“The Power of Postcard”, Teaser Campaign kedua program #nasipadang

 

Ternyata tidak harus menjadi seorang Mario Teguh untuk memberikan motivasi kepada anak-anak sekolah. Dan tidak butuh ratusan halaman dalam sebuah novel seperti halnya novel Laskar Pelangi ataupun Negeri 5 Menara untuk memberikan inspirasi bagi anak negeri melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Cukup satu lembar kartu pos. Yup, hanya dengan satu lembar kartu pos, kita bisa berbagi motivasi dan inspirasi bagi anak-anak sekolah di pelosok negeri.

— Dedi Rosa Putra Cupu —


Sukses dengan kampanye #nasipadang melalui video teaser campaign 1, salah satu awardee LPDP-Jerman yaitu pak M. Yusuf Awaluddin (S3, University of Bremen) release video teaser campaign kedua dengan judul The Power of Postcard. Jika pada video pertama menjelaskan apa itu program #nasipadang disertai dengan beberapa video tentang informasi bagi para calon pengirim kartu pos dan penerima kartu pos#nasipadang, maka pada video kedua ini lebih menekankan pada arti pentingnya semangat bagi anak-anak Indonesia untuk tetap belajar dan meraih mimpinya. Dan hanya dengan selembar kartu pos, mahasiswa/i Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Luar Negeri bisa memberikan semangat yang dibutuhkan oleh anak-anak Indonesia.

Diawali dengan sebuah pesan arti pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia dan juga betapa pentingnya semangat bagi mereka untuk terus belajar. Hadir sebuah pertanyaan, apa jadinya jika mereka tidak punya semangat tersebut? Dan tidak ada yang memberikan semangat bagi mereka? Nah, di video kali ini pak Yusuf mencoba menggambarkan arti sebuah kartu pos dalam memberikan semangat kepada anak-anak sekolah di Indonesia. Kartu pos yang telah ditulis dengan kalimat sederhana berisi semangat, motivasi dan inspirasi  bagi anak-anak Indonesia dan dibacakan oleh Guru di depan kelas. Kartu pos tersebut dikirimkan dari belahan dunia, seperti Bremen, Bonn, Weimar, Göttingen (Jerman), Glasgow, Oxford (UK), Nagoya (Jepang), Rotterdam (Belanda) dan telah sampai ke sekolah-sekolah di Indonesia seperti di Ciliwung, Cianjur Selatan, Sukabumi, Kabupaten Bandung, dan lain-lain. Penasaran? Silahkan nonton videonya di sini..

[youtube id=”FWk_E1VDk9c” align=”center” mode=”normal”]

Tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh Awardee LPDP dan sahabat #nasipadang di seluruh belahan Dunia yang telah berbagi motivasi dan inspirasi bagi anak negeri bersama #nasipadang. Terima kasih juga kepada pak Yusuf atas video teaser campaign #nasipadang-nya.

– Jangan lelah untuk terus berbagi inspirasi –

Graduate Record Examination (GRE) Test – My one test to Germany!

GRE 1

Sumber gambar : http://makemycareer.com/siteadmin/upload_image/entrance_exam/exam20_04_11_00_31_36.jpg

Alhamdulillah akhirnya ada ide untuk menulis artikel! Yak kali ini saya melalui website LPDP Jerman-yang-kece-pake-bingit ini akan membagikan informasi mengenai tes GRE atau Graduate Record Examination. Tes GRE merupakan suatu tes yang diakui internasional yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan dasar (matematis dan Bahasa Inggris) dari seseorang. Hasil skor GRE ini seringkali diperlukan sebagai dokumen yang harus dipenuhi untuk dapat mendaftar di universitas-universitas luar negeri (khususnya untuk jurusan-jurusan teknik, untuk MBA dan beberapa jurusan lainnya biasanya yang diperlukan adalah skor Graduate Management Admissiont Test / GMAT, bukan GRE). Saya sendiri mendaftar di jurusan master of electrical power engineering di RWTH Aachen yang juga memerlukan skor GRE. Jadi dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, butuh atau tidaknya tes ini.

Apa aja yang ada di tes GRE?

  1. Verbal Reasoning, di sini kemampuan berbahasa Inggris kita akan benar-benar diuji. Bila anda mampu mendapat skor toefl diatas 600, belum tentu anda mampu menguasai tes yang satu ini. Tes ini mencakup 3 hal: Reading comprehension, text completion, & sentence equivalent. Tes verbal disajikan dalam sesi Multi-Stage-Test (MST). Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  2. Quantitative Reasoning, tes matematika dasar. Disini kemampuan berhitung anda akan diuji. Menurut pendapat pribadi sebetulnya soal-soal ini tidak terlalu sulit secara matematis, namun sulit karena disajikan dalam Bahasa Inggris, jadi harus bisa mencerna soal lebih dalam. Oh ya, untuk tes ini tidak diperbolehkan membawa kalkulator ya, tapi disediakan kalkulator desktop bila diperlukan, menurut saya justru malah buang waktu menggunakan ini. Tes quantitative disajikan dalam 3 sesi MST. Untuk setiap sesi diberikan waktu 35 menit untuk mengerjakan 20 soal.
  3. Analytical Writing. Tes ini dibagi 2 sesi: Analyze an Issue dan Analyze an Argument. Intinya kita diminta untuk berfikir secara kritis untuk menanggapi isu dan argument yang diberikan. Untuk setiap sesi diberikan waktu 30 menit.

Sesi writing selalu diberikan di awal dalam rangkaian tes GRE, sementara untuk sesi lainnya diberikan secara acak. Kalau dari pengalaman saya, rangkaian sesi tes GRE yang saya alami yaitu: writing analyze an issue – writing analyze an argument – quantitative sesi 1 – verbal sesi 1 – quantitative sesi 2 – verbal sesi 2 – quantitative sesi 3.

Apa itu Multi-Stage-Test?

Multi-Stage-Test pada dasarnya ingin menilai betul seberapa besar kemampuan anda dalam berbahasa (verbal) atau berhitung (quantitative). Karena test ini dibagi dalam beberapa sesi, tingkat kesulitan pada soal-soal sesi berikutnya bergantung pada nilai anda pada sesi sebelumnya, jadi tentu kalau anda dapat mengerjakan soal-soal dengan baik pada sesi pertama, soal-soal pada sesi ke-2 akan lebih sulit lagi. Wuhuuuuw!

Bagaimana penilaiannya?

Skoring untuk verbal dan quantitative diberikan dalam range 130 – 170. Sementara untuk analytical writing diberikan dalam range 0.0 – 6.0. Konversi nilai menjadi persentase dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

GRE 2GRE 3

*tabel diambil dari http://www.ets.org/s/gre/pdf/gre_guide_table1a.pdf

Kalau ada, coba dilihat dulu untuk jurusan yang anda minati, kadang disediakan berapa rata-rata skor GRE peserta yang diterima di jurusan tersebut. Untuk jurusan saya contohnya, rata-rata nilai skor GRE pendaftar yang diterima adalah 151 untuk verbal dan 162 untuk quantitative. Bayangan skor ini tentu membantu kita menentukan target berapa skor yang kita butuhkan.

Gimana cara daftar tes GRE? Dimana tesnya? Berapa biayanya?

Anda bisa daftar secara online di www.ets.org/gre . Perlu dilihat yang dibutuhkan biasanya adalah GRE General Test, karena ada tes lain yaitu GRE Subject test yang kadang dibutuhkan untuk beberapa spesifikasi tertentu. Tempat tes GRE di Indonesia sayangnya hanya di 4 kota: Jakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar. Tesnya dikerjakan dengan menggunakan perangkat komputer. Biayanya adalah $195, mahal (menurut saya >,<), jadi tolong dipersiapkan dengan matang sebelum mengikuti test ini. Pembayarannya dapat dilakukan dengan menggunakan kartu kredit. Untuk jadwal test nya dapat dilihat di website ETS tersebut.

Gimana supaya dapat skor yang oke?

Ya belajar, hahaha. Semua butuh disiapkan, terutama tes verbal yang memang sulit sekali. Butuh waktu untuk menghafal sekian ratus vocabulary baru agar mendapatkan nilai maksimal. Saran saya kalau memang baru ingin mempersiapkan tes GRE, siapkan waktu paling sedikit 2 bulan. Beberapa tips dari saya untuk tes GRE:

  • Belajar rutin, misal tiap hari menghafal 5-10 kata-kata baru, mengerjakan soal-soal matematika dasar, menulis artikel, dll.
  • Jangan pelit beli buku. Di bawah nanti saya berikan list publisher buku GRE yang bisa digunakan.
  • Gunakan simulasi tes dengan waktu secara rutin. Ini penting untuk melihat sudah sampai mana kemampuan kita. Beberapa buku juga memberikan akses secara online agar kita dapat melakukan simulasi mengerjakan tes GRE, manfaatkan dengan maksimal.

Beberapa bahan belajar buku GRE yang bisa digunakan:

  • Kaplan
  • Barron’s
  • Peterson
  • Cliffs Notes
  • Princeton Review
  • CD, DVD, Internet, dan lain-lain.

Untuk hasil tes verbal dan quantitative sudah bisa dilihat seusai mengerjakan tes GRE. Sementara untuk hasil writing akan keluar pada 10-15 hari setelah tes. Skor ini bisa langsung dikirimkan ke universitas-universitas yang kita inginkan (maksimal 4 universitas). Merasa skor kurang bagus? Anda diperbolehkan untuk mengikuti tesnya lagi (bayar lagi pastinya :v) minimal 21 hari setelah tanggal tes terakhir, dan maksimum 5 kali tes dalam janga waktu 1 tahun.

 

Fuuhhh. Saya rasa cukup untuk GRE nya, kalau ada pertanyaan bisa ditanyakan ke saya melalui FB. Jangan segan untuk membagikan info ini ke kawan-kawan yang memerlukan, karena ilmu itu ada untuk dibagi.

Salam.

Penulis : Fauzan Saputra (Awardee LPDP -Jerman, S2 RWTH Aachen)

Mengurus Visa Family Reunion ke Jerman

Bertemu lagi masih dalam tulisan tentang visa. Kali ini materi tulisan saya tentang bagaimana mengurus visa keluarga (Family Reunion) bagi pasangan yang akan mendampingi suami/istri saat bekerja maupun kuliah di Jerman. Pengalaman saya tinggal untuk melanjutkan studi di Jerman boleh jadi yang paling berat selama saya meninggalkan keluarga, tak lain dan tak bukan karena sulitnya mendapatkan resident permit bagi pasangan dan anak. Cerita ini bukan bermaksud menakut-nakuti apalagi membuat pilihan untuk melanjutkan studi ke Jerman harus terhenti, tidak kesana maksudnya. Tulisan ini hanya sekedar berbagi pengalaman serta tips apa saja yang harus dilakukan andaikan harus berurusan dengan visa keluarga di Kedutaan Jerman Jakarta. Cerita panjang ini saya mulai dengan:

Persiapan Dokumen

Ketika pasangan kita akan mendampingi dokumen yang mutlak disiapkan antara lain sbb:

  1. BUKU NIKAH yang telah dilagilisir oleh Kantor Kemenag (dulu KUA tempat kita menikah/tinggal) bagian yang perlu di foto copy dan legalisasi adalah bagian berfoto, bagian yang terdapt nama orang tua dan mertua serta lembar yang tertulis mas kawin/mahar. Adapun biaya yang diperlukan disini hampir seikhlasnya (ini sangat bergantung pada kebiasaan yang berlaku di kantor tersebut). Buku Nikah selanjutnya wajib dilegalisir ke KEMENAG di Jl. Thamrin Jakarta, proses ini memerlukan waktu kurang lebih 3-7 hari lamanya tergantung keberanian kita bernegosiasi dengan petugas. Meskipun banyak “invisible hand” jasa pengurusan tapi sebaiknya lakukan sendiri meskipun menyita waktu karena tarif “tak tertulis” itu biayanya bisa sampai 10x lipat dari biaya resmi yang hanya 25.000,-.

PENTING: Pada saat mengurus legalisasi Buku Nikah bawalah materai seandainya diperlukan, pengalaman istri saya diminta membuat pernyataan suami mengetahui proses legalisasi tersebut sementara saya posisi sudah berada di Jerman (ga penting banget sih pernyataan Cuma untuk mengetahui aja, weeew!).

 

Begitu proses di Kemenag selesai maka instansi yang wajib dituju adalah KEMENKUMHAM di Jl. Rasuna Said Kuningan, proses disini relatif lebih mudah (maklum tempatnya orang akhli hukum mungkin ya, jadi transparan dan bebas pungli). KEMENLU Pejambon adalah tujuan selanjutnya buku nikah kita jalan-jalan. Di bagian belakang gedung utama terdapat loket layanan legalisasi dokumen, disini akan berhadapan dengan proses yang sama. Siapkan mental untuk menerima jawaban dokumen selesai berminggu-minggu, kalau disini (saya menyarankan) tidak ada salahnya mengunakan jasa “invisible hand” agar bisa selesai hari yang sama mengingat langkah selanjutnya buku nikah WAJIB dilegalisasi oleh Kedutaan Jerman di lantai dasar sebelum jam 11.30…ppfiuuh betul-betul proses marathon yang menyita pikiran dan tenaga juga tak sedikit biaya. SETELAH ITU TERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA JERMAN lalu tinggal bawa dokumen versi Bahasa Jerman ke Kedutaan Jerman di pintu layanan visa mintalah ke loket legalisir di lantai dasar sebelum jam 11 pagi serta membayar Rp. 450.000,-/dokumen, hari yang sama dokumen tersebut siap bergabung dengan form Visa.

 

  1. AKTA KELAHIRAN ANAK/KARTU KELUARGA, proses nya hampir sama dengan Buku Nikah tanpa perlu melalui Kemenag jadi anda bisa langsung ke KEMENKUMHAM serta KEMENLU dengan proses dan tahapan yang sama. Tips cerdas pada proses ini adalah berani sedikit ngotot untuk selsai sesegera mungkin mengingat legalisasi Kartu Keluarga memerlukan contoh specimen Kepala Dinas Kependudukan/Catatan Sipil dari tempat kita membuat KK, sumpah ini proses yang bikin istri saya mati gaya dan kehilangan sisi anggunnya hehe SETELAH ITU TERJEMAHKAN KE DALAM BAHASA JERMAN dan lakukan proses yang sama dengan tahap melegalisasi Buku Nikah.
  1. RAPORT ANAK (bagi anak yang berusia sekolah), proses nya cukup membawa legalisasi dan Surat Keterangan Pindah dari sekolah terakhir, lalu dokumen tersebut dikirim ke penerjemah tersumpah (sworn translator) maka dalam 2-4 hari raport anak pun sudah berganti menjadi auf Deutsch, keren!
  1. LETTER OF GUARANTEE/SPONSORSHIP LETTER dari pihak ketiga yang menjamin biaya hidup kita selama studi dan besaran tanggungan untuk keluarga. Seandainya punya rejeki lebih buatlah rekening koran dari Bank serta Bank Statement yang menerangkan jumlah rek dalam EURO dengan print-out saldo pada buku tabungan. Pengalaman beberapa teman dari kota lain tidak diminta besaran nominal untuk dependant selama pemohon bisa memperlihatkan LoG/LoS namun pengalaman saya sendiri untuk visa Berlin, istri diminta menunjukan bank account sebagai jaminan kemampuan finansial istri dan 2 anak.
  1. REK KORAN BANK DI JERMAN (KONTOAUSZUG) lampirkanlah foto copy bukti rek koran terakhir sebagai bukti bahwa kita memiliki dana untuk bekal hidup pada rekening dimaksud.
  1. KONTRAK RUMAH (Mietvertrag) di Jerman, ini syarat yang paling mudah yang kami rasakan. Bagaimana tidak mudah hanya melampirkan foto copy kontrak rumah yang memuat luasan tempat tinggal serta besaran biaya sewa. ACHTUNG! Standar besaran per individu 12 m2 jadi andaikata anda membawa 3 anggota keluarga maka dihitung 4 x 12 m2= 48m2. Banyak kejadian permohonan visa gagal karena tidak terpenuhinya standar luasan tempat tinggal. Kalau ada yang bertanya kenapa harus seperti itu? Jawabannya karena Pemerintah Jerman begitu menjaga kualitas hunian penduduknya serta kualitas hidup yang berpengaruh bagi lingkungan sekitarnya.
  1. ANMLEDEBESCHEINIGUNG/KTP dan AUFENHALTSITEL Penjamin (suami/istri), seperti yang sudah saya jelaskan dalam pengurusan visa di artikel ini maka Anmeldebeschenigung serta Aufenhaltstitel (Resident permit) WAJIB dilampirkan dalam bentuk foto copy dalam dokumen aplikasi visa.
  1. ASURANSI/KRANKENVERSICHERUNG berupa asuransi perjalanan ATAU BOLEH JUGA asuransi kesehatan setiap individe (pasangan dan anak-anak). Pengalaman saya menggunakan asuransi MAWI*TA cukup membayar EUR 13,- untuk paket MAWI*TA VISUM serta EUR 44.8,- untuk MAWI*TA Science. Mengingat aturan claim asuransi beberapa operator mewajibkan 6 bulan minimum keanggotaan maka sebaiknya langsung lakukan registrasi asuransi kesehatan untuk menjaga visa tertolak karena periode asuransi perjalanan habis sebelum visa keluar. Pendaftaran visa bisa dibuka disini http://www.mawista.com/
  1. SERTIFIKAT BAHASA JERMAN A1 NIVEAU DARI GOETHE, syarat ini berat-berat gampang, beratnya karena tanpa kursus sulit untuk lulus tapi gampangnya kalau suka bahasa rasanya sangat challenging untuk diikuti. Pemerintah Jerman mensyaratkan kemampuan bahasa mengingat dalam kehidupan sehari-hari jangan sampai pasangan kita kesulitan berkomunikasi aktif. Beberapa kasus ada pengecualian mengganti sertifikat bahasa level A1 selama pemohon bisa menunjukan sertifikat Sarja S1 (untuk Berlin masih mewajibkan sertikat A1).
  1. SURAT REKOMENDASI PROFESSOR, ini surat sakti yang bisa membantu kekurangan syarat pemohon. Namun demikian bukan berarti persyaratan tidak lengkap boleh disampikan ke loket 4 Kedutaan Jerman, dipastikan akan ditolak hehe. Rekomendasi Professor/Program Director AKAN BERLAKU pada proses revie dokumen di Auslanderbehoerde kota tujuan, banyak cerita keberhasilan visa yang terbantu oleh surat sakti tersebut.
  1. SURAT UNDANGAN DARI PASANGAN DI JERMAN (FAMILIE EINLADUNG)

Berupa surat dalam bahasa Jerman yang ditujukan kepada Auslandebehoerde di kota tujuan yang isinya memohon pemberian visa atas nama XXXXXXX dengan tanggal lahir XXXXXXXX no paspor XXXXXXX lalu tidak lupa memberikan tandatangan.

 

  1. FORM VISA RESIDENT, hati-hati jangan sampai tertukar dengan form Visa Schengen, isilah dengan jelas dan bersih tanpa coretan. Dibuat rangkap 2 dilengkapi dengan seluruh dokumen yang telah kita legalisir tanpa di hekter JANGAN LUPA SERTAKAN foto biometrik ukuran 4×6 sesuai yang dipersyaratkan dalam website Kedutaan Jerman.

 

ACHTUNG: semua dokumen yang dikirim dari Jerman di scan serta di print berwarna terutama pada dokumen bertanda tangan!

 

Pemasukan Dokumen Aplikasi

Setelah semua dokumen dilengapi, langkah selanjutnya adalah memasukan seluruh persyaratan ke Loket 4 Bagian Visa Kedutaan Jerman di Jakarta, proses pemeriksaan dokumen tidak terlalu lama, andai ada syarat yang tidak lengkap maka kita akan diminta melengkapi untuk selanjutnya dengan membayar Rp. 960.000,- permohonan visa Family Reunion akan dikirim ke kota tujuan untuk dilakukan verifikasi. Berharap dan berdoa semoga keluarga yang dinanti bisa segera berkumpul mendampingi kita selangkah demi selangkah menuju cita-cita. Semoga bermanfaat.

 

Penulis : Roni Susman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Berteman Purnama di Laut Baltik dan Laut Utara

Libur tlah tiba….libur tlah tiba…masa-masa liburan memang sangat dinantikan apalagi untuk mahasiswa seperti saya yang juga punya anak usia sekolah. Biasanya libur saya pun menyesuaikan dengan liburnya anak-anak. Enaknya lagi waktu-waktu libur itu sudah ada ‘template’ nya mulai dari kapan dan akan berakhir kapan untuk waktu liburnya, sehingga memudahkan saya juga untuk mengatur jadwal dan memikirkan lokasi liburan. Tidak mudah memang untuk mencari titik temu antara keinginan anak-anak dan keinginan orang tua dalam menentukan lokasi liburan.

Liburan Paskah tahun ini kami pun telah merencanakan untuk plesiran mengarungi Laut Baltic dan Laut Utara sejak jauh hari. Keluarga kecil kami sangat mencitai yang hal-hal yang berbau laut, pantai, dan ombak. Beruntungya, semua setuju kalau liburan kali ini kami berpesiar dari Kiel, Jerman, menuju Oslo, Norwegia menggunakan kapal laut. Ya…kapal laut! Saya mencoba rasa liburan yang lain dari biasaya menggunakan pesawat, kereta ataupun bis. apalagi buat istri dan anak-anak saya, berlayar dengan kapal laut ini adalah yang pertama. Untungnya lagi, mereka menyukainya. Semoga menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi mereka.

laut baltik 1

Rute perjalanan Kiel – Oslo – Kiel

Kapal M/S Color Magic yang dibuat pada tahun 2007 ini mampu menampung sebanyak 2.700 penumpang dengan lebih dari 500 buah kendaraan di dalamnya. Kapal besar ini mempunyai panjang mencapai lebih dari 220 meter dan tinggi hampir 60 meter. Tak kurang ada sebanyak 14 deck (lantai) yang bisa kami sambangi satu per satu selama perjalanan tersebut. Total 3 hari 2 malam kami di atas kapal ini, dan boleh dibilang sangat TIDAK membosankan, kok bisa?

laut baltik 2

Penampakan Kapal MS Color Magic sedang docking di Oslo

Sengaja kami memilih kamar yang bisa melihat ke laut secara langsung agar bisa melihat Sun rise ataupun Sun set atapun kapal lain yang berseliweran bahkan bisa melihat rembulan saat purnama di tengah laut. Eksotis! Perjalanan dimulai dari Kiel, kota pelabuhan di utara Jerman, pada pukul 14.00 dan dijadwalkan sampai keesokan harinya di Oslo pada pukul 10.00 pagi. Nah selama menunggu kedatangan di Oslo itulah banyak aktivitas yang kami lakukan.

laut baltik 3Kamar yang kami tempati selama cruise

Deck 7 merupakan pusat berkumpulnya penumpang, di sini banyak sekali restoran, tempat belanja, warung minum, pusat pertunjukan hingga pojok anak-anak. Manajemen pun kapal telah mempunyai template jadwal hiburan bagi para pengunjung sejak para penumpang boarding, khususnya untuk anak-anak. Beberapa diantaranya adalah atraksi badut, atraksi balon, face painting, sirkus, hingga dancing. Semuanya khusus untuk anak-anak. Belum lagi ada semacam water boom yang mereka beri nama Aqualand, orang tua dan anak bisa masuk bermain di arena berenang tersebut. Eeh ternyata di dalam kapal juga ada arena permainan anak semacam Time Zone kalau di Indonesia, dengan cara memasukkan koin mata uang Norwegia yaitu Kron. Tidak perlu khawatir juga, di dalam kapal sudah ada money changer untuk penukaran mata uang apapun.

laut baltik 4

Beberapa fasilitas yang ada di deck kapal dan menemani selama perjalanan

Tak lengkap kalau berlayar hanya menghabiskan waktu di dalam ruangan. Wajib hukumnya menikmati sunset ataupun sunrise dari atas geladak kapal. Ada beberapa spot di seputaran kapal yang diperuntukkan bagi penumpang untuk menerawang ke tengah Laut Baltik dan Laut Utara dan ditemani cahaya matahari senja yang mulai tenggelam. Bahkan pada satu lokasi di daerah Denmark, kapal melewati sebuah jembatan yang melintang di atas lautan, jembatan itu bernama Grossebelt Brucke. Epic!

laut baltik 5

Menerawang jauh ke hampatan lautan luas

Saat malam menjelang, romantisme semakin menjadi saat live performance dari para rtis kapal yang menyanyikan banyak sekali lagu romantis yang dipadu dengan efek digital yang ciamik. Tarikan vocal para penyanyi yang yahud pun tak jarang dikolaborasi dengan gerak tarian, seperti drama musikal. Tak kurang dari 2 jam penampilan mereka dalam dua sesi yang berbeda sangat memukau para tamu. Penampilan yang paling memikat buat saya adalah saat duet penyanyi melantunkan OST film “Ghost” yang hanya disinari satu lampu sorot ke masing-masing penyanyi, dan itu suaranya…asoy geboy sekali. Ah pokoknya tak salah memilih waktu romantisme menikmati pertunjukan hanya berdua dengan istri disaat anak-anak terlelap setelah beraksi di siang hari :-)

laut baltik 6

Malam makin larut dan pertunjukan telah usai. Hanya rembulan yang sempurna menemani kami menuju tujuan akhir perjalanan kali ini. Ya…rembulan yang terang sangat jelas terlihat dari jendela kamar kami, sambil menanti datangnya pagi. Oslo pun menanti di ujung sana dan banyak waktu tersisa bagi kami untuk mengeksplorasi sudut-sudut menarik ibukota Norwegia tersebut. Selamat malam.

Originally posted on : http://blogs.unpad.ac.id/myawaludin/2015/04/12/berteman_purnama/

Penulis : M. Yusuf Awaluddin (Awardee LPDP Jerman, S3 Universität Bremen )

The Real Disney Castle Neuschwanstein Schloss (Füssen, Bavaria, Germany)

Jika anda pernah ke Disney Land atau paling tidak menonton film Disney, pasti kalian tau kastil yang sering muncul di pre-opening film Disney. Nah, ternyata kastil yang ada di negeri dongeng Disney itu, terinspirasi dari kastil sungguhan yang ada di Jerman lho! Berikut ini  mas Yusron Wahyudi dan mbak Nova Resvita berbagi pengalaman mereka mengunjungi kastil negeri dongen Disney.

Indonesian Version

Kastil atau schloss (bahasa Jerman) itu adalah Neuschwanstein Schloss! Kastil ini berada di kota kecil Füssen di provinsi (bundesland) Bavaria, Jerman.

disney 1

Kastil ini tidak hanya memberikan dekorasi yang indah, tapi juga pemandangan pegunungan alpen yang sangat cantik. Jika anda masuk ke dalam kastil dan berdiri di balkon khusus pengunjung, maka anda akan menikmati pemandangan danau Alp (Alpsee) dan pegunungan Alpen (Alps) sekaligus.

disney 2

Kebetulan gambar diatas diambil pada sore hari dan cuaca sedang mendung. Tapi teman – teman bisa bayangkan jika cuaca bagus, maka yang terlihat adalah danau Alp, pegunungan es Alpen, dan langit biru yang menawan, so picturesque !

Biaya perjalanan :

  1. Pada perjalanan saya kali ini menggunakan tiket schönes Wochenende ticket. Informasi selengkapnya bisa diklik di sini.
  2. Setelah tiba di Füssen, kita dapat menggunakan bus ke kompleks kastil dengan harga EUR 4.4 untuk 1x return ticket.
  3. Setiba di kompleks kastil, terdapat loket tiket untuk memasuki museum. Info mengenai harga tiket bisa diklik di sini
  4. Nah, untuk ke kastil, kita harus mendaki sekitar 40 menit jalan santai atau 15 menit jalan cepat. Pihak pengelola memberikan layanan transportasi berupa bus dan kereta kuda. Karena tim kami biasa olahraga (turun tangga apartment, haha) maka setelah beli tiket masuk kami memutuskan untuk jalan cepat ke atas bukit menuju kastil Neuschwanstein. Jalannya mendaki dan lumayan juga ternyata.
  5. Selama pendakian ada rest area, dimana para pengunjung dapat membeli makanan dan minuman. Harga rata – rata berkisar EUR 6 – 10 untuk makanan dan EUR 3 – 7 untuk minuman.
  6. Toilet umum EUR 0.50 (di luar kastil)

Di atas bukit ada spot yang sangat bagus yaitu Marienbrücke (Jembatan Marien) dimana kita dapat melihat kastil dan danau secara bersamaan, sungguh indah!

Berikut foto – foto nya :

disney 3   disney 4

Di sebelah kiri adalah Marienbrücke dan di sebelah kanan adalah Alpsee & The Alps.

Tips perjalanan :

  1. Jika ingin memasuki museum, saran saya agar datang pagi – pagi karena sistem masuk museum menggunakan sistem batch/kloter. Jika beli tiket siang hari, kemungkinan anda akan mendapatkan jadwal batch/kloter sore. Hal ini akan mengganggu apabila anda punya jadwal lain pada sore hari.
  2. Mengingat setiap kloter dibatasi baik jumlah pengunjung dan waktu kunjungan di dalam kastil ini, maka menurut saya eksplorasi di lingkungan kastil saja sudah cukup. Sehingga, jadwal perjalanan anda tidak terhambat dengan jadwal batch/kloter tiket masuk anda.

Selamat menikmati pemandangan pegunungan alpen dan kompleks kastil yang indah, semoga perjalanan anda menyenangkan! Auf wiedersehen!

Penulis : M. Yusron Wahyudi (Awardee LPDP Jerman, S2 Karlsruhe Institute of Technology)

English Version

Have you ever heard about The Disney Castle of Sleeping Beauty? It’s not only in the fairytale, it does exist in real life. The castle named is Schloss Neuschwanstein, a castle located in Fussen, Bavarian area which is 131km far from Munich.

Well, I’d like to share what so called “small adventure” to reach a site where the beautiful view can be seen. My friends and I stood up in front of the castle while thinking how to take the full view of this castle. We did know the bridge name but we had no idea how to get there. Then we decided to ask people. It was slippery dangerous pathway due to the bad weather, raining and snowy. The gate to Marienbrücke Bridge where we could see the beautiful view of Neuschwanstein was closed for the safety of visitors. But strangely, we saw many people tried to climb the gate even children too. It was so crazy that we decided to break the rules, penetrate the blocked gate and keep walking on the climbed way. It wasn’t raining at the moment but the ice was melted and the footpath was so slippery, right side was the hills and left side was the cliffs. I almost felt down for many times due to the bad shoes. It took quite much energy to climb up. In the middle way to get there, I decided to stop and would like to go back down because suddenly remembered what had happened 3 years ago when I slipped down in the tea garden area and almost broke my arm. But my friends reminded me that we were already in the middle, close enough to reach the bridge. Well, I didn’t know something triggered myself and agreed with what my friends explained. Then we kept walking on that slippery route. Thanks to my friends who convinced me to not give up.

WOW, great thing when we reached the gate was the landscape was extremely awesome. It was totally breathtaking, the best view I ever seen in my life. At the moment reaching the top, there was a small bridge connecting 2 sides of the hills where we can see completely the whole castle and surrounding area. But then I remembered that I have phobia when standing on the high place. At the moment I glanced down to what was below the bridge, my feet started to tremble, my mind started thinking that it’s gonna break down. Luckily, my desire to see perfect view was high enough to defeat that fear. I stepped forward to the middle of the bridge. Oh then suddenly the grainy tears fall down to these cheeks. How Grateful Allah is for creating such beautiful scenery in this earth. The beautiful Alpen mountains coated by snow, surrounded by green lake, pure streams flowing down the bridge and extremely amazing beautiful castle. The nature there was so pure. It was perfectly awesome when the snowfall came over, hit this red coat, face, camera and everything. Alhamdulillah, this was my first experience to climb up the slippery iced pathway. Great things could be learned and one of them was”Keep moving on, keep climbing, do not give up. You’ll see the beautiful view on the top and that time you’ll realize that everything is paid off. ”

1527089_10201227899954678_1172945571_n

Penulis : Nova Resvita (Awardee LPDP Jerman, S2 RWTH Aachen)

Praktikum Pra Thesis: Mempelajari Dunia Kerja ala Jerman

Jerman menjadi salah satu negara yang memiliki sistem kurikulum pendidikan yang berbeda dibanding negara-negara lain di Eropa. Dari mulai pendidikan dasar hingga menengah terdapat berbagai pilihan jenis sekolah sesuai dengan peminatan siswa. Salah satu yang tidak banyak dimiliki sistem pendidikan negara lain (selain Indonesia dan Jepang) adalah internship atau praktikum di dunia kerja.

Tahun 2009 saya beruntung mendapat kesempatan untuk menempuh tingkat pendidikan master di Jerman yang mengharuskan praktikum bagi peserta yang akan segera memasuki tahap thesis. Sebenarnya tidak hanya pada level post graduate program praktikum ini menjadi bagian kurikulum, pada jenjang sarjana beberapa universitas memberlakukan waktu praktikum lebih panjang baik diambil awal perkuliahan yang disebut vor Praktikum atau di akhir sebelum tugas akhir. Dalam artikel ini akan saya bahas bagaimana tata cara melamar ke perusahaan, suasana praktikum dan apa manfaatnya bagi mahasiswa.

Proses Melamar (Bewerbung Praktikum)

Pada saat menjelang thesis, bagian akademik akan mengingatkan kita untuk mengambil praktikum selama 1-3 bulan di perusahaan yang memiliki keterkaitan dengan topik penelitian/thesis yang akan kita ambil. Pengalaman saya pihak kampus memberikan alternatif pilihan portofolio tempat praktikum yang kita minati untuk kita pelajari expertise setiap perusahaan. Mengingat program master yang saya ambil berkaitan dengan pemerintahan (public policy) maka pilihanpun jatuh pada sebuah Dewan Kota di Saachsen Anhalt tepatnya di Kota Halberstadt. Proses ini saya mulai dengan mengirimkan lamaran atau bewerbung kepada Direktur atau Ansprechpartner yang akan memandu kita selama proses praktikum tersebut berjalan. Syarat-syarat melamar praktikum antara lain diperlukan dokumen berikut:

  1. CV/Lebenslauf yang memakai format Europass dimana formatnya merinci waktu dan riwayat pekerjaan, pengalaman organisasi serta kemampuan penguasaan/skill yang menunjang selama praktikum.
  2. Surat lamaran ditulis dalam Bahasa Jerman (untuk beberapa kasus perusahaan menerima lamaran berbahasa Inggris) dengan format lamaran baku sesuai yang diajarkan pada level B2 Nouvo.
  3. Pengantar dari Dean/Program Director yang menunjukan bahwa kita merupakan mahasiswa pada program studi yang memiliki keterkaitan dengan bidang usaha/kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan yang dilamar.

Beruntung lamaran saya tidak perlu menunggu lama, latar belakang kerja serta motivasi saya melamar menjadi bahan pertimbangan utama dalam penentuan diterimanya saya menjadi salah satu praktikan. Pengalaman beberapa teman yang ditolak oleh perusahaan lebih pada kurang relevannya latar belakang pekerjaan/profesi terhadap keahlian/bidang usaha perusahaan yang diamar.

 

 

First Seen Best Impression

Setelah kita dinyatakan diterima menjadi seorang praktikan/praktikantin, kita akan diminta untuk datang sesuai dengan waktu yang ditentukan pada surat/email jawaban. Usahakan tidak terlambat dan datanglah dengan pakaian formal sebagai bentuk profesionalisme kita. Beberapa kasus panggilan pertama itu berupa interview (Vorstelungsgesprach) yang bisa jadi pertimbangan akan di posisi (Abteilung) mana kita ditempatkan. Pengalaman saya hari pertama dikenalkan dengan aktifitas perusahaan, job desk kita serta output kita pada saat akhir praktikum sebagai dasar penilaian dari Ansprechpartner kita untuk diberikan ke kampus.

Serba-Serbi Praktikum

Proses praktikum yang semula saya bayangkan sulit dan bikin stress baik dari kultur kerja terlebih lagi keterbatasan bahasa ternyata setelah tiga bulan saya jalani lebih menyenangkan. Pendampingan yang dilakukan oleh Ansprechpartner selama menjalani praktikum menjadi pengalaman yang tidak ternilai harganya. Yang lebih terasa adalah meningkatnya kemampuan bahasa Jerman yang saya akui sulit dan terstruktur. Saat praktikumlah saya bisa lebih mengenal budaya kerja orang Jerman yang pendek dibanding jam kerja negara lain tapi efektif dan super produktif, disitu kita bisa membedakan mentaliti orang Jerman yang amat sangat pandai menempatkan aktifitas pribadi dan profesi, sulit melihat orang Jerman menerima telepon pribadi saat jam kerja, bahkan sulit sekali berbicara antar rekan satu ruangan disaat mereka produktif bekerja.

Pengalaman yang tidak kalah menariknya selama praktikum adalah memungkinkannya kita terlibat dalam kegiatan seminar/meeting/conference keluar kantor bahkan keluar kota yang dapat menambah knowledge kita nanti terjun di dunia kerja sesungguhnya serta pengalaman empirik tentang topik yang terkait dengan thesis kita tentunya. Masa praktikum tiga bulan bagi saya menjadi masa yang pendek dengan banyaknya hal-hal baru selama saya tinggal di kota dan lingkungan yang juga baru.

Laporan Praktikum

Tidak terasa bulan ketiga hampir berakhir, saatnya kita menyusun laporan praktikum yang wajib dibuat untuk memenuhi penilaian. Tahap ini seluruh laporan disusun dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Jangan khawatir Ansprechpartner kita akan sangat membantu dalam proses penerjemahan laporan, termasuk mengevaluasi performance kita selama praktikum untuk disampaikan ke pihak universitas.

sertifikat praktikumSertifikat Praktikum

Demikian pengalaman saya dalam melamar dan menjalani proses praktikum, kondisi akan sangat berbeda setiap tempat, namun satu hal yang wajib disiapkan adalah percaya diri serta tidak takut, saya baru menyadari kalau budaya di Jerman bukan mengharamkan kesalahan tapi tidak mentolerir berulangnya kesalahan yang sama. karena pada tahap inilah kita mengetahui kesalahan kita, kekurangan kita serta potensi yang kita miliki manakala kita diberikan kesempatan bekerja pada perusahaan Jerman. Semoga bermanfaat.

Penulis : Roni Susman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

MENGEJAR JERMAN!! #PART2 (AWARDEE LPDP PROGRAM DOKTOR LUAR NEGERI)

Lanjutan kisah pertama : MENGEJAR JERMAN!! #PART1 (GAGAL DAPAT BEASISWA IGSP)

Penulis : Arif Luqman (LPDP-Jerman Awardee)


Rasa galau, bingung, penat, dan down masih menyelimuti hati (ceilee..) beberapa hari setelah melihat pengumuman tertulis penerima beasiswa IGSP dan nama saya gak tercantum di daftar tsb. Sementara itu, sang Profesor dari negeri seberang menanyakan kapan kepastian berangkat. Pfft…

Beberapa minggu kemudian, di Gedung Pasca Sarjana ITS diadakan sosialisasi beasiswa LPDP. Saya memutuskan untuk hadir walaupun sudah tau beberapa hal dan mekanisme dalam beasiswa LPDP karena pada saat mengerjakan tesis, saya pernah mendaftar untuk program beasiswa tesis dan hanya sampai ke tahap wawancara. Hasil dari menghadiri sosialisasi tersebut adalah saya jadi tahu bahwa LPDP membuka pendaftaran sepanjang tahun dan melakukan proses wawancara 4 kali dalam setahun. Ternyata sosialisasi tersebut dilakukan untuk menginformasikan pada civitas akademik ITS bahwa dalam waktu dekat pendaftaran LPDP ditutup sementara dan dilakukan proses seleksi administrasi dan wawancara.

Saya langsung melengkapi persyaratan dan mengupload persyaratan tersebut via internet karena seleksi administrasi beasiswa LPDP ini dilaksanakan secara online. Persyaratan yg dibutuhkan juga gak berbeda jauh dari persyaratan beasiswa IGSP, jadi saya tinggal scan dokumen dan upload serta membuat 2 essay yang menjadi persyaratan wajib. Selain itu, saya juga mengusahakan untuk mendapatkan LoA dari pihak fakultas dari Universitas di Jerman yg saya lamar.

Pihak fakultas meminta syarat2 standar seperti fotokopi legalisir transkrip dan ijazah dalam bahasa inggris, ijazah sma dalam bahasa inggris, dan surat keterangan 30% lulusan terbaik (ini yang ngurusnya ribet banget) dan dikirim via pos!! Ya via pos alias regular mail!! Helllooo jaman gini ngirim dokumen persyaratan masih viaregular mail?? Saya keberatan bukan karena alasan metode pengiriman dokumen yang ketinggalan jaman sih, tapi lebih ke BIAYA!! Ya , biaya kirim dokumen sekuprit aja ke Jerman habis Rp 300.000… Beuh!! Yah apa boleh buat, demi…..!!!

2 minggu setelah pendaftaran online LPDP ditutup, diumumkan peserta yang lolos administrasi dan akan menerima undangan untuk wawancara, alhamdulillah saya lolos (perasaan udah biasa aja, karena udah sering lolos administrasi.. hehe). 1 minggu kemudian undangan wawancara di Gedung Pasca Sarjana ITS Surabaya. Tahap wawancara inilah salah satu tahap yang paling menentukan pada waktu itu, karena belum ada mekanisme tambahan berupa LDG (Leaderless Discussion Group). Wawancara yg diselenggarakan di ITS ini menguntungkan saya secara mental (karena sudah hapal medan) dan terutama secara finansial (karena gak perlu “capek” bayar transport ke kota lain.. hehe).

Hari H tahap wawancara saya datang ke lokasi wawancara (sengaja) tidak terlalu awal.. hehehe (jangan ditiru kecuali sudah tau medan). Tiba di lokasi, udah banyak peserta wawancara yg pada ngumpul. 10 menit sebelum dimulai nomor antrian wawancara ditempel dan saya dapat giliran pertama!! Ada yg beberapa peserta kebingungan karena ada persayaratan yg lupa belum diprint, akhirnya beliau meminta tolong saya mengantarkan untuk ke tempat print terdekat. Saya juga bingung, karena waktu mepet dan saya juga giliran wawancara pertama. Akhirnya saya memetuskan untuk mengantar ke perpustakaan lantai 3, lift mati dan terpaksa harus naik tangga. Apesnya sambungan listrik di lantai 3 mati, petugas lantai 3 menyarankan kami untuk naik ke lantai 5. Kami pun naik dengan tangga (lagi) ke lantai 5. Petugas lantai 5 mengatakan kalau di lantai 5 juga tidak bisa print dokumen. Pfft… kami pun berjalan keluar perpustakaan dan berjalan ke jurusan terdekat, teknik perkapalan. Setelah tanya kanan kiri mahasiswa di sana, katanya tidak bisa ngeprint dokumen karena petugas ruag baca sedang keluar. Kamipun memutuskan untuk keluar kampus menggunakan mobil salah satu dari peserta yg juga butuh print persyaratan. Finally, print persyaratan sudah dilakukan dan memakan waktu >30 menit akibat muter2 gak jelas. 😀

Kembali ke lokasi, dan ternyata wawancara sudah dimulai. Dengan tergopoh2, saya bertanya ke panitia yg berjaga di depan ruang wawancara tempat verifikasi dokumen. Beliau pun menjelaskan kalau tadi saya sudah dipanggil beberapa kali tidak muncul jadi langsung dilompati ke peserta selanjutnya. Leganya, beliau memberi pemakluman setelah saya jelaskan akibat keterlambatan dan memberi kesempatan setelah peserta (yang seharusnya) nomor urut 2 keluar.

Akhirnya nama saya dipanggil masuk ke ruangan wawancara. Tidak begitu tegang kalau dibandingkan saat wawancara IGSP yg banyak bulenya. Kali ini interviewernya 3 orang, beliau-beliau ini terdiri dari 2 profesor dan 1 psikolog.

Pertama masuk ruangan, melihat 3 interviewer memegang berkas dan laptop masing-masing. Iterviewer pertama menanyakan kenapa saya terlambat dan saya menerangkan alasannya, beliau pun memaklumi (Lega banget… :D). Interview berjalan dengan menggunakan bahasa inggris dan di akhir menggunakan bahasa Indonesia selama kurang lebih 45 menit tanpa terasa. Panitia mengatakan bahwa pengumuman hasil wawancara keluar 2-3 minggu setelah wawancara.

Sekedar tips untuk para pendaftar beasiswa LPDP yang akan melaksanakan tahap wawancara, berikut kira-kira poin wawancara yg ditanyakan kepada saya :

  • Segala hal mengenai isi CV, baik organisasi, IPK, prestasi, pengalaman dll. Poin ini berfungsi untuk melihat apakah isi CV kita benar atau tidak.
  • Rencana studi, riset yg dilakukan, dan alasan memilih universitas dan bidang
  • Kesiapan kita untuk menghadapi budaya baru, dan semua hal baru lain di LN
  • Rencana masa depan setelah lulus kuliah
  • Poin tambahan (tergantung isis esay kita, CV, dll)

Tiap minggu ngecek web LPDP dan tepat 3 minggu pengumuman hasil wawancara keluar. Download PDF….. (loading). Double click. Baca nama peserta yg lolos wawancara untuk program doktor luar negeri satu persatu……. sreet sreeeet deg deg deg *bunyi mouse bareng sama jantung deg degan*. Jreng jreeeeeng…. Alhamdulillah nama saya tercantum!!! Cek sekali lagi nama dan nomor peserta dan alhamdulillah sesuai. Rasanya seneeeeng pol notog jedok.. 😀

Eh perjuangan buat dapat beasiswa ke Jerman belum selesai broo. Ya, tahap selanjutnya adalah Pelatihan Kepemimpinan alias PK. Saya mengajukan jadwal PK terdekat yaitu ikut PK 10. Alhamdulillah lagi jadwal PK yg keluar sesuai dengan yg saya ajukan.

Dua minggu bergelut dengan tugas pra PK yg lumayan bejibun dan bikin orang buka email tengah malam dan pagi buta 😀. Kemudian berangkat ke Depok untuk pelaksanaan PK selama 2 minggu. Selama PK ketemu dengan orang2 yg super2 semua.. bener2 pengalaman Luar Biasa!! (Beneran gak bo’ong). Selama PK kami semua dimasukkan ke dalam kelompok2 kecil dan saya masuk ke kelompok Kolaborasi, kelompok yg terkenal dengan “kegagalan”nya :p. Tapi jangan salah kegagalan ini yg bikin kami sangat dekat, kayak keluarga sendiri.. hehe. Kegagalan adalah sukses yg tertunda, quote diatas cocok banget buat kelompok kami yg akhirnya dapet juara 3 visualisasi mimpi dan juara 1 apresiasi budaya. PK berakhir dan pengumuman akhir penerima beasiswa LPDP akan dilakukan via email paling lambat 2 minggu setelah PK berakhir. Hal-hal yg berkaitan dengan PK 10 bisa dilihat disini.

Pulang ke Surabaya untuk masuk ke kursus bahasa Jerman pertama kali yg udah bolos 5 hari pertama karena harus ikut PK. Awalnya tolah-toleh kowah kowoh karena gak ngerti di kelas orang2 pada ngomong apa.. hahaha. Di kelas superintensiv ini pengajarnya ada dua yaitu Frau Kiky (orang Indonesia asli yg pernah kuliah di Mainz setahun) dan Herr Schreiber (orang Jerman yg lama tinggal di Amsterdam). Karena les setiap hari (senin-jumat) dari pagi sampai siang, kami para peserta les jadi kayak keluarga kecil (nemu lagi keluarga kecil.. hehe), akrab banget.

2 minggu berjalan tapi pengumuman belum keluar. Para peserta PK 10 banyak yg menghubungi LPDP untuk menanyakan kepastian pengumuman. Seminggu kemudian, pagi2 setelah berangkat ke Goethe Institut, ada email masuk. Klik.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Alhamdulillah… saya dinyatakan sebagai awardee LPDP program doktor luar negeri.. senengnya bukan main.. langsung koprol ribuan kali *tapi dalam pikiran* heheheh 😀

Perjuangan belum berakhir di sini, masih ada pengurusan visa ke jerman, dan hal-hal lainnya.

Semoga di kesempatan lain, saya bisa menceritakan pengalaman pertama mendarat di Jerman. 😀

Moral of this story :

– Jangan pernah menyerah, selalu ada jalan bagi yang terus berusaha

– Don’t be afraid to dream and don’t let your dreams just be dreams.

Repost from : rifluqman.wordpress.com

MENGEJAR JERMAN!! #PART1 (GAGAL DAPAT BEASISWA IGSP)

Repost from : rifluqman.wordpress.com

Penulis : Arif Luqman (LPDP-Jerman Awardee)

Jerman, negara yang termahsyur dengan kemajuan teknologinya dan di negeri kita, negara ini identik dengan Pak Habibie, presiden jenius kita.


Saat kuliah S1 akhir tahun ketiga, pihak kampus (ITS Surabaya) mensosialisasikan beasiswa fast track jerman. Beasiswa ini merupakan beasiswa untuk jenjang S2 dan S3 dimana S2 akan dilakukan di ITS sendiri dan dimulai pada tahun keempat mahasiswa S1 dan S3 dilakukan di Jerman.

Begitu mendengar akan ada seleksi beasiswa ini, sayapun sangat bersemangat untuk mendaftar dan alhamdulillah lolos (penerima beasiswa ini saat itu kira-kira 150an mahasiswa di ITS). Siapa yg gak tergiur dengan beasiswa macam ini, udah S1 dan S2 bisa ditempuh dengan (hanya) lima tahun dan bisa lanjut S3 ke Jerman setelah lulus S2 dengan syarat tertentu, yaitu score TOEFL ITP >550 dan mendapat LoA dari niversitas di Jerman.

Kuliah S2 akhirnya selesai dengan susah payah karena jurusan S1 dan S2 saya (terpaksa) tidak linier. S1 saya jurusan Biologi dan S2 saya jurusan Teknik Lingkungan. Ini karena Jurusan Biologi di ITS pada saat itu belum ada progam studi S2 nya sehingga para penerima beasiswa fasttrack harus mengambil jurusan lain yang paling “dekat” dengan Biologi. Sambil menyelesaikan kuliah S2, saya juga berusaha melengkapi persyaratan untuk mendapatkan beasiswa S3 di Jerman, yaitu TOEFL ITP 550 dan LoA dari Universitas di Jerman. Untuk TOEFL, pihak kampus menyelenggarakan kursus bahasa inggris gratis. Dan untuk LoA, alhamdulillah saya mendapat LoA dari Universität Tübingen, Jerman. Usaha mendapat LoA ini pun gak gampang, cerita lika-liku berburu LoA bisa dibaca di sini.

Sekarang, tinggal menyerahkan persyaratan untuk beasiswa S3 yg masih jadi satu dengan program fastrack. Pihak yg mengurusi beasiswa ini kemudian memberikan konfimasi bahwa kami semua (penerima beasiswa ini) tidak bisa secara langsung mendapat beasiswa S3 di jerman walaupun sudah memenuhi syarat di atas, kami harus mengikuti seleksi terlebih dahulu dan mendaftar di beasiswa IGSP (Indonesia-German Scholarship Program) yang diadakan DIKTI.

Dari 150-an penerima beasiswa fastrack Jerman ini, yang mendaftar IGSP ini hanya 5 orang saja. Sementara yag lain sudah ada jalan hidup sendiri yang harus ditempuh (eak..). Setelah 2-3 minggu menunggu akhirnya pengumuman. Dan, Jreng jreeeeng… Alhamdulillah nama saya termasuk yang lolos administrasi. Dari 5 orang teman yang mendaftar 2 yang lolos untuk maju ke tahap wawancara.

Karena saya dan teman saya yg juga lolos berbeda jadwal hari untuk wawancara akhirnya kami berangkat ke Jakarta sendiri-sendiri via kereta ekonomi dengan durasi perjalanan 13-14 jam.. Superrr sekalii.. 😀

Sampai di Jakarta dan numpang tidur di kos an Deka, teman SMP, SMA, dan Kuliah (satu kampus beda jurusan). Esok paginya berangkat menuju Gedung D Kompleks Kemendikbud lantai 10. Berangkat pagi tapi dapat giliran wawancara jam 5 sore.. hahahaha. Akhirnya ngendon numpang tidur di masjid kompleks Kemendikbud.

Sampai jam 4 sore, saya menuju gedung tempat wawancara dan registrasi. Waktu masuk ke lantai tempat wawancara langsung kaget!! Karena banyak bule Jermannya.. Langsung nervous sampai perut agak mules (penyakit bawaan :D).

Waktu giliran wawancara, nama saya dipanggil dan langsung masuk ke ruangan. Oh ya, ruangan wawancara dibagi-bagi sesuai dengan bidang riset yang diajukan atau jurusan yg akan dimasuki. Jadi interviewer merupakan orang-orang yg bener-bener qualified di bidang yg akan kita tekuni. Dan, yang nambah nervous ternyata yang interview ada 7 orang!!!!! 4 orang Jerman dan 3 orang Indonesia!! Beuh!!! Interview dilakukan full in English, dan saya menjawab dengan belepotan. Bukan belepotan karena nervous, tapi memang belepotan karena gak ahli bahasa inggris.. :p

Pertanyaan yang diajukan bisa dibagi dalam poin2 berikut :

  • Riset yang akan dilakukan, baik latar belakang, pengembangan, metodologi, dan semua seluk beluk riset yang akan kita lakukan.
  • Kesiapan kita hidup di Jerman, baik mental, akademis, dll
  • Rencana ke depan setelah lulus
  • Kenapa memilih Jerman, dan apa manfaat studi untuk negara kita dan negara Jerman.

Seperti yg sudah kita tahu, kebanyakan orang Jerman itu keras, dalam artian sangat disiplin dan profesional. Jadi saat ditanyai oleh interviewer dari Jerman rasanya… indescribable!! Untungnya masih ada interviewer dari Indonesia yang agak melumerkan suasana.. 😀 pfft. Interview berjalan kira-kira 60-70 menit tanpa terasa. Moderator wawancara mengatakan pengumuman akan dilakukan lewat email maksimal 2 minggu setelah wawancara.

. . .

Minggu liburan, saya habiskan untuk naik gunung Merbabu. Dan ternyata sesaat setelah turun gunung dan dapat sinyal, saya langsung dapat kabar dari teman kalau dia sudah terima email pengumuman kalau lolos dan dapat beasiswa IGSP!! Karena keadaan alam yang tidak memungkinkan (sinyal lemah banget), saya tidak bisa membuka email. Akhirnya saya menghubungi saudara di rumah dan meminta tolong untuk dibukakan email. Dan ternyata saya tidak dapat email, yang kemungkinan besar saya tidak lolos beasiswa IGSP. Mencoba menenangkan diri dan pulang ke kota kelahiran.

. . .

Sampai di rumah, saya mengecek email berkali-kali dan tetap tidak ada balasan. Keringat dingin mulai keluar, khawatir tidak lolos semakin besar. Akhirnya saya memutuskan mengirim email ke CP untuk IGSP dan beliau membalas yg kira-kira isinya:

“untuk yang lolos kemungkinan besar sudah menerima email semua tetapi karen ini belum sampai 2 minggu setelah wawancara maka ditunggu saja.”

Deg!!! Mbak-mbak CP ini gak menentramkan hati malah bikin dag dig dug. Setelah tiba hari yang ditentukan saya menelepon CP tsb dan mendapat konfirmasi bahwa kemungkinan sangat besar tidak lolos dan disuruh untuk menunggu hasil yang diumumkan via web DIKTI. Pfft.. semakin galau..

Tiap hari buka web DIKTI. Dan pada hari itu (lupa tanggal dan harinya.. hehe), pengumuman hasil seleksi wawancara IGSP keluar. Downloading pdf…. Dan….

Jeng jeng jeeeeengg….

Tidak ada nama saya disitu.. saya periksa berkali dan tetap gak nemu..

Dan akhirnya saya bingung, bingung hidup ini mau dibawa kemana.. (eak alay banget..)

…. Bersambung …

Pindah Wohnung??? Ngurusnya Administrasinya Gampang Kok…

Pengurusan administrasi pindah alamat di Jerman gak ribet bin cepet banget. Berdasarkan pengalaman saya pindah Wohnung (tempat tinggal), karena masa tinggal maksimal di Studentenwohnheim sudah habis dan agak kurang nyaman share dapur dan kamar mandi dengan 14 orang (fiuh.. banyak banget), ngurus administrasinya gampang banget. Pengurusan administrasi pindah alamat harus dilakukan secepatnya, kenapa? karena terkait dengan alamat tujuan surat menyurat kita, mengingat di Jerman banyak sekali sistem administrasi yg melibatkan pos. Yg butuh diurus meliputi administrasi kota tempat tinggal, asuransi, universitas, dan bank.

Pertama dan terpenting, administrasi di kota tempat tinggal. Pengurusan dilakukan di Bürgeramt dengan cuma membawa : Aufenthaltstitel a.k.a residence permit, Wohnungsgeberbestätigung alias dokumen dari pemilik tempat tinggal yang menyatakan kita menyewa di tempat tersebut, dan Mietvertrag a.k.a kontrak sewa di tempat tinggal baru. Buat jaga-jaga, bawa aja Mietvertrag lama dan dokumen yg dirasa penting dan berhubungan. Petugas biasanya melihat tanggal mulai berlaku atau tanggal mulai ditempati di Mietvertrag baru kita. Kalau jarak pengurusan dan penempatan beda terlalu jauh, kita bisa dikenakan denda dengan nominal yg lumayan. Teman saya memberi informasi kalau di kota Tuebingen jika telat mengurus administrasi pindah alamat bisa didenda sekitar 80 Euro.  Nominal denda biasanya tergantung kebijakan kota tempat tinggal. Selain itu, jarak berlakunya denda juga bervariasi, jadi usahakan mengurus administrasi pindah alamat secepatnya setelah mendapat pindah. Di Bürgeramt, setelah mengisi form yg hampir sama dengan saat pertama kali Anmeldung dan menunjukkan kontrak sewa baru, petugas akan meminta residence permit kita. Kemudian residence permit kita akan ditempeli stiker bertuliskan alamat baru kita menutupi alamat lama kita. Fertig! Gampang bin cepat kan… hehehe

Kemudian mengurus administrasi pindah alamat di unversitas. Kalau yg ini, tergantung kebijakan universitas juga. Pengalaman saya, saya hanya perlu mengirim email berisi keterangan alamat baru dengan disertai nama lengkap dan Matrikelnummer. Secara otomatis pihak universitas akan mengganti (contoh di Universitas Tuebingen). Akan tetapi, kemungkinan besar di universitas lain kebijakan yg diterapkan berbeda. Kita harus mengurus ke Studentenskretariat dengan membawa dokumen yg dibutuhkan, misalnya Studentenkarte dan Mietvertrag baru.

Pihak asuransi dan bank juga harus diberitahu mengenai alamat baru kita. Untuk asuransi kesehatan, contoh kasus adalah Mawista (asuransi yg saya pakai), pengurusan pindah alamat hanya perlu dilakukan via email yg ditujukan ke costumer service. Untuk provider asuransi lain, terutama yg cabangnya ada di kota tempat tinggal lebih baik diurus dengan mendatangi kantor cabang. Sedangkan untuk Bank, pengurusan pindah alamat biasanya tidak bisa dilakukan via email karena harus tanda tangan form tertentu (contoh kasus Kreissparkasse Tuebingen). Pengurusan pindah alamat harus membuat termin terlebih dahulu agar kedatangan kita ke Bank tidak sia-sia. Dokumen yang perlu disiapkan tidak jauh beda bahkan pengalaman saya mengurus di Kreissparkasse Tuebingen, tidak perlu memperlihatkan dokumen apapun cukup menandatangani form yg sudah diprintkan oleh pihak bank.

Semoga informasinya bermanfaat.. 🙂

Gruesse aus Tuebingen

 

Penulis : Arif Luqman (Awardee LPDPD Jerman, S3 Eberhard Karls Universität Tübingen)

Mudahnya mengurus visa student ke JERMAN!! (dari sudut pandang lain)

Herzlich Willkommen in Deutschland…kalimat ini akhirnya bisa kembali saya ingat setelah 4 tahun yang lalu kembali dari negeri di atas awan Jerman. Kesempatan kembali ke negeri terkaya di Eropa ini adalah berkah atas dikabulkannya do’a atas perjuangan panjang yang telah dan masih akan dilalui ke depan. Senang dan gembira saja belumlah cukup menggambarkan perasaan luar biasa saya menjadi salah satu penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia yang dikelola oleh LPDP, bolehlah saya megekspresikannya dengan menulis “bahagia bingit” untuk keberhasilan melalui perjalanan yang tidak semua bisa merasakannya. Setelah rangkaian proses pengurusan administrasi LPDP tibalah saatnya mengurus dokumen perjalanan alias visa. Jerman merupakan salah satu negara di Eropa yang menjadi tujuan pendidikan postgraduate bagi seluruh pelajar di dunia, alasan utamanya tentu saja selain karena atmosfer Eropa yang pasti selalu menarik juga karena sistem pendidikannya hampir secara keseluruhan perguruan tinggi di Jerman tidak mensyaratkan tuition fee bagi pelajar dari belahan negeri manapun tanpa membedakan ras, suku, agama, budaya, warna kulit bahkan pilihan capres (looh)…Bulan Juni yang lalu tepat 4 tahun setelah kepulangan saya dari Jerman, kesan pertama ketika mengurus visa Resident Permit di Deutsche Boscaft Jakarta bulan lalu tidaklah serumit dan “se-mengerikan” yang saya baca di blog-blog serta media sosial tentang mengurus visa di Kedubes Jerman-Jakarta. Sensasinya masih sama asyik dan mudah seperti saat mengurus visa tahun 2008, tidak banyak dokumen yang harus disiapkan atau bahkan harus menyediakan ijazah dalam bahasa Jerman seperti yang dituliskan dalam beberapa blog, saya pastikan semuanya PRAKTIS MUDAH dan MURAH!

Pasti ada yg penasaran dengan statement saya di atas kan? (sukur-sukur engga penasaran). Gimana ga mudah kalo saya bandingkan dengan mengurus visa ke United State atau British Visa I would say mudahnya mengurus visa Jerman masih lebih mudah dibanding jurit malam di Pangkalan Halim saat PK, masih lebih mudah dibanding sulitnya menahan kantuk saat session materi PK, bahkan last not least masih lebih murah biayanya dibanding beli tiket Batik Air dari Kupang ke Jakarta buat ikut PK xixixix…(just kidding) loh ya, seriously semua mudah dan murah asal kalian semua melengkapi syarat berikut:

  1. Bikin appointment, caranya susah ga? MUDAH nih klik di sini dengan hanya memasukan no paspor kamu sudah bisa register untuk jadwal interview visa selanjutnya kita akan dikirim notification lewat e-mail. Nah begitu bemberitahuan interview visa diterima segera PRINT email tersebut sebanyak 2x yang akan diserahkan pada saat kita masuk ke Hall pengurusan visa di Lt. 2 Kedubes Jerman. Oh ya, datanglah lebih pagi (SEJAM SEBELUM JADWAL INTERVIEW) biar anda terhindar dari kanker kulit akibat ngantri yang panjang sehingga kulit terbakar panasnya Matahari Thamrin yang menyengat hehehe
  2. APPLICATION FORM bukan VISA SCHENGEN TOURIST FORM loh ya, dapatnya dimana nih mahluk? Nih download Di sini print dalam ukuran A4 sebanyak-banyaknya otherwise kalau salah masih bisa buat lagi. Diisi dengan tinta biru dan tulisan yang terbaca tentunya. Untuk pengisian data mudah dan jelas kok ada petunjuknya dalam bahasa Inggris. Kalau masih gagal paham tulis saja apa yang kita ngerti, selebihnya serahkan pada mukjizat dan kebaikan visa officer yang ramah untuk mengoreksi from visa kita;
  3. PASSPORT INDONESIA yang berwarna HIJAU atau BIRU dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 bulan. Trus pasti ada yang nanya paspor Biru itu apaan? Itu paspor buat PNS/TNI/POLRI yang melakukan perjalanan ke luar negeri dengan tujuan dinas/tugas belajar dengan sumber pembiayaan dari APBN/APBD maupun scholarship dari donor (saya tidak akan membahas detail soal paspor BIRU/DINAS karena percayalah ini tidak terlalu menarik bukan);
  4. CERTIFICATE/DEGREE/TRANSKRIP S1 ATAU S2 semua dalam bahasa INGGRIS/JERMAN dilegalisir oleh Dean/Dekan. Di beberapa blog tetangga ditulis dengan “seram” kalau semua ijazah/STTB/transkrip harus dibikin dari mulai SD-SMP-SMA apakah itu benar???? Pengalaman saya bulan Juni lalu semua TIDAK DIPERLUKAN. Yang diperlukan kalau anda mau melanjutkan S2 cukup Ijazah/Transkrip TERAKHIR begitu pula kalau anda mau melanjutkan S3 cukup melampirkan Ijazah/Transkrip S2 berbahasa INGGRIS/JERMAN yang diterjemahkan oleh sworn translator yang diakui Kedubes Jerman di Jakarta. Bahkan kalau ijazah/transkrip S1 atau S2 kita sudah berbahasa Inggris itu bisa dipakai TANPA PERLU DI TRANSLATE LAGI. See, begitu mudahnya dokumen yang dipersyaratkan bukan??
  5. LoA alias Letter of Acceptance/ Letter of Offer/ADMISSION LETTER itu semua wajib dilampirkan sebagai bukti bahwa kita diterima di salah satu Uni di Jerman. Boleh foto copy ga??? Boleh bingit selama yang asli diperlihatkan;
  6. LoG aka Letter of Guarantee. Ini khusus pelamar visa yang akan kuliah dengan memperoleh pembiayaan dari pihak ketiga sebagai pengganti Blocked Account yang dipersyaratkan dalam pengurusan Visa Student/Resident Permit di Kedubes Jerman. Pertanyaannya susah ga minta LoG? Jawabannya GAMPANG selama kita lolos wawancara LPDP kemudian anda lulus PK, lebih dari itu selama anda mengembalikan draft LoG dan Kontrak yang dikirim LPDP (Mba Rema) dan mengembalikannya via pos ke LPDP untuk ditanda tangani Direktur Endowment Fund nya LPDP. That’s is! Perlu ASLI apa cukup Foto COPY? Jawabannya CUKUP FOTO COPY itu sudah cukup meyakinkan Visa Officer di LOKET 4 yang dikhususkan untuk pemohon Resident Permit/Visa Student;
  7. CV dan Motivation Letter dalam BAHASA JERMAN atau BAHASA INGGRIS. Yes, ini mutlak diminta sebagai dokumen yang menggambarkan siapa kita hingga perlu memohon visa ke Jerman dan apa yang akan kita lakukan selama kita di Jerman. Dengan kata lain dari CV dan MOTLET bisa menjadi protofolio bahwa kita ga cuma ngadon piknik ke Jerman hehehe…
  8. PAS FOTO 3.5cm x 4.5 cm (Foto BIOMETRIC) sebanyak 2 lembar berlatar putih. Pasti ada yang tanya bikinnya dimana dan gimana? Bikin foto ini ga lebih sulit daripada nyari lokasi PK di Graha Insan Cita di Depok looh hehehe…Datang ke studio foto bilang sama mas/mbak nya mau bikin foto buat visa dengan latar putih pasti mereka sudah paham. Kalo masih belum tahu kasih mereka ceramah singkat sampe mereka paham setelah itu giliran anda pasang pose jaim tanpa TERLIHAT GIGI jangan juga SENYUM DIPAKSA karena dipastikan hasilnya gakan bikin anda ca’em, trust me it works!
  9. UANG SEJUMLAH 960.000 IDR ekuivalen EUR 60. Uang pas akan lebih baik karena disana bukan Alfa Mart yang selalu tersedia receh kembalian ataupun permen buat pengganti uang. So ingat pesan Jasa Marga transaksi dengan UANG PAS akan berdampak terhadap kecepatan anda keluar gardu tol (looh). Kembali ke soal tarif, tentunya masih lebih murah dibandingkan biaya Visa Belanda yang mendekati 4.000.000 IDR atau bahkan Visa Inggris yang konon lebih mahal dari Belanda. Jadi kalau masih ada yang murah kenapa masih pilih yang mahal kan sayang uang rakyat dong ah…(dengan kata lain kuliahnya harus ke Jerman nih hehehe)
  10. Last but not Least, SEMUA DOKUMEN di buat dalam RANGKAP DUA serta disusun berurut dan digabung MEMAKAI KLIP TIDAK DI HEKTER kecuali anda penasaran ingin ngeliat wajah si mbak di LOKET 4 bertampang kaya Luiz Suarez xixixixix…

 

Well, saya pikir itu saja sih syarat dan prosedur mengurus visa student/reseident visa di Deutsche Boschaft Jakarta. Masih ada FORM SURAT PERNYATAAN yang akan diberikan pada saat kita sudah sampai di loket 4, itu adalah form tergampang dalam sejarah hidup saya berurusan dengan masalah administrasi. Gimana ga gampang wong cara ngisinya cuma centang-centang di kotak pertanyaan trus nulis no HP dan tanda tangan. See, bisa anda bayangkan semua aktifitas centang mencentang itu masih lebih gampang dibanding milih foto caleg waktu PILEG kemaren pokonyah…setelah itu selesai kita akan diminta scan sidik jari semua sebanyak 2x. Jadi pastikan SELURUH JARI anda ikut hadir di Kedubes Jerman karena sejatinya jari kaki kita belum bisa menggantikan kehadirannya (CMIIW).

DONE! Kalau semua proses di atas selesai kita hanya perlu tersenyum optimis, berharap selembar INVOICE VISA yang segera di scan untuk dikirim ke Mas Fendhy di LPDP segera berganti cash di rek BRI masing-masing berikut kedermawanan mas Fendhy mengirim Settlement Allowance pertama. Ini bisa menjadi penghibur dikala cemas menunggu keluarnya visa kita 8 minggu yang akan datang (ya delapan minggu…iya betul 2 bulan..eh maaf 60 hari denk).

 

Baiklah tulisan ini hanya curhat yang tidak terlalu bermakna silahkan dinikmati dan semoga tidak melahirkan rasa benci anda kepada penulis. Satu hal yang akan selalu saya ingatkan bahwa kamu yang lagi baca tulisan ini adalah saudara satu rahim saya..iya kamu dan aku adalah anak rahim LPDP.

Penulis : Roni Soesman (Awardee LPDP Jerman, S3 Technische Universitaet Berlin)

Repost dari : https://lpdp10.wordpress.com/