkan akun pada laman Ijazah Luar Negeri.
  2. Pemohon memasukan akun pada laman Ijazah Luar Negeri.
  3. Pemohon mengisi borang pendaftaran yang terdapat pada laman penyetaraan ijazah.
  4. Pemohon mendapat nomor registrasi, untuk dicatat dan disimpan.
  5. Pemohon datang ke Direktorat Akademik Ditjen Dikti (lantai 7 gedung D Kemdiknas) dan membawa persyaratan serta memperlihatkan DOKUMEN ASLI beserta fotokopi dokumen sebagai berikut:
    • Ijazah yang akan disetarakan (Ijazah yang tidak berbahasa Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan disahkan oleh Kedutaan Besar Negara tempat belajar atau penterjemah resmi);
    • Ijazah jenjang sebelumnya;
    • Transkrip nilai (Transcript of Records selama belajar di luar negeri);
    • Disertasi (untuk S-3) / Tesis (untuk S-2) / Tugas Akhir atau Skripsi (untuk S-1) Apabila bahasa yang digunakan bukan bahasa Inggris, harap dilampirkan terjemahan dalam bahasa Inggris yang meliputi : 1) Title page; 2) Abstract; 3) Conclusion
    • Pasport dan student visa selama belajar di luar negeri (in-out ke negara tersebut dilampirkan);
    • Pas foto terbaru ukuran 3×4 cm (3 lembar untuk masing-masing ijazah);
    • Nomor registrasi;
    • Surat tugas belajar (wajib bagi PNS);
    • Surat perjanjian dari sponsor (bagi karyawan swasta).
  6. Dalam hal-hal tertentu, penilai ijazah dapat meminta keterangan lain sebagai persyaratan penunjang. Contoh: kronologis proses pembelajaran, masa tinggal di luar negeri, dan lain lain.
  7. Bagi Perguruan Tinggi dan Bidang Ilmu yang sudah pernah disetarakan maka Penyetaraan Iazah akan selesai 1-2 hari kerja.
  8. Apabila pemohon berhalangan untuk mengambil SK Penyetaraan Ijazah, pemohon dapat mewakilkan kepada orang lain dengan membawa surat kuasa bermaterai Rp. 6.000,-

 

Panduan Penyetaraan Ijazah Luar Negeri Bagi Pemohon dari Perguruan Tinggi atau Program Studi yang belum pernah disetarakan

  1. Pemohon mendaftarkan akun pada laman Ijazah Luar Negeri.
  2. Pemohon memasukan akun pada laman Ijazah Luar Negeri.
  3. Pemohon mengisi borang pendaftaran yang terdapat pada laman penyetaraan ijazah.
  4. Pemohon mendapat nomor registrasi, untuk dicatat dan disimpan.
  5. Pemohon datang ke Direktorat Akademik Ditjen Dikti (lantai 7 gedung D Kemdiknas) dan membawa persyaratan serta memperlihatkan DOKUMEN ASLI beserta fotokopi dokumen sebagai berikut:
    • Ijazah yang akan disetarakan (Ijazah yang tidak berbahasa Inggris, Belanda, Perancis dan Jerman harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan disahkan oleh Kedutaan Besar Negara tempat belajar atau penterjemah resmi);
    • Ijazah jenjang sebelumnya;
    • Transkrip nilai (Transcript of Records selama belajar di luar negeri);
    • Disertasi (untuk S-3) / Tesis (untuk S-2) / Tugas Akhir atau Skripsi (untuk S-1) Apabila bahasa yang digunakan bukan bahasa Inggris, harap dilampirkan terjemahan dalam bahasa Inggris yang meliputi: 1) Title page; 2) Abstract; 3) Conclusion
    • Katalog/pedoman akademik di luar negeri pada jenjang yang akan disetarakan; tentang kurikulum/program pendidikan yang dikeluarkan oleh Perguruan Tinggi yang bersangkutan dalam bahasa Inggris;
    • Surat perjanjian dari sponsor (bagi karyawan swasta);
    • Pasport dan student visa selama belajar di luar negeri (in-out ke negara tersebut dilampirkan);
    • Artikel atau jurnal ilmiah bagi yang sudah dipublikasikan sebagian dari disertasinya;
    • Pas foto terbaru ukuran 3×4 cm (3 lembar untuk masing-masing ijazah);
    • Nomor registrasi;
    • Surat tugas belajar (bagi PNS).
  6. Dalam hal-hal tertentu, penilai ijazah dapat meminta keterangan lain sebagai persyaratan penunjang. Contoh: kronologis proses pembelajaran, masa tinggal di luar negeri, dan lain lain.
  7. Bagi Perguruan Tinggi dan Bidang Ilmu yang belum pernah disetarakan maka Penyetaraan Ijazah akan selesai dalam 7 hari kerja.
  8. Apabila pemohon berhalangan untuk mengambil SK Penyetaraan Ijazah, pemohon dapat mewakilkan kepada orang lain dengan membawa surat kuasa bermaterai Rp. 6.000,- .

 

Proses Penyetaraan Ijazah Luar Negeri di Dikti sangatlah mudah dan praktis, asal persyaratan dokumen disediakan secara lengkap sebelum pengajuan. Petugas Penyetaraan Ijazahnya pun sangat ramah, informatif dan kooperatif. Apalagi kita tidak dipungut biaya sama sekali dalam proses pengajuan SK Penyetaraan Ijazah Luar Negeri ini. Apabila kita membutuhkan legalisir dari SK Penyetaraan Ijazah ini, pihak Dikti akan membantu kita untuk mengurusnya. Kita hanya perlu mengopi SK asli sekitar 5 lembar dan menyerahkannya pada petugas di hari yang sama, dimana SK asli dapat dibawa pulang saat itu juga. Lalu petugas akan meminta alamat kita dan Dikti akan mengirim langsung hasil legalisir tersebut ke alamat kita, dan dalam beberapa hari kita dapat menerima dokumen tersebut. Lagi-lagi tanpa dipungut biaya apapun, semuanya GRATIS! Untuk info lebih lanjut, silahkan kunjungi websitenya di (http://ijazahln.ristekdikti.go.id/).

– Keterangan tambahan

Risma Rizkia Nurdianti

(Awardee PK-2)

Legalisir Ijazah Vs. Penyetaraan Ijazah (keterangan tambahan)

Penyetaraan Ijazah Luar Negeri merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen DIKTI dalam rangka memfasilitasi keperluan pengguna yang telah dilakukan selama puluhan tahun.

Penyetaraan ijazah ini bukan dimaksudkan untuk menentukan diakui tidaknya ijazah dan gelar yang diperoleh seseorang dalam menempuh pendidikannya di luar negeri, akan tetapi lebih kepada menentukan gelar yang diperoleh tersebut setara dengan ijazah jenjang pendidikan yang berlaku di Indonesia. Oleh sebab itu, beberapa hal yang penting untuk dilihat prosesnya dalam penyetaraan ini antara lain sistem akademik, jumlah kredit yang diambil, masa studi, kualitas tugas akhir, masa tinggal di tempat dimana pendidikan tersebut ditempuh. Perlu juga diketahui bahwa penyetaraan ijazah ini bukan merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh para lulusan luar negeri, kecuali disyaratkan oleh tempat kerjanya atau pengguna lulusan perguruan tinggi luar negeri.

Selama ini dalam setiap bulannya terdapat sekitar 200-250 lulusan luar negeri yang melakukan penyetaraan ijazah. Tentunya Direktorat perlu melakukan perbaikan sistem agar proses ini dapat dilakukan dengan mudah dan dapat dilakukan dalam waktu yang singkat. Beberapa perubahan sistem telah dilakukan, termasuk didalamnya menentukan status penyetaraan secara online dimana pengguna tidak diperlukan lagi melakukan penyetaraan apabila sudah ada lulusan pada jenjang dan program studi yang sama yang telah disetarakan. Berbagai Prosedur Operasi Baku (POB) telah dikembangkan dan diberlakukan agar proses evaluasi dan penyetaraan dapat dilakukan secara terukur.

Dalam rangka merealisasikan berbagai masukan baik dari pengguna maupun pihak mitra, Direktorat Akademik meluncurkan sistem baru, yaitu pendaftaran ijazah luar negeri secara online. Sistem ini dikembangkan agar waktu yang diperlukan untuk melakukan proses (pendaftaran) penyetaraan dapat lebih singkat, karena lulusan luar negeri dapat melakukan pendaftaraan dimana saja melalui internet.

Kami berharap agar sistem baru ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para pengguna untuk memberikan manfaat yang maksimal. Kami juga mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak sehingga sistem ini dapat diluncurkan. Masukan dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan agar kami secara terus menerus dapat meningkatkan pelayanan melalui perbaikan sistem.

Jakarta, 2 Mei 2010
TTD

 

Illah Sailah
Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan

————————————————————————-

P e n g u m u m a n !

Sekretariat Penyetaraan Ijazah Luar Negeri melakukan sistem verifikasi baru (booking system), kepada pemohon agar memilih (booking) tanggal dan bulan kedatangan ke Dikti untuk melakukan verifikasi dokumen. Pemohon dapat memilih tanggal dan bulan kedatangan setiap hari Senin sampai dengan Kamis. Pelayanan penyetaraan ijazah dibatasi maksimum 50 pendaftar per-hari. Pemilihan tanggal dan bulan kedatangan dapat dilakukan setelah anda melakukan pendaftaran. Isi tanggal kedatangan untuk verifikasi dokumen.

 

 

Pelayanan Penyetaraan Ijazah 

Risma Rizkia Nurdianti

(Awardee PK-2)